Sedihnya Ibunda Bocah di Jakbar Pernah Lihat Langsung Anaknya Dibully Pelaku Gara-Gara Hal Sepele
Korban ternyata bukan kali ini saja mengalami aksi bullying.
Ibunda korban bercerita korban ternyata bukan kali ini saja mengalami aksi bullying oleh RM.
Sedihnya Ibunda Bocah di Jakbar Pernah Lihat Langsung Anaknya Dibully Pelaku Gara-Gara Hal Sepele
Terungkap cerita pilu dari bocah MRM (8) korban bullying oleh teman sebayanya RM (10) di Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Bocah itu dibully pelaku hanya karena persoalan sepele main playstation.
Korban ternyata bukan kali ini saja mengalami aksi bullying. Fakta memilukan itu diungkap oleh ibunda korban berinisial S. S mengaku pernah melihat langsung anaknya itu dibully karena perkara berebut handphone dengan temannya.
"Pernah dulu, ada dua atau tiga tahun saya juga lupa posisi saya masih dagang di dalem. Ceritanya anak saya main handphone, anak saya enggak dikasih main handphone, nah itu di depan saya saja dia berani jitak, jitaknya kenceng banget sampai saya bilang gini 'Lu di depan orang tuanya saja berani ngejitak, gimana kalau enggak ada orang tuanya’ saya ngomong begitu," cerita S kepada wartawan saat ditemui di kediamannya kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Selasa (3/10).
Menurut S, anaknya yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) memang kerap kali jadi korban perundungan oleh RM. Anaknya seringkali pulang ke rumah dalam kondisi menangis.
"Soalnya saya sudah sering ngelihat kejadian dia (anaknya) sering digebukin sama (RM) itu, sering berantem. Tahu-tahu dia pulang-pulang nangis ‘diapain a?' 'ditonjok perutnya'," ungkap S.
S mengaku tidak mau berburuk sangka pada RM karena tidak punya bukti. Hanya saja, batin S yang telah membesarkan anaknya tentu tidak tega anaknya dibully. Ia pun juga berupaya untuk menegur pelaku. Hanya saja lama kelamaan hal itu jadi pemakluman.
"Sempat kita omelin ya alasannya 'ya dia duluan gini-gini' akhirnya ya sudah namanya anak-anak, kalau kita lawan percuma. Kita orang tua, peribahasanya gitu, cuma anaknya emang dari dulu diapain sama orang enggak pernah ngomong, sampai sekarang juga enggak pernah cerita,"
ujar dia.
Singkat cerita, aksi perundungan oleh RM rupanya tetap berlangsung hingga viral di media sosial. Detik-detik video MRM dipukul dan ditendang berkali-kali menyayat hati sang bunda. Padahal, ada orang dewasa pada saat kejadian justru tidak melerai aksi bullying tersebut.
"Campur aduk ya, ada sedihnya ada keselnya, ada emosinya yang sedihnya anak saya sampai peribahasanya sampai kayak boneka ya bener-bener kayak enggak ada harga dirinya," ujarnya sambil diselingi raut wajah yang sedih.
"Terus yang saya sedihkan di situ ada banyak orang tapi bener-bener kayak ya sudahlah, kayak orang nontonin sampai enggak ada seolah-olah ini anak (pelaku) enggak ada jiwanya," timpal dia.
Atas kejadian ini, S sepakat membuat efek jera terhadap MRM dengan membuat laporan ke pihak Polres Jakarta Barat. Meskipun, pihak RT dan RW sudah membuka ruang agar diselesaikan secara damai.
Suami S kukuh tidak ingin membuka pintu damai. Namun, dia menegaskan efek jera tidak perlu harus berakhir dengan di balik jeruji.
"Suami enggak terima, intinya biar ada efek jera. Mau yang kecil mau yang gede mau yang umurnya kurang, itu tetap biar benar-benar ada efek jeranya," ungkap S.
"Aku dalam hati juga saya enggak ada harus masuk penjara, gini gini. Saya cuma maunya tuh anak sudah berubah, masa depan kamu masih panjang. Saya juga kalau anak saya kayak gitu saya juga kasian," tutup S.