Sambut Tahun Baru 2023, Tren Kasus Covid Membaik di 3 Pekan Terakhir
Meski tren terus mengalami perbaikan, masyarakat diminta untuk terus waspada karena pandemi Covid-19 belum usai.
Dua pekan jelang tahun baru 2023, tren kasus Covid-19 menunjukkan perbaikan dalam tiga pekan terakhir. Perbaikan itu terlihat pada sejumlah indikator.
"Kalau kita lihat datanya, angka Covid ini memang dalam tiga pekan terakhir itu, semua indikatornya membaik. Baik jumlah kasus, keterisian tempat tidur di rumah sakit (BOR), keterisian ICU sampai kematian itu alhamdulillah menurun dalam tiga pekan terakhir," kata Vaksinolog Dirga Sakti Rambe dalam Virtual Class: Kasus COVID-19 Terus Terkendali yang diikuti secara daring di Jakarta, Rabu (21/12).
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Bagaimana Pilkada 2020 diselenggarakan di tengah pandemi? Pemilihan ini dilakukan di tengah situasi pandemi COVID-19, sehingga dilaksanakan dengan berbagai protokol kesehatan untuk meminimalkan risiko penularan.
-
Bagaimana kasus-kasus viral ini diusut polisi? Ragam Kasus Usai Viral Polisi Baru Bergerak Media sosial kerap menjadi sarana masyarakat menyuarakan kegelisahan Termasuk jika berhubungan dengan kepolisian yang tak kunjung bergerak mengusut laporan Kasus viral yang baru langsung diusut memunculkan istilah 'no viral, no justice'
-
Kapan kasus Covid-19 pertama di Indonesia diumumkan? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
Dirga menuturkan pemantauan baik tersebut akhirnya seiring dengan rencana Presiden RI Joko Widodo mencabut PPKM pada akhir tahun 2022 ini. Artinya, Indonesia siap menyongsong Indonesia endemi.
Meski tren terus mengalami perbaikan, Dirga mengingatkan semua pihak untuk terus waspada karena pandemi COVID-19 belum usai. Seharusnya, perbaikan situasi dijadikan pembelajaran masyarakat untuk melindungi orang-orang yang masih rentan terhadap penularan seperti lansia, orang yang belum melakukan vaksinasi atau mendapatkan dosis lengkap dan penderita komorbid atau penyakit penyerta.
"Buat sebagian besar orang dewasa yang muda, sehat, tidak ada komorbid, akan lebih siap memasuki endemi. Tapi bagi mereka yang komorbid ini mesti waspada, hati-hati sekali," katanya.
Dirga melanjutkan bahwa justru pada masa landailah pemberian vaksin harus diperkuat. Sebab dalam banyak penelitian, antibodi terbukti berkurang lewat dari tiga sampai enam bulan. Pada rentang waktu itu juga, dapat dipastikan kasus Covid-19 akan kembali mengalami gelombang puncak berikutnya.
"Katakan gelombang kita sekarang sudah turun, kita harus waspada pada bulan-bulan Februari, Maret, April jangan sampai ada gelombang baru," ucap Dirga.
Ia membeberkan di DKI Jakarta misalnya. Pasien dirawat di rumah sakit adalah pasien dengan gejala berat Covid-19 dan belum melakukan vaksinasi. Padahal booster bisa menurunkan risiko kematian akibat COVID-19 sampai dengan 4,5 kali dibandingkan dengan yang belum vaksin sama sekali.
Menurutnya walaupun pemerintah memiliki rencana untuk menyongsong endemi, kebijakan itu masih bersifat buka tutup. Artinya, semua kebijakan masih bisa berubah sewaktu-waktu sesuai dengan kondisi yang ada.
Dirga mengajak masyarakat untuk merayakan dan melewati libur Natal dan Tahun Baru 2023 dengan situasi yang aman bagi semua, karena bertepatan pula dengan libur sekolah anak-anak.
Ia mengajak semua pihak untuk menyegerakan vaksinasi booster pertama dan booster kedua bagi lansia, serta mengingat bahwa sejatinya COVID-19 belum berakhir dan tidak ada waktu untuk lengah, di tengah terjadinya lonjakan kasus positif di negara lain seperti China akibat varian baru.
"Covid sampai hari ini belum selesai pandeminya dan Covid masih ada. Tapi betul saya di rumah sakit merasakan betul bahwa jumlah kasusnya menurun," kata Dirga.
Data Satgas Covid-19 per tanggal 20 Desember 2022 hingga pukul 12.00 WIB menunjukkan, kasus positif mengalami penambahan 1.297 kasus dan totalnya menjadi 6.711.703, sementara kasus aktif turun 1.511, sehingga jumlahnya tersisa 25.727 kasus.
Angka kesembuhan juga terus naik, dengan bertambah 2.781 orang menjadi 6.525.525 orang. Namun, kematian juga bertambah 27 jiwa menjadi 160.451 jiwa.
Baca juga:
Update 21 Desember 2022: Kasus Aktif Covid-19 Berkurang jadi 24.408
Tanggapi Pemerintah, Pakar Tegaskan Status Endemi Covid-19 Diputuskan WHO
Airlangga: Indonesia Sudah Masuk Endemi Covid-19
Pandemi Covid-19 Membaik, Presiden Jokowi akan Menghentikan PPKM
Buku Penanganan Covid-19 dan PEN, Jadi Pelajaran Berharga untuk Ekonomi RI
Banyak Negara G20 Ingin Belajar dari Indonesia soal Cara Mengatasi Pandemi Covid-19