Sejak 1998, Vihara Buddha di Malang rutin bagikan takjil gratis
Tidak ada persyaratan khusus untuk ikut berbuka, siapapun boleh datang dan menikmati hidangan.
Bulan suci Ramadan saat tepat untuk berbagi untuk sesama. Tidak hanya oleh kaum muslim, semangat itu juga disambut oleh para pemeluk Buddha di Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Sebuah Vihara Buddha tepatnya di Jalan Wahidin 36-38 Lawang, Kabupaten Malang, membagikan takjil untuk kaum muslim yang sedang berpuasa secara gratis.
Vihara Sanggar Suci di bawah Yayasan Sukhavati itu sudah biasa menyelenggarakan acara berbuka puasa bersama setiap tahun.
Suhu Winantea Listihadi, selaku rohaniwan sekaligus pemimpin Vihara Sanggar Suci mengungkapkan, sejak tahun 1998 acara pemberian takjil mulai dilakukan. Saat itu motivasinya membantu masyarakat yang dalam kondisi krisis ekonomi.
"Pertama kali digelar tahun 1998. Waktu itu harga-harga melambung. Kurs rupiah merosot," kata Winantea Listihadi di samping kiri Vihara yang disediakan khusus untuk antrean berbuka, Selasa (8/6).
Mereka yang ikut berbuka bersama dari masyarakat sekitar Vihara dan anak-anak jalanan. Tidak ada persyaratan khusus untuk ikut berbuka, siapapun boleh datang dan menikmati hidangan.
"Ini sekaligus memupuk tingkat kesadaran bertoleransi. Kerukunan lebih terjalin, memupuk dalam ber-Bhineka Tunggal Ika," katanya.
Acara yang semula bersifat tentatif dan digelar karena krisis ekonomi, kemudian sudah menjadi tradisi tahunan. Masyarakat yang datang pun semakin banyak dalam setiap tahun.
Sementara itu, sekitar 100-an orang yang terdiri anak-anak dan orang tua terlihat mengantre untuk mendapatkan jatah berbuka. Rata-rata mereka datang bersama anggota keluarga.
Sebuah pagar besi sengaja dibuat berliku agar dapat tertib saat mengantri. Masing-masing mendapatkan sepiring nasi dengan lauk ayam suwir dan mie.
Mereka juga masih harus mengambil kerupuk, teh manis serta snack di tempat lain. Semua asyik menikmati hidangan dengan bergerombol dengan tempa duduk seadanya.
"Setiap tahun pasti datang (berbuka puasa) di sini. Sejak saya kecil sudah ada," kata Ervan Dea, anak jalanan asal Lawang yang mengaku datang bersama enam rekannya.
Kegembiraan juga diungkapkan oleh Sutik, yang datang dengan suami dan balita yang masih disusuinya. Dia mengaku senang dapat menikmati hidangan berbuka secara gratis.
"Senang dan sudah biasa ikut berbuka di sini," katanya sambil malu-malu.
Muhammad Yasin Handoko, mengungkapkan bahwa siapapun diperbolehkan ikut berbuka bersama di vihara. Selain menikmati buka gratis, baginya sebagai bentuk saling menghormati kerukunan antar sesama.
"Kerukunan antar umat beragama terjalin. Juga bisa menikmati makanan di sini," katanya.
Kata Suhu Winantea, kendati acaranya digelar di sekitar komplek Vihara, sebenarnya tersebut digagas oleh Paguyuban Metta. Anggotanya beragam dari berbagai agama, mulai Buddha, Nasrani, Islam, Kristen dan Katholik.
"Yang memimpin kebetulan saya. Cuma saya tinggal di Vihara. Awalnya dari arisan, waktu itu Rp 10 ribu jadi Rp 20 ribu, sekarang Rp 50 ribu. Sekarang menjadi kegiatan sosial," katanya.
Winantea pun menolak saat ditanya soal biaya untuk penyediaan hidangan berbuka. Hidangan itupun rencananya akan terus diberikan sampai akhir bulan Ramadan.
-
Kapan kerangka manusia ditemukan di Bekasi? Dia menjelaskan, kerangka manusia ditemukan di lahan Kosong Grand Wisata, Kampung Bulak Jambu, Tambun Selatan Kabupaten Bekasi pada pukul 17:00 WIB pada Rabu, 4 September 2024.
-
Dimana kerangka manusia ditemukan di Bekasi? Dia menjelaskan, kerangka manusia ditemukan di lahan Kosong Grand Wisata, Kampung Bulak Jambu, Tambun Selatan Kabupaten Bekasi pada pukul 17:00 WIB pada Rabu, 4 September 2024.
-
Apa yang ditemukan di Bekasi? Warga Bekasi digegerkan temuan kerangka manusia di sebuah lahan kosong. Polisi pun melakukan penyelidikan.
-
Kapan kemacetan di Jakarta terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Siapa saja yang diarak di Jakarta? Pawai Emas Timnas Indonesia Diarak Keliling Jakarta Lautan suporter mulai dari Kemenpora hingga Bundaran Hotel Indonesia. Mereka antusias mengikuti arak-arakan pemain Timnas
-
Di mana kemacetan parah di Jakarta sering terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
Baca juga:
Pemakaman Muhammad Ali pakai tata cara Islam, dihadiri Erdogan
Bazar Ramadan di Manado digelar di depan gereja
Foto-foto ini tunjukan indahnya toleransi beragama di Indonesia
Foto pria berkalung salib bangun masjid di Tual bikin orang haru
Menag pimpin siswa SMA ucapkan ikrar kebangsaan sebarkan Islam damai