Solo diteror, Jokowi jangan sibuk urus Pilgub DKI

Tercatat selama bulan Agustus ini sudah tiga kali terjadi aksi teror. Seorang polisi tewas ditembak kemarin malam.

Ketua Fraksi Partai Amanat Nasional, Tjatur Sapto Edy mengingatkan agar Wali Kota Solo Joko Widodo tak terlalu sibuk dengan persiapan putaran kedua Pilgub DKI. Jokowi disarankan lebih fokus bekerja karena belakangan marak terjadi teror di Solo.

"Kejadian di Solo yang terus berulang ketika polisi diserang tidak bisa dibiarkan. Dia (Jokowi) jangan hanya mengejar dan fokus pada upaya pemenangannya dalam Pilkada DKI Jakarta, namun melupakan tugasnya saat ini memimpin Solo," kata Tjatur saat dihubungi, Jumat (31/8).

Wakil Ketua Komisi III DPR ini khawatir waktu Jokowi banyak tersita untuk memenangkan Pilgub DKI. "Kami memutuskan tidak mendukung Jokowi karena banyak faktor. Kami yakin Jokowi lebih baik menyelesaikan tugas dan amanahnya di Solo ketimbang mencari jabatan baru," tegas Tjatur.

Tjatur menjelaskan, PAN memutuskan untuk tidak mendukung Jokowi adalah suatu yang sudah tepat. Menurutnya, di Solo angka kemiskinan dari tahun ke tahun malah bertambah.

"Dari tim penanggulanan kemiskinan daerah Solo tercatat dari 560 warga Solo, 130 orang miskin. Sementara data BPS tingkat kemiskinan di Solo 13 persen. Ini di atas rata-rata nasional dan Solo pun menjadi daerah paling miskin di Jawa Tengah dan Nasional," kata Tjatur.

Aksi penembakan Pos Polisi Singosaren, Solo, terjadi pada Kamis malam kemarin. Dalam penembakan ini, seorang anggota polisi bernama Bripka Dwi Data Subekti tewas tertembak.

Sebelumnya terjadi sebuah granat di Pospam Gladak, Kota Solo, pada 18 Agustus. Aksi teror sebelumnya juga terjadi di Pospam Gemblegan, Serengan Solo, pada 17 Agustus. Aksi teror penembakan itu, menyebabkan dua polisi jaga terluka.