Kisah Letkol Atang Sendjaja, Prajurit Kebanggan Jawa Barat yang Namanya Dijadikan Lapangan Terbang di Bogor
Atang gugur saat mengawal helikopter raksasa yang didatangkan langsung dari negara tirai besi.
Atang gugur saat mengawal helikopter raksasa yang didatangkan langsung dari negara tirai besi.
Kisah Letkol Atang Sendjaja, Prajurit Kebanggan Jawa Barat yang Namanya Dijadikan Lapangan Terbang di Bogor
Pangkalan TNI Angkatan Udara Atang Sendjaja yang berada di Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, jadi salah satu tonggak sejarah kemajuan Angkatan Udara Republik Indonesia yang ketika itu bernama AURI.
Nama Atang Sendjaja diketahui berasal dari seorang prajurit kebanggaan Jawa Barat, yakni Letnan Kolonel (Letkol) Atang Sendjaja. Ia lahir di Bandung pada 17 Maret 1928.
-
Siapa Bapak TNI AU? Ternyata setelah dewasa ia justru menjadi tokoh yang berpengaruh di dunia penerbangan dan dikenal sebagai Bapak TNI Angkatan Udara.
-
Dimana Marsekal Fadjar pernah bertugas sebagai penerbang? Marsekal TNI Fadjar pernah mendapat amanat sebagai penerbang A-4 Skyhawk di Skuadron 11 Lanud Sultan Hasanuddin.
-
Siapa pendiri TNI AU? Marsekal Suryadi Suryadarma adalah pendiri TNI AU. Dia membangun kekuatan udara hampir dari nol.
-
Apa inspirasi yang diberikan Agustadi Sasongko Purnomo kepada TNI? Pengalaman Agustadi pernah bertugas nyaris di seluruh wilayah Indonesia, yakni untuk melaksanakan operasi-operasi militer penting. Mulai dari Operasi Seroja 1975, Operasi Pamungkas 1978, Operasi Kikis 1981, Operasi Kilat 1983 (wilayah operasi di Timor-Timur sebelum berpisah dri Indonesia). Kemudian, Operasi Jaring Merah I-IV 1991-1994 (wilayah operasi Aceh), dan Operasi Nuri 01 2001 (wilayah operasi Irian Barat).
-
Siapa pahlawan nasional dari Langkat? Amir Hamzah merupakan salah sastrawan Indonesia angkatan Pujangga Baru.
-
Dimana Jenderal Bambang Utoyo lahir? Jenderal TNI AD ini lahir di pantai utara JawaTimur, petanya di Kabupaten Tuban pada 20 Agustus 1920.
Atang memiliki karier yang gemilang sejak masuk Sekolah Perwira Perbekalan (logistik) dan Sekolah Ilmu Siasat (SIS) pada tahun 1955. Usai lulus, Atang mendapat gelar Letnan Muda Udara Satu atau setara dengan calon perwira.
Saking gemilangnya sosok Atang, dirinya pernah dikursuskan di Moskow, Uni Soviet (Rusia) dalam bidang pertahanan angkatan udara. Ia juga banyak dilibatkan dalam pembelian alutsista.
Sayangnya, karier Atang berakhir saat mengawal helikopter raksasa yang didatangkan langsung dari negara tirai besi. Berikut kisah selengkapnya.
Sepak Terjang Prajurit Kebanggaan Jawa Barat
Semenjak belajar di sekolah perwira angkatan udara, Atang memang menjadi salah satu siswa yang menonjol di sana.
Merujuk laman lanud-atangsendjaja.tni-au.mil.id, Atang memulai karier saat ditugaskan di Markas Besar Angkata Udara (MBAU) Jakarta.
Karena prestasinya yang gemilang, karier Atang kemudian meningkat, menjadi Letnan Udara Dua atau Letkol Dua. Sebelumnya Atang dikenal sebagai sosok Perwira Teknik yang bersahaja dan memiliki sepak terjang yang bagus di bidang yang ia geluti, yakni seputar teknik penerbangan.
Dilibatkan dalam Misi Pembelian Alat Perang
Karena piawai di bidang pertahanan udara, Atang lantas dilibatkan di dalam misi pembelian alat utama sistem senjata (alutsista) untuk keperluan militer dalam negeri.
Pada 1960, AURI memang tengah menguatkan sistem pertahanan negaranya dengan memborong alat angkut udara untuk militer yakni helikopter Mi-6.
Mengutip Indo Militer, Mi-6, menjadi helikopter kebanggaan Republik Indonesia karena kemapuannya yang andal. Heli ini salah satu yang terbesar di dunia kala itu. Fungsinya untuk mengangkut kendaraan lapis baja ringan dalam operasi di daerah konflik terpencil.
Dikursuskan di Moscow
Pada 12 Januari 1961, Atang Sendjaja diberangkatkan ke Moscow, Uni Soviet untuk mengikuti kursus Advanced Operations & Maintenance Course.
Ini merupakan pendalaman ilmu untuk operasi militer dan perbaikan alutsista.
Setelah kembali, ia masih dilibatkan dalam pembelian Mi-6, sebanyak 6 hingga 11 unit untuk kebutuhan dalam negeri.
Pembeliannya dilakukan mulai 1965 sampai 1966, yang ketika itu memakan korban sosok Atang Sendjaja sendiri.
Gugur saat Kawal Helikopter Uni Soviet
Pada 1966, Atang Sendjaja diangkat menjadi Komandan Departemen Materiil 091 Tanjung Priuk dengan pangkat Kapten Udara. Saat itu ayah lima anak tersebut turut merintis satu skuadron helikopter.
Pada 29 Juli di tahun itu menjadi hari duka bagi AURI. Markas Besar Angkata Udara (MBAU) Jakarta mendapat kabar bahwa Atang Sendjaja gugur saat mengawal sejumlah unit helikopter Mi-6 yang baru datang dari Uni Soviet di Pelabuhan Tanjung Priok.
Ketika itu, heli baru saja dipindahkan dari atas kapal ke sebuah truk khusus untuk diantar ke Lanud Halim Perdana Kusumah. Atang pun masuk ke dalam heli dan mengecek kondisinya.
Ketika itu juga buntut helikopter tersangkut di kabel listrik bertegangan tinggi sebelum masuk Lanud Halim Perdana Kusumah. Atang yang berada di dalam kabin besi pun terperangkap dan meninggal seketika karena terkena tegangan listrik.
Dimakamkan di TPU Kalibata dan Namanya Jadi Lapangan Terbang di Bogor
Almarhum Atang kemudian dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta. Pangkatnya juga dinaikkan secara Anumerta menjadi Letkol Udara Anumerta.
AURI juga mengabadikan nama Atang Sendjaja menjadi Pangkalan Udara Atang Sendjaja di Bogor, setelah sebelumnya bernama Pangkalan Udara Semplak.
Saat ini namanya menjadi TNI Angkatan Udara Atang Sendjaja dan komandonya berada langsung di bawah Komando Operasi TNI AU I Jakarta.
Tugas utamanya adalah menyiapkan pembinaan dan pengoperasian seluruh satuan yang berada di bawah jajarannya.
Gerbang masuk Lanud Atang Sendjaja