Siswa Diduga Korban Bullying Berujung Kaki Diamputasi Ingin Bertemu Raffi Ahmad
Keinginan bertemu Raffi Ahmad itu karena menganggap selebritis papan atas itu sangat menginspirasinya.
Keinginan bertemu Raffi Ahmad itu karena menganggap selebritis papan atas itu sangat menginspirasinya.
Siswa Diduga Korban Bullying Berujung Kaki Diamputasi Ingin Bertemu Raffi Ahmad
Siswa SMP berinisial F (12) yang diduga menjadi korban bullying saat masih duduk di bangku kelas 6 SDN Jatimulya 09, Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi ingin bertemu dengan Raffi Ahmad. Keinginan bertemu Raffi Ahmad itu karena menganggap selebritis papan atas itu sangat menginspirasinya.
"Pas ke sana kemarin dia ada satu permintaan bahwa F itu pengen ketemu sama Raffi Ahmad, karena kata dia Om Raffi Ahmad itu menginspirasi, gitu," kata Mila Ayu Dewata Sari, kuasa hukum F, Kamis (9/11).
- Ini Permintaan Terakhir Siswa Diduga Korban Bullying di Bekasi Sebelum Meninggal
- Sedihnya Ibunda Bocah di Jakbar Pernah Lihat Langsung Anaknya Dibully Pelaku Gara-Gara Hal Sepele
- Dugaan Kasus Bullying Terjadi Di Jombang, Siswa SD Dilempar Balok Kayu
- Sempat Bungkam, Raffi Ahmad Akhirnya Buka Suara soal Isu Perselingkuhan Syahnaz
Selain menyampaikan keinginannya, lanjut Mila, F juga mengutarakan cita-citanya ketika sudah besar nanti. Namun ketika menyampaikan hal itu, tiba-tiba F terdiam seperti kosong pikirannya.
"Ada cita-citanya yang disampaikan ingin menjadi ahli IT dan sebagainya, tapi kadang-kadang nge-blank," ucap mila.
F diduga menjadi korban perundungan yang dilakukan temannya saat masih bersekolah di SDN Jatimulya 09. Saat itu, dia di-sliding kakinya hingga terjatuh. Setelah melalui serangkaian pengobatan dan pemeriksaan medis, F didiagnosa mengidap kanker sehingga kaki kirinya harus diamputasi.
Mila mengatakan, hingga saat ini F belum mengetahui seberapa panjang kaki kirinya yang diamputasi. Bahkan tingkat kesadarannya saat ini baru sekitar 30 persen.
"Fatir sampai sekarang belum tahu sepanjang apa kakinya dipotong, karena kan perbannya itu tebal, tingkat kesadarannya masih 30 persen, dia merasa kakinya itu masih ada," katanya.
"Iya sampai pangkal paha kayaknya, itu yang menjadi pikiran kami lebih jauh lagi, memikirkan bagaimana caranya nanti memakai kaki palsu, sedangkan itu (kaki diamputasi) sudah sampai paha," lanjut Mila.
Kronologi
Diberitakan sebelumnya, seorang siswa SMPN 4 Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi terpaksa harus diamputasi kaki kirinya. Pasalnya, siswa berinisial F (12) itu didiagnosa mengalami kanker oleh dokter.
Diana Novita (40), ibunda F mengatakan, anak lelakinya didiagnosa kanker diduga setelah jatuh di-sliding teman di sekolah pada Februari 2023 lalu ketika kelas 6 SD.
"Kejadian itu ketika F masih kelas 6 SD, lalu jam istirahat sekolah jam 09.30 WIB dia diajak keluar jajan, di perjalanan terjadilah aksi sliding itu oleh salah satu temannya, ketika jatuh F mulai dibully, maksudnya 'jangan nangis' apa 'gak usah ngadu sama mama', 'gak usah ngadu sama guru', gitu," katanya, Selasa (31/10).
Setelah jatuh karena di-sliding, lanjut Diana, anaknya itu mengalami luka memar di bagian tangan dan kaki kirinya. Saat itu F terpaksa harus berjalan menggunakan pantatnya atau 'ngesot' karena kakinya terasa sakit usai jatuh.
"Lalu ditinggalkanlah F sendiri oleh lima temannya, nah mereka lanjut jajan, F itu ngesot mencari es batu, karena tangannya sakit merah, setelah itu F tidak jadi jajan, baliklah ke kelas, sampai di kelas diperolok lagi F dengan teman-temannya ini sampai memperagakan F jatuh, dan itu terjadi," ucapnya.
Diana mengatakan, dugaan bully yang dialami anaknya itu terungkap tiga hari setelah peristiwa tersebut terjadi. Saat itu F merasakan sakit pada kakinya ketika hendak berangkat sekolah. Karena penasaran, Diana mendesak anaknya untuk bercerita.
"F tidak berbicara sama saya waktu itu, tiga hari kemudian saya mendesak F supaya bicara karena ketika dia saya bangunkan untuk sekolah, ribut, kakinya sakit, nah jadi saya bicaralah, tadinya dia gak mau ngomong, dia bilang 'mamah janji dulu ya jangan marah, mamah janji ya', seperti orang ketakutan aja," katanya.
"Lukanya tidak ada, cuma kayak memar begitu, saat kejadian itu merah aja dan telapak tangan merah lalu yang terjadi tiga hari kemudian kaki F kalau diajak jalan sakit, jadi kayak luka dalam, secara luar tidak ada luka yang gimana-gimana ya," lanjut Diana.
Beberapa hari setelah terungkap, Diana membawa anaknya ke klinik terdekat dan diberi obat pereda nyeri. Namun setelah beberapa hari, rasa sakit yang dialami F tidak kunjung hilang. F kemudian dirujuk ke rumah sakit untuk dilakukan pemeriksaan kesehatan lebih lanjut.
"Beberapa hari kemudian tidak kunjung sembuh dan dirontgen dan dirujuk ke proses MRI rumah sakit, lengkap, dan MRI didiagnosa infeksi dalam. Akhir maret, karena proses gak secepat itu, dan ada obat, itu dulu," katanya.
Setelah melalui serangkaian pemeriksaan, pada Agustus 2023, F didiagnosa oleh dokter mengalami kanker dan kaki kirinya harus diamputasi. Kata Diana, dokter menyatakan anaknya terkena kanker karena terjatuh atau akibat benturan.
"Iya F memang kanker, kalau (penyebab kanker jatuh atau riwayat) seperti itu lebih baik tanya ke tim medis, karena yang saya pastikan kami tidak ada riwayat tumor ataupun kanker, dan F anak yang sehat, dia berolahraga sepeda, ngegym. Iya, ada, (dokter menyatakan pemicu kanker) karena terjatuh, benturan," katanya.