Sisa Pilgub Jatim 2018 di Balik 'Rebutan' Mobil PCR Risma-Khofifah
"Jadi saya yang arek Suroboyo asli ini berharap keduanya bisa akur. Diakui atau tidak, ada efek pilgub dalam hubungan keduanya," kata Drajad kepada merdeka.com, Selasa (2/6).
Mobil laboratorium Polymerase Chain Reaction atau PCR milik Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menjadi 'rebutan' di wilayah Jawa Timur. Bahkan, sampai ada yang mengaitkannya dengan sisa Pilgub Jatim 2018 lalu.
Ketua Dewan Pakar partai Amanat Nasional (PAN) Drajad Wibowo melihat adanya sentimen politik keduanya. Perselisihan ini tidak bisa lepas dari perbedaan politik saat Pilgub Jatim. Risma merupakan pendukung Syaifullah Yusuf dan Puti Soekarno yang bersaing dengan Khofifah - Emil Dardak pada Pilgub 2018.
-
Siapa pasangan calon gubernur Tri Rismaharini? Tri Rismaharini dengan Zahrul Azhar Asumta atau Gus Hans yang diusung PDIP.
-
Bagaimana cara Tri Rismaharini menyampaikan niat pengunduran dirinya kepada Presiden Jokowi? Risma mengaku dia harus bertemu Jokowi untuk menyampaikan langsung niat pengunduran diri ini.
-
Kenapa Covid Pirola mendapat perhatian khusus? Namun, para pemerhati kesehatan dan ahli virus memberi perhatian lebih terhadap subvarian ini lantaran kemampuan Pirola dalam melakukan breakthrough infections lebih tinggi dibandingkan varian lainnya. Ketika sebuah varian atau subvarian virus COVID memiliki kemampuan breakthrough infections yang tinggi maka akan menyebabkan kasus re-infeksi semakin tinggi.
-
Siapa pacar Khirani Trihatmojo? Gadis yang akrab disapa Khiran mengungkapkan bahwa dia telah satu tahun bersama Adira Santoso.
-
Kapan Tri Rismaharini bertemu dengan Presiden Jokowi untuk mengundurkan diri? Risma menyatakan, dia bakal menemui Presiden Joko Widodo (Jokowi) Jumat hari ini (30/8/2024).
-
Siapa yang dilibatkan dalam penanganan pandemi Covid-19 dalam disertasi Kombes Pol Dr. Yade Setiawan Ujung? Analisis ini menawarkan wawasan berharga tentang pentingnya kerjasama antar-sektor dan koordinasi yang efektif antara lembaga pemerintah dan non-pemerintah dalam menghadapi krisis kesehatan.
"Jadi saya yang arek Suroboyo asli ini berharap keduanya bisa akur. Diakui atau tidak, ada efek pilgub dalam hubungan keduanya," kata Drajad kepada merdeka.com, Selasa (2/6).
Sementara itu, Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menyayangkan pengalihan dua mobil lab PCR yang ditunggu Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini untuk tes swab 200 warga. Mobil tersebut tak datang, malah dialihkan ke wilayah Tulungagung dan Lamongan.
"Sangatlah disayangkan jika bantuan dua mobil laboratorium dari BNPB untuk Kota Surabaya dipindahkan tanpa mempertimbangkan skala prioritas dan aspek strategis di dalam pencegahan Covid-19 di Kota Pahlawan tersebut," kata Hasto dalam keterangan tertulis, Sabtu (30/5).
PDIP berharap Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan Gugus Tugas Covid-19 Jawa Timur mengesampingkan ego sektoral.
Hanura Minta Jokowi Turun Tangan
Ketua DPP Hanura, Inas Nasrullah menyayangkan kisruh mobil lab PCR yang terjadi di Jawa Timur. Ia meminta Jokowi turun tangan.
"Segera panggil keduanya untuk diberi arahan yang tepat dan sesuai," kata Inas.
"Sungguh mengherankan, baik Khofifah maupun Risma keduanya pendukung Pak Jokowi tapi dalam menangani Covid-19 kok sama sekali tidak menunjukkan dukungan kepada pemerintah pusat yang dipimpin Pak Jokowi," katanya.
Peristiwa berawal saat Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini kesal lantaran mobil lab PCR tersebut tak kunjung tiba di wilayahnya. Padahal, saat itu sudah menunggu sekitar 200 warga Surabaya yang akan melakukan tes lanjutan setelah masa karantina di Hotel Asrama Haji.
Kekesalan Risma menjadi begitu mengetahui mobil lab yang ia tunggu-tunggu malah dialihkan ke Lamongan dan Tulungagung.
Pun ia langsung menghubungi sejumlah pihak meminta bantuan agar mobil lab PCR itu segera didatangkan. Bahkan, ia melaporkan kejadian tersebut kepada Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo.
Koordinator Bidang Pencegahan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya Febria Rachmanita menjelaskan mobil lab tersebut benar adanya akan digunakan untuk pasien Covid-19 yang dikarantina di Hotel Asrama Haji dan Dupak Masigit.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Timur, Suban Wahyudiono mengatakan pihaknya mengajukan permohonan bantuan mobil lab PCR sebanyak 15 unt. Namun, bukan untuk Surabaya saja.
Pemilihan Tulungagung, karena di sana terdapat PDP tertinggi di Jatim.
Sementara itu, Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, dokter Joni Wahyuhadi mengatakan tidak menerima laporan adanya jadwal tes Covid-19 di Surabaya pada hari itu.
"Sehingga mobil kita geser ke Lamongan dan Tulungagung. Ternyata pagi beliau (Risma) telepon saya, minta mobilnya di Surabaya. Saya sudah bilang besok saja karena sudah ada di sana, sudah janjian," jelasnya.
Gubernur Jatim Khofifah Angkat Bicara
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa angkat bicara, Ia mengatakan di Tulungagung tercatat ada 593 kasus PDP. Jumlah tersebut terbanyak kedua setelah Surabaya.
"Angka kematian PDP di daerah tersebut sebanyak 175 orang. Itu sudah meninggal tapi belum sempat dites, keburu meninggal," ujar Khofifah saat konferensi pers di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Sabtu (30/5) malam.
Sementara untuk Sidoarjo, hanya memiliki kapasitas tes swab atau PCR sebanyak 16 spesimen per harinya. Sedangkan jumlah pasien positif di wilayah tersebut terbanyak kedua setelah Surabaya dengan total kumulatif 632 orang.
"Pasti sangat jauh dari apa yang diharapkan untuk memberikan percepatan penanganan Covid-19," katanya.
Sedangkan, lanjutnya, Surabaya punya 7 laboratorium untuk melakukan tes swab. Namun, laboratorium yang ada di Institute of Tropical Disease (ITD) Universitas Airlangga sedang mengalami gangguan.
Tetapi, masih ada 6 laboratorium lainnya, yakni di RSU dr Soetomo, RS Premier Surabaya, RS National Hospital, Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) Surabaya, dan Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Surabaya masih bisa melakukan tes swab.
"Jadi kalau ini dimaksimalkan sesungguhnya ini akan bisa memberikan percepatan konfirmasi dari spesimen yang di PCR tes," kata Khofifah.
(mdk/rhm)