SBY gelar rapat dengan menteri sebelum balas surat PM Australia
SBY telah bertindak tegas dengan menghentikan semua hubungan militer, tukar menukar informasi serta people smuggling.
Presiden SBY akan mencari waktu yang tepat untuk merespons surat jawaban Perdana Menteri Australia Tony Abbot mengenai informasi penyadapan terhadap Presiden SBY dan sejumlah pejabat Indonesia oleh intelijen Australia
"Nanti pada kesempatan yang tepat akan direspons," kata Juru bicara Presiden untuk urusan luar negeri Teuku Faizasyah di Nusa Dua, Bali, Minggu (24/11).
Menurut dia, saat ini belum memungkinkan merespon surat PM Abbot mengingat Presiden saat ini masih ada di Bali untuk menghadiri World Culture Forum dan sejumlah acara kenegaraan lain. Sedangkan para menteri terkait berada di Jakarta.
Istana perlu menyikapi bersama surat itu dengan mendapatkan pandangan dari menteri-menteri lain, meski tidak selalu harus dalam rapat kabinet.
"Butuh kesempatan untuk mendengarkan pandangan dari menteri-menteri terkait untuk secara utuh bisa memberi respon," ujar Faizah.
Namun dia menegaskan adanya niatan baik dari kedua negara untuk segera menyelesaikan masalah ini. Presiden sendiri menggarisbawahi sejarah bilateral kedua negara.
Namun ada hal-hal mendasar yang perlu ditinjau kembali dan disikapi. "Jadi ke depan ada keperluan kedua negara meski saat ini ada masalah tapi harus disikapi dengan bijak tidak saja oleh Indonesia, tapi juga Asutralia," pungkas Faizasyah.
Surat balasan dari PM Abbot diterima SBY Sabtu (23/11) siang. Sebelumnya SBY telah bertindak tegas dengan menghentikan semua hubungan militer, tukar menukar informasi dan kerjasama penanganan penyelundupan manusia.