Satu arah di Bogor berjalan 2 bulan, lalu lintas masih semrawut
Hal itu diperparah dengan banyaknya warga memarkir kendaraan di pinggir jalan.
Sistem Satu Arah (SSA) diberlakukan mengatasi kemacetan di seputar Istana dan Kebun Raya Bogor sejak 1 April, ternyata masih menyisakan persoalan. Kesemrawutan di beberapa persimpangan jalan di Kota Bogor masih terjadi.
Berbagai upaya dilakukan untuk mengatasinya. Namun bukannya lancar yang didapat di ruas jalur terdampak, tapi kemacetan semakin menjadi.
Belum banyak manfaat dirasakan masyarakat terkait rekayasa lalu lintas yang diberlakukan di lingkar Kebun Raya dan Istana Bogor (Jalan Pajajaran, Otista, Juanda dan Jalak Harupat) itu. Berdasarkan pantauan paska dipermanenkannya SSA, yang lancar hanya di satu ruas jalan saja, yakni Jalan Ir H Juanda (Depan Bogor Trade Mall hingga depan Markas Denpom). Saat akhir pekan dan hari libur nasional, SSA nyaris tidak efektif.
Tak banyak yang dilakukan Dinas Lalu Lintas Angkutan dan Jalan (DLLAJ) Kota Bogor buat memperbaiki efek dari kebijakan itu. Kemarin, Selasa (19/7), DLLAJ Kota Bogor hanya membongkar median jalan di simpang jalan tak efektif, dan memasang pembatas jalan (kerucut) plastik di Jalan Ir H Juanda-Kapten Muslihat.
Wakil Wali Kota Bogor, Usmar Hariman, saat melakukan inspeksi mendadak di menyesalkan banyaknya orang tua siswa Sekolah Budi Mulia memarkirkan kendaraannya di tepi jalan. Hal itu juga mengakibatkan kesemrawutan lalu lintas.
"Ini memang masih harus terus disosialisasikan kepada masyarakat, apalagi ini baru dua hari diberlakukan. Rekayasa lalu lintas ini juga bertujuan untuk memperlancar arus lalu lintas, maka harus didukung semua pihak," ungkap Usmar, Rabu (20/7).
Selain masalah sosialisasi, Usmar juga meminta agar disiagakannya petugas DLLAJ di lokasi itu. Tak hanya itu, dirinya juga meminta agar perlunya ketegasan dari petugas kepada para pengendara yang tidak disiplin.
"Dengan begitu pengendara bisa tertib dan arus lalu lintas juga lancar," tuturnya.
Rekayasa lalu lintas yang dilakukan DLLAJ itu menutup median jalan, dan memasang canstin dan water barrier mulai dari depan Gedung DPRD hingga ke arah Mako Polwil. Akibat penutupan itu, kini para pengendara hendak menuju Jembatan Merah dari Gedung DPRD harus berbelok dulu ke kiri, dan baru memutar di dekat lampu pengatur lalu lintas simpang Jalan Juanda.
Kepala Seksi Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas DLLAJ Kota Bogor, Dody Wahyudin mengatakan, selain mengefektifkan simpang jalan, rekayasa juga dilakukan buat mengurai kemacetan akibat perputaran kendaraan, atau yang akan berbelok ke arah Budi Mulia dan DPRD Kota Bogor.
"Jadi, nanti kendaraan yang dari arah Jembatan Merah itu beloknya di bekas lampu merah simpang Jalan Juanda. Begitu juga kendaraan yang keluar dari gedung DPRD. Tidak bisa lagi langsung belok kanan, tapi harus ke arah kiri dulu baru berbelok di simpang lampu merahnya," jelasnya.
Pembongkaran median jalan dekat lampu pengatur lalu lintas di simpang Jalan Juanda itu, kata Dody, sudah dilaksanakan pihaknya bersama dengan Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (DBMSDA) Kota Bogor beserta Satuan Lalu Lintas Polres Bogor Kota. "Karena mereka (DBMSDA) yang melakukan pengaspalan kembali jalannya. Sedangkan mengatur arus lalu lintas pihak kepolisian kami berkoordinasi dengan Satuan Lalu Lintas (Satlantas)," jelasnya.