Setelah hujan pasir, letusan Gunung Slamet masih terus terjadi
Dari pantauan Merdeka.com di Baturraden Banyumas Jawa Tengah, visual Gunung Slamet tidak terlihat sejak Rabu (17/8).
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) dari Pos Pengamatan Gunung Api Slamet merilis data pantauan sejak pukul 00.00 WIB-06.00 WIB pada Kamis (18/9). Dari rilis yang diterima, tercatat 104 kali gempa embusan, 27 kali gempa letusan dan satu kali tremor harmonik serta sekali dentuman sedang.
Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Surono mengemukakan sampai saat ini tidak terekam gempa-gempa vulkanik dalam dan dangkal. "Saat ini status Gunung Slamet masih Siaga (Level III)," katanya kepada wartawan, Kamis (18/9).
Sedangkan pada Rabu (17/9), PVMBG mencatat adanya enam kali lontaran lava setinggi 200-500 meter dari puncak dan tujuh kali mengeluarkan sinar api setinggi 100-800 meter. Dari kegempaan juga terekam 48 kali gempa embusan, 11 kali gempa letusan dan dua kali tremor harmonik serta lima kali dentuman sedang hingga kuat.
Dari pantauan merdeka.com di Baturraden Banyumas Jawa Tengah, visual Gunung Slamet tidak terlihat sejak Rabu (17/8). Puncak dan lereng gunung tertutup awan tebal sejak Rabu pagi.