Satgas Klaim Kendalikan Kasus Covid-19 saat Libur Panjang Natal dan Tahun Baru
Pada 2 Januari 2022, kasus Covid-19 mingguan nasional meningkat sebanyak 1.500. Sementara proyeksi akhir 2021, ada tiga kemungkinan kenaikan kasus pada awal Januari 2022.
Satuan Tugas Penanganan Covid-19 mengklaim Indonesia berhasil melewati libur panjang Natal 2021 dan Tahun Baru 2022 dengan kondisi kasus terkendali. Klaim ini merujuk pada kenaikan kasus Covid-19 di awal 2022 yang jauh lebih rendah dari proyeksi akhir 2021.
"Kabar baiknya, meskipun saat ini kasusnya sedikit mengalami peningkatan, namun masih jauh lebih rendah bahkan dari estimasi yang diprediksi paling mungkin terjadi," kata Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito, Rabu (26/1).
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
-
Apa itu Vaksin Herpes Zoster? Vaksin Herpes ZosterSangat penting bagi masyarakat untuk melakukan pencegahan dengan mendapatkan vaksin Herpes Zoster. Hal ini agar kondisi seperti yang dijelaskan sebelumnya bisa dicegah. Vaksin Herpes Zoster sendiri perlu didapatkan oleh kelompok usia 50 tahun ke atas.
-
Kenapa bentuk kapsid virus berbeda-beda? Bentuk kapsid sangat bergantung pada jenis virusnya. Kapsid virus bisa berbentuk bulat, polihedral, heliks, atau bentuk lain yang lebih kompleks. Kapsid tersusun atas banyak kapsomer atau sub-unit protein.
-
Kapan peningkatan kasus Covid-19 terjadi di Jakarta? Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Apa gejala Covid Pirola? Mengenai gejala yang ditimbulkan akibat infeksi Pirola, diketahui belum ada gejala yang spesifik seperti disampaikan ahli virologi dari Johns Hopkins University, Andrew Pekosz, dilansir dari Liputan 6.Namun, tetap saja ada tanda-tanda yang patut untuk Anda waspadai terkait persebaran covid Pirola. Apabila terkena COVID-19 gejala umum yang terjadi biasanya demam, batuk, sakit tenggorokan, pilek, bersih, lelah, sakit kepala, nyeri otot serta kemampuan indera penciuman berubah, maka gejala covid Pirola adalah sakit tenggorokan, pilek atau hidung tersumbat, batuk dengan atau tanpa dahak, dan sakit kepala.
Pada 2 Januari 2022, kasus Covid-19 mingguan nasional meningkat sebanyak 1.500. Sementara proyeksi akhir 2021, ada tiga kemungkinan kenaikan kasus pada awal Januari 2022.
Pertama, kasus Covid-19 mingguan akan meningkat hingga 400.000 apabila terjadi penularan secara maksimal. Kedua, kasus meningkat 250.000 per minggu jika terjadi penularan sebesar 50 persen. Ketiga, kasus Covid-19 paling mungkin meningkat hingga 80.000 per minggu.
Testing Meningkat dari Target WHO
Menurut Wiku, terkendalinya kasus Covid-19 pada awal 2022 diikuti dengan testing yang meningkat hingga lebih dari 400 persen dari target Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Meskipun keterisian tempat tidur ruang isolasi rumah sakit rujukan Covid-19 sedikit mengalami kenaikan, namun tetap di bawah 10 persen.
Kasus Covid-19 harian juga sedikit mengalami kenaikan, namun tetap rendah jika dibandingkan dengan tren di bulan November sampai Desember 2021.
"Kesimpulannya, kita telah berhasil untuk pertama kalinya melewati periode libur panjang Nataru dengan tetap mempertahankan kondisi kasus yang terkendali," ujarnya.
Dia mengapresiasi masyarakat, pemerintah pusat, dan pemerintah daerah yang telah bekerja sama mengendalikan kasus Covid-19 pada awal Januari 2022. Pemerintah pusat dan daerah telah berkoordinasi untuk mempersiapkan fasilitas pelayanan kesehatan, melaksanakan vaksinasi, dan pengawasan protokol kesehatan di tempat umum. Sedangkan masyarakat telah patuh menerapkan protokol kesehatan.
"Terlebih pula, kita berhasil mempertahankan kondisi ini di tengah keberadaan varian Omicron yang lebih menular dan berpotensi membuat lonjakan kasus signifikan. Pembelajaran dari keberhasilan kasus ini akan terus kita pegang sebagai modal ke depan, terlebih saat ini masih terjadi sedikit kenaikan kasus," kata Wiku.
(mdk/gil)