Siapa di balik penutupan Stadium?
Diskotek itu sudah ditutup sejak Senin (19/5).
Tewasnya polisi akibat overdosis dan peredaran narkoba menjadi pintu masuk bagi aparat kepolisian buat 'mengobrak-abrik' diskotek Stadium. Sudah cukup lama tempat dugem itu menjadi 'surga' para pengedar narkoba.
Dalam lima kali operasi sampai bulan Mei, polisi mengamankan ribuan butir narkotika jenis ekstasi dan ratusan gram sabu, beberapa orang juga ditangkap. Selain itu, polisi juga menyita senjata api pabrikan jenis Beretta.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Pariwisata dan Budaya telah menghentikan izin operasi diskotek Stadium, Taman Sari, Jakarta Barat. Langkah ini diambil karena diskotek tersebut sering terjadi peredaran narkoba.
"Pencabutan izin operasi berdasar surat Kapolres Metro Jakarta Barat, Kombes Fadil Imran yang meminta agar izin operasi diskotek tersebut dicabut akibat sering ditemukannya narkotika," kata Kepala Dinas Pariwisata dan Budaya DKI Jakarta Arie Budhiman.
Sementara itu, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku tak main-main untuk menutup diskotek Stadium. Diskotek itu sudah ditutup sejak Senin (19/5).
Ahok menegaskan bahwa diskotek Stadium sudah ditutup dan tidak akan diizinkan lagi untuk beroperasi. "Ya ditutuplah, mana ada ditutup main-main. Apa yang masalah, ya tinggal ditolak, apanya yang susah sih. Kalau ganti nama juga, kita kasih yang lain. Kita akan tanda tangan enggak kasih izin," tegasnya.
Kapolda Metro Jaya Irjen Dwi Priyatno mengatakan, pihak manajemen diskotek Stadium diduga terlibat dalam peredaran narkotika. Polisi mendapatkan ribuan pil ekstasi dan ratusan gram sabu di lingkungan diskotek tersebut.
"Karena ada beberapa kejadian, ditemukan banyaknya ekstasi. Pihak manajemen kemungkinan terlibat. Pihak manajemen bisa dari low manajemen, midle dan sebagainya. Untuk sementara yang low manajemen, pihak security," kata Dwi, Rabu (21/5).
Ketua Asosiasi Pengusaha Tempat Hiburan Malam Adrian Maulite mengatakan penutupan diskotek Stadium merupakan peringatan besar bagi seluruh tempat hiburan malam. Untuk itu, dia meminta seluruh pemilik tempat hiburan agar berhati-hati dalam mengelola hiburan malam.
"Selama ini sebenarnya peredaran narkoba di tempat hiburan ulah pengunjung bukan pengelola. Jadi kepada para pengelola harus memperketat mereka para pengunjung yang hendak masuk ke tempat hiburan," ujar Adrian.