Sering Disentil PDIP Usai Usung Anies, NasDem: Dewasalah dalam Berpolitik
Sekjen NasDem Johnny G Plate menegaskan, partai koalisi pemerintahan Presiden Joko Widodo harus tetap solid dalam kabinet Indonesia maju.
Hubungan PDIP dan NasDem menjadi tegang setelah NasDem mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai capres 2024. Sekjen NasDem Johnny G Plate menegaskan, partai koalisi pemerintahan Presiden Joko Widodo harus tetap solid dalam kabinet Indonesia maju.
"NasDem dan PDIP serta 5 koalisi pemerintahan saat ini, tapi enamnya adalah koalisi pilpres 2019 dan komitmen soliditas pilpres dan kabinet harus terus kita jaga sampai akhir yang baik dari pemerintahan kabinet Indonesia maju," kata Johnny di Kompleks Istana Kepresidenan, Selasa (11/10).
-
Siapa yang dijemput Anies Baswedan? Calon Presiden (Capres) nomor urut satu Anies Baswedan mendatangi kediaman Calon Wakil Presiden (Cawapres) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin di Jalan Widya Chandra IV Nomor 23, Jakarta Selatan, Jumat (22/12).
-
Siapa kakek dari Anies Baswedan? Sebagai pria berusia 54 tahun, Anies Baswedan adalah cucu dari Abdurrahman Baswedan, seorang diplomat yang pernah menjabat sebagai wakil Menteri Muda Penerangan RI dan juga sebagai pejuang kemerdekaan Indonesia.
-
Siapa yang disebut-sebut akan menjadi Cawapres Anies Baswedan? Nama Yenny sebelumnya disebut sebagai bakal calon wakil presiden untuk mendampingi Anies Baswedan.
-
Siapa yang bertemu dengan Prabowo dan Anies Baswedan? Susi Pudjiastuti mencuri perhatian publik setelah melakukan pertemuan dengan Prabowo dan Anies Baswedan.
-
Siapa yang diajak Anies Baswedan untuk mendirikan partai politik? Menarik ya karena waktu kami sempat bermitra didukung partai Gerindra dan PKS saat itu, kita pernah berdiskusi tentang mendirikan partai,
-
Apa pandangan Partai NasDem tentang Anies Baswedan terkait Pilkada? “Pak Anies itu ibarat orang main kartu ya kartunya enggak pernah mati,” kata Sekjen Partai NasDem, Hermawi Taslim kepada wartawan di DPP Partai NasDem, Jakarta, Jumat (30/8).
Johnny tak ingin demokrasi diwarnai dengan diksi memecah belah. Dia berpesan, berdewasalah dalam berpolitik.
"Demokratisasi itu harus jalan juga, harus segar juga, tapi jangan memecah belah, jangan menggunakan diksi-diksi yang berdampak pada polarisasi kehidupan sosial kemasyarakatan itu, hindari seperti itu, berdewasalah dalam berpolitik," ujarnya.
Johnny menegaskan, hingga kini belum ada capres 2024 definitif yang sesuai undang-undang. Hanya ada beberapa nama yang sudah beredar seperti Anies Baswedan, Prabowo Subianto dan lainnya.
"Capres-capres lainnya pun banyak, partai politik seperti itu, biarkan ini berjalan secara baik di dalam demokrasi yang sehat, tapi bagian dari kabinet harus tetap solid karena tantangannya besar," ujarnya.
"Jangan terpancing dengan yang remeh temeh adu domba, emang enak untuk ditonton, untuk ditulis bagus, tapi dampaknya sangat destruktif terhadap kehidupan sosial kemasyarakatan kita, jangan," tegas Menkominfo ini.
Johnny mengajak parpol untuk membangun soliditas dan kekompakan nasional. Berdemokrasi harus dijalankan dengan baik.
"Di sinilah pentingnya penngambilan keputusan dengan menghormati kewenangan hak-hak dan independensi partai politik. Mari kita bangun itu dengan baik," pungkasnya.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menyinggung soal deklarasi Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres) yang dilakukan oleh Partai NasDem. Hasto menyebut, sikap NasDem tersebut seperti insiden Hotel Yamato saat perobekan warna biru pada bendera Belanda.
Hasto menilai, NasDem kini sudah berbeda sikap dan mempunyai capres sendiri pada pemilu 2024.
"Itu di Hotel Yamato, di mana para pejuang kita kan ada bendera Belanda, birunya dilepas. Dan ternyata birunya juga terlepas kan dari pemerintahan Pak Jokowi sekarang karena punya calon presiden sendiri," kata Hasto, dalam konferensi pers di DPP PDI Perjuangan, Jakarta, Minggu (9/10).
Tak hanya itu, Hasto menilai pergerakan NasDem yang terkesan terburu-buru dalam mendeklarasikan sosok capres, terkesan agar Presiden Joko Widodo segera lengser dari jabatannya.
"Sepertinya mereka mau deklarasi kan pingin Pak Jokowi cepet cepet saja. kan gitu," ungkapnya.
Sebelumnya, Ketua Umum DPP Partai NasDem Surya Paloh mengatakan bahwa Presiden Joko Widodo menghargai keputusan NasDem yang mengusung Anies Baswedan sebagai capres pada Pilpres 2024.
“(Jokowi mengatakan), ‘Baik, bagus, saya menghargai itu’. Saya pikir ini lebih dari cukup,” kata Surya Paloh saat mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai Capres di NasDem Tower, Senin (3/10).
Dia mengatakan, komunikasinya dengan Jokowi selama ini berjalan intens saat mereka bertemu sekitar 10 hari lalu.
“Saya ingin menegaskan kembali komunikasi dengan Pak Jokowi berjalan secara intens, pertemuan saya terakhir mungkin baru lebih 10 hari yang lalu,” imbuhnya.
(mdk/ray)