Soekarwo minta TNI dan Polri tutup jalan tikus menuju Kelud
Penutupan dilakukan agar warga tidak nekat kembali ke rumah yang dekat dengan zona berbahaya.
Gubernur Jawa Timur Soekarwo berharap anggota TNI-Polri tetap menutup semua jalur, termasuk jalan tikus menuju radius 10 kilometer untuk menghindari korban jiwa. Penutupan dilakukan sampai kondisi aman.
Untuk status gunung masih dalam tahap evaluasi yang akan dilakukan besok. Evaluasi akan dilakukan oleh tim gabungan terdiri dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Kodam V Brawijaya dan Polda Jawa Timur.
"Rapat gabungan nanti (Kamis besok), akan menentukan status tersebut. Dengan tujuan memberi kepastian ke masyarakat yang berada di kawasan Kelud. Nanti, akan kita putuskan, apakah masih status awas, siaga atau waspada?" papar Soekarwo, Rabu (19/2).
Dia menambahkan, dengan keputusan rapat gabungan tersebut, warga yang tinggal di kawasan Gunung Kelud mendapat kepastian. "Saat ini Pusat Badan Geologi ESDM, dipimpin Surono, masih secara intensif meneliti seluruh kegiatan di sekitar Gunung Kelud. Nanti, dari laporan tersebut, akan dijadikan acuan untuk menentukan status Kelud. Apapun hasil rekomendasinya nanti, tetap akan disampaikan," ujarnya.
Ia yakin analisa dari PVMBG bisa akurat dan menjadi acuan. "Sehingga rekomendasinya nanti, juga akan menjadi prioritas utama untuk dilaksanakan, baik oleh masyarakat sampai petugas di lapangan," ucapnya.
Karena itu, ia meminta aparat kepolisian dan TNI agar tetap menutup semua akses menuju radius 10 kilometer. Hal ini dilakukan agar warga tidak nekat masuk ke daerah terlarang.
"Khususnya jalan 'tikus' yang menjadi jalur persembunyian untuk menuju lokasi. Jangan sampai ada korban jiwa gara-gara kecerobohan manusia itu sendiri. Saya mengimbau sekali lagi, ikuti dan taati semua petunjuk yang diberikan petugas," tandasnya.