Satgas: Kondisi Kasus Covid-19 Sudah Membaik, Masyarakat Jangan Lengah
“Intinya begini, kita kondisinya sudah sangat membaik. Tapi kita harus terus konsisten. Jangan lengah, jangan euforia,” katanya.
Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satuan Tugas Penanganan COVID-19 (Satgas) Sonny Harry B. Harmadi mengimbau masyarakat untuk tidak terlalu senang dengan kondisi Tanah Air yang telah mengalami penurunan kasus aktif COVID-19 di sejumlah daerah.
“Intinya begini, kita kondisinya sudah sangat membaik. Tapi kita harus terus konsisten. Jangan lengah, jangan euforia,” katanya dalam acara Dialog Produktif Semangat Selasa bertajuk “Jangan Abai, Jangan Lepas Maskernya”, yang dipantau secara daring di Jakarta dilansir Antara, Selasa (31/8).
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Bagaimana mutasi virus Corona pada pria tersebut terjadi? Selama masa infeksi, dokter berulang kali mengambil sampel dari pria tersebut untuk menganalisis materi genetik virus corona. Mereka menemukan bahwa varian asli Omicron BA1 telah mengalami lebih dari 50 kali mutasi, termasuk beberapa yang memungkinkannya untuk menghindari sistem kekebalan tubuh manusia.
-
Bagaimana cara mencegah Covid Pirola? CDC menyarankan masyarakat untuk melindungi diri dari virus ini karena masih belum jelas tentang seberapa pesat varian ini dapat menyebar. Untuk itu, sebagai tindakan pencegahan masyarakat diminta untuk melakukan hal berikut:• Dapatkan vaksin Covid-19.• Jalani tes Covid.• Cari pengobatan jika Anda mengidap Covid-19 dan berisiko tinggi sakit parah• Jika Anda memilih untuk memakai masker, kenakan masker berkualitas tinggi yang pas di hidung dan mulut.• Tingkatkan ventilasi udara.• Selalu mencuci tangan usai beraktivitas.
-
Apa gejala Covid Pirola? Mengenai gejala yang ditimbulkan akibat infeksi Pirola, diketahui belum ada gejala yang spesifik seperti disampaikan ahli virologi dari Johns Hopkins University, Andrew Pekosz, dilansir dari Liputan 6.Namun, tetap saja ada tanda-tanda yang patut untuk Anda waspadai terkait persebaran covid Pirola. Apabila terkena COVID-19 gejala umum yang terjadi biasanya demam, batuk, sakit tenggorokan, pilek, bersih, lelah, sakit kepala, nyeri otot serta kemampuan indera penciuman berubah, maka gejala covid Pirola adalah sakit tenggorokan, pilek atau hidung tersumbat, batuk dengan atau tanpa dahak, dan sakit kepala.
-
Apa itu virus? Virus adalah mikroorganisme yang sangat kecil dan tidak memiliki sel. Virus merupakan parasit intraseluler obligat yang hanya dapat hidup dan berkembang biak di dalam sel organisme biologis.
-
Kapan virus menginfeksi sel inang? Virus dapat bertindak sebagai agen penyakit dan agen pewaris sifat. Dalam kehidupan sehari-hari, virus tidak lagi terdengar asing bagi kita. Bermacam-macam virus dapat menimbulkan berbagai penyakit pada tubuh manusia yang tidak diinginkan. Jika tubuh kita dalam kondisi menurun (lemah), maka kita dapat dengan mudah terserang penyakit atau virus. Virus dapat bertindak sebagai agen penyakit dan agen pewaris sifat. Sebagai agen penyakit, virus memasuki sel dan menyebabkan perubahan-perubahan yang membahayakan bagi sel, yang akhirnya dapat merusak atau bahkan menyebabkan kematian pada sel yang diinfeksinya. Sebagai agen pewaris sifat, virus memasuki sel dan tinggal di dalam sel tersebut secara permanen.
Ia mengemukakan tantangan yang kembali dihadapi Indonesia setelah keadaan berangsur membaik adalah meningkatnya mobilitas masyarakat setelah penurunan level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di beberapa daerah.
“Tetapi satu hal, mobilitas mulai meningkat lagi. Jadi tantangan ketika mobilitas meningkat, tentu risiko penularan meningkat kembali,” katanya.
Ia menjelaskan walaupun kegiatan vaksinasi telah digencarkan dan tingkat kesadaran masyarakat akan protokol kesehatan telah mencapai angka 60 persen, apabila kepatuhan protokol kesehatan menurun dan masyarakat menjadi lengah, hal tersebut akan memberikan dampak pada peningkatan kasus aktif COVID-19.
Menurut dia Indonesia perlu berkaca dari pengalaman negara-negara besar lainnya, di mana tingkat kasus aktif terus meningkat dengan tinggi karena tidak melakukan proteksi diri melalui protokol kesehatan.
“Kita belajar dari pengalaman negara lain. Walaupun tingkat vaksinasinya sudah tinggi, ketika mereka melonggarkan protokol kesehatan, diperbolehkan tidak menggunakan masker di wilayah publik, tidak menjaga jarak, kasusnya melonjak lagi” katanya.
Agar kenaikan kasus aktif dapat terus diturunkan, diharapkan seluruh pihak dapat terus patuh dan menjaga kesehatan seperti memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan pakai sabun (3M) ataupun melalui penggunaan layanan kesehatan digital seperti aplikasi peduli lindungi, serta menyegerakan suntik vaksin, demikian Sonny Harry B. Harmadi.
Baca juga:
Rentannya Anak Terpapar Covid-19 Varian Delta, Waspadai Gejalanya
AHY Soroti Angka Kematian Akibat Covid Masih Tinggi
Densus 88 Sebut Pandemi Covid-19 Dijadikan Bahan Motivasi Kelompok Teroris
Masyarakat Diminta Patuh dan Sadar Protokol Kesehatan Cegah Penularan Covid-19
Belajar dari Lonjakan Kasus Covid-19 di Negara Lain, Masyarakat Jangan Lengah