Sastrawan Yogya tantang tim juri '33 Tokoh Sastra' debat publik
"Silakan kalian yang tentukan tempat, di mana pun kami akan datang," tantang Saut Situmorang.
Berbagai cara dilakukan beberapa sastrawan asal Yogyakarta untuk menentang penobatan Denny JA sebagai salah satu dari '33 Tokoh Sastra Indonesia Paling Berpengaruh'. Setelah melakukan petisi penghentian sementara peredaran buku, mereka juga menantang Tim 8, sebutan juri, untuk berdebat di hadapan publik.
"Silakan kalian yang tentukan tempat, di mana pun kami akan datang," tantang Saut Situmorang, pentolan kelompok sastrawan Boemipoetra, kepada merdeka.com di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, belum lama ini.
Saut mengatakan, debat publik penting dilakukan agar Tim 8 bisa mempertanggungjawabkan apa yang telah dibuatnya kepada masyarakat sastra secara luas.
Soal petisi penghentian sementara peredaran buku yang dicap 'Orde Baru' oleh Denny JA, Saut tidak ambil pusing. Dia hanya berkomentar pendek.
"Kalau kami disebut fasis oleh seorang neolib itu sebuah kehormatan besar. Kita harus bangga. Ini bukan sarkasme," kata Saut sambil tertawa.
Sementara itu, kritikus sastra asal Yogyakarta, Katrin Bandel meminta Denny JA membedakan antara pelarangan buku dan penghentian sementara peredarannya.
"Toh buku masih beredar, jadi tidak dilarang. Hanya saja asumsinya, ketika buku sudah beredar, buku itu harus bisa dipertanggungjawabkan. Ini kan tidak bisa dipertanggungjawabkan," kata Katrin, yang juga istri Saut.
Perempuan kelahiran Jerman ini menganalogikan, buku '33 Tokoh Sastra Indonesia Paling Berpengaruh' yang ditulis oleh beberapa sastrawan, dengan buku tentang 100 tempat makan paling sehat yang ditulis para dokter.
"Mereka seakan-akan bisa mewakili institusi dan meyakinkan publik, tapi tahu-tahu tidak bisa dipertanggungjawabkan," kata dosen Pascasarjana Universitas Sanata Dharma Yogyakarta itu.
Seperti diketahui, masuknya nama Denny JA ke dalam '33 Tokoh Sastra Indonesia Paling Berpengaruh' telah memicu polemik. Tidak hanya kritik, petisi pun sudah dikeluarkan oleh kalangan pencinta sastra untuk menghentikan peredaran buku tersebut. Buku itu disusun oleh Tim 8 yang diketuai Jamal D Rahman, bekerjasama dengan Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin.
Baca juga:
Pemenang lomba puisi esai kembalikan hadiah uang ke Denny JA
Sastrawan Yogya tuding Denny JA rekayasa nama agar masuk buku
Denny JA masuk 33 Tokoh Sastra, redaktur majalah Horison mundur
Denny JA kritik balik petisi stop peredaran buku 33 Tokoh Sastra
Muncul petisi stop peredaran buku '33 Tokoh Sastra'
-
Kenapa Denny Chandra menjual aset-asetnya? "Itu mobil aku empat semua dijual-jualin tuh. Dari mulai SLK 2 pintu, ada Alphard, Caravelle, ada Teana. Itu satu-satu dijualin hanya untuk menyambung hidup," lanjut kang Denny.
-
Kapan Denny Caknan lahir? Denny Setiawan, yang lebih dikenal dengan nama panggung Denny Caknan, adalah seorang penyanyi dangdut terkemuka asal Ngawi. Ia lahir pada 10 Desember 1993.
-
Apa saja aset Denny Chandra yang dijualnya? "Itu mobil aku empat semua dijual-jualin tuh. Dari mulai SLK 2 pintu, ada Alphard, Caravelle, ada Teana. Itu satu-satu dijualin hanya untuk menyambung hidup," lanjut kang Denny.
-
Kapan survei LSI Denny JA dilakukan? Sebagai informasi, survei LSI Denny JA ini dilakukan mulai 26 Januari hingga 6 Februari 2024.
-
Bagaimana Dek Cunda terlihat mirip dengan Denny Caknan? Dengan wajahnya yang mulai diperlihatkan sedikit demi sedikit, netizen mengatakan bahwa Dek Cunda adalah versi mini dari Denny Caknan.
-
Kenapa Denny Sumargo berterima kasih kepada Tuhan? "Terima kasih Tuhan atas kesempatan ini, saya Denny Sumargo, menyerahkan anak dan istri saya ke dalam tangan-Mu," ungkap Denny Sumargo di Instagram pribadi. "Saya pernah ngomong sama Tuhan, kalau Tuhan berkehendak saya tidak punya keturunan, maka saya bersyukur saya diberikan wanita yang luar biasa," ucap Densu. Seperti yang diketahui, Oliv sempat mengalami keguguran sebanyak tiga kali."Tapi kalau Tuhan ingin memberikan saya keturunan, lihatlah istri saya, bukan untuk saya," ucap Denny Sumargo.