Soal koalisi umat, Demokrat tak tertarik gabung karena visi misinya belum jelas
Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarief Hasan membeberkan alasan partainya enggan bergabung dalam barisan koalisi keumatan yang terdiri dari PKS, Gerindra, PAN dan PBB. Salah satu alasannya, koalisi itu tidak memiliki visi misi jelas.
Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarief Hasan membeberkan alasan partainya enggan bergabung dalam barisan koalisi keumatan yang terdiri dari PKS, Gerindra, PAN dan PBB. Salah satu alasannya, koalisi itu tidak memiliki visi misi jelas.
"Karena koalisi itu kan belum jelas apa visi misinya. Kita harus samakan visi misi dulu. Belum tentu sama. Dan yang namanya berkoalisi harus saling menghargai, saling percaya, yang paling penting sama engga kita punya visi misi," kata Syarief saat dihubungi, Jumat (8/6).
-
Apa yang diraih Partai Gerindra di Pemilu 2019? Pada Pemilu 2019, perolehan suara Partai Gerindra kembali naik, walau tidak signifikan. Partai Gerindra meraih 12,57 persen suara dengan jumlah pemilih 17.594.839 dan berhasil meraih 78 kursi DPR RI.
-
Partai apa yang menang di Pemilu 2019? Partai Pemenang Pemilu 2019 adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dengan persentase suara sebesar 19.33% atau 27,05 juta suara dan berhasil memperoleh 128 kursi parpol.
-
Partai apa yang menang di pemilu 2019? Partai pemenang pemilu 2019 adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dengan persentase 19.33% dari total suara sah yang diperoleh.
-
Kapan Pemilu 2019 diadakan? Pemilu terakhir yang diselenggarakan di Indonesia adalah pemilu 2019. Pemilu 2019 adalah pemilu serentak yang dilakukan untuk memilih presiden dan wakil presiden, anggota DPR RI, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten Kota, dan DPD.
-
Siapa saja yang ikut dalam Pilpres 2019? Peserta Pilpres 2019 adalah Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
-
Siapa yang menjadi Presiden dan Wakil Presiden di Pilpres 2019? Berdasarkan rekapitulasi KPU, hasil Pilpres 2019 menunjukkan bahwa pasangan calon 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin, meraih 85.607.362 suara atau 55,50%, sementara pasangan calon 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, meraih 68.650.239 suara atau 44,50%.
Demokrat memberi sinyal menutup pintu lobi. Partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono ini tidak bersedia bergabung dengan koalisi keumatan.
"Dan menyangkut koalisi keumatan, Demokrat tak tertarik masuk ke sana. Diajak pun belum tentu Demokrat mau masuk ke sana. Belum tentu, ya artinya belum kita putuskan. Tapi diajakpun kita belum tentu kesana," ujarnya.
Demokrat kini fokus memikirkan kemungkinan koalisi kerakyatan. Koalisi itu akan mulai dipikirkan usai pilkada serentak 2018.
"Kita belum pikirkan. Paling abis Pilkada lah. Dikit lagi," ucapnya.
Sebelumnya, Kadiv Advokasi dan Bantuan Hukum DPP Partai Demokrat Ferdinand Hutahean mengatakan partainya tengah mendorong terbentuknya poros ketiga di Pemilu 2019. Poros ketiga itu diberi nama Koalisi Kerakyatan.
"Ya Partai Demokrat sekarang sedang serius membangun poros kerakyatan ya. Tadi malam saya diskusi juga dengan bapak Ketum ya arahannya begitu. Kita akan berupaya untuk membangun Poros Kerakyatan atau Poros Nusantara," kata Ferdinand.
Baca juga:
PKS tegaskan koalisi keumatan tak di bawah Habib Rizieq
Soal koalisi umat usulan FPI, Demokrat ogah tunduk ajakan ormas
Demokrat tak akan merapat ke Prabowo selama koalisi umat dikomando Rizieq
NasDem sebut wacana koalisi kerakyatan karena tawar menawar tak tercapai
Demokrat sebut penolakan Prabowo jadi capres cuma statement sepihak Mardani Ali Sera
Hubungan SBY-Mega belum cair, alasan Demokrat belum merapat ke Jokowi