Sambungan telepon terakhir sang ayah dengan Lettu Wiradhy
Pringgono tak menyangka itu menjadi pembicaraan terakhir dengan anaknya.
Pringgono (57) tak menyangka bakal ditinggalkan sang anak selamanya, Letnan Satu Corp Penerbang (CPN) Wiradhy Tri Darwoko. Perwira TNI-Angkatan Darat itu meninggal akibat kecelakaan pesawat di Poso, Sulawesi Tengah, pada Minggu (20/3).
"Terakhir Kamis saya masih ngobrol bersama dia lewat sambungan telepon," kata Pringgono kepada merdeka.com di rumah duka Komplek Sapta Taruna 3, Kementerian Pekerjaan Umum RT 3/RW 34, Kelurahan Bojongrawalumbu, Kecamatan Rawalumbu, Kota Bekasi, Senin (21/3).
Pringgono mengatakan, ketika itu dia sengaja menelepon anaknya sedang bertugas di Poso sejak 15 Maret. Dia menanyakan kabar anaknya sejak bertugas di daerah itu. Kebetulan dia juga sedang berdinas di Makassar, Sulawesi Selatan, bersama pegawai Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
"Ngobrol biasa, bercanda seperti biasa. Enggak ada firasat apapun sebelum ada kejadian ini," kata Pringgono.
Ternyata obrolan itu merupakan yang terakhir. Soalnya, Pada Minggu tengah malam, dia mendapat kabar langsung dari komandan Wiradhy kalau anak bungsunya meninggal karena kecelakaan di Poso. Keluarga sempat syok mendengar kabar itu, tetapi tetap mengikhlaskan kepergiannya.
Helikopter milik TNI Angkatan Darat jenis Bell 412 EP nomor HA 5171 mengalami kecelakaan di Poso, Sulawesi Tengah, Minggu (20/3), sekitar pukul 17.55 WITA. Helikopter buatan Amerika Serikat itu ditumpangi 13 orang kabarnya jatuh usai disambar petir.