SPG incar posisi umbrella girl karena bayaran besar
Bayaran terhadap umbrella girl relatif lebih besar ketimbang bayaran yang diterima seorang SPG.
Para Sales Promotion Girl (SPG) ternyata banyak yang mengincar posisi sebagai umbrella girl (UG). Hal ini disebabkan oleh beban pekerjaan yang tidak terlalu tinggi. Selain itu, UG juga menawarkan pendapatan yang lebih menggiurkan.
"Untuk UG, bayarannya itu lebih tinggi dibanding SPG. Banyak juga SPG yang memilih jadi UG karena bayarannya tinggi. Selain itu, kerjanya juga terbilang cepat. Pertama, memayungi pembalap, terus menunggu balapan selesai, baru memayungi lagi," ujar pemilik FP Agensi, Firnas Prawira kepada merdeka.com, Minggu (6/5).
Menurut Firnas, bayaran terhadap UG relatif lebih besar ketimbang bayaran yang diterima seorang SPG. "Para UG juga berada di peringkat satu. Bayarannya bisa di atas Rp 600 ribu, disesuaikan dengan event," katanya. "Saya pernah waktu ada event di Sentul, bayaran UG sampai Rp 1,5 juta," sambungnya.
Namun demikian, tidak semua SPG tertarik dengan posisi UG. Ada juga sebagian SPG yang menolak tawaran menjadi UG. Alasannya bermacam-macam. Hal ini dituturkan oleh salah seorang SPG, Dilla Iskandar.
Dilla mengaku telah dua kali menjadi UG. Tetapi, Dilla memilih untuk tidak melanjutkan profesi itu. "Saya tidak suka menjadi UG. Kulit saya jadi belang," ujar Dilla menuturkan pengalamannya.
Lebih lanjut, Dilla menyatakan lebih menyukai profesi sebagai SPG. Bahkan, posisi Dilla sekarang menjadi usher, yang posisinya sedikit lebih tinggi di kalangan SPG.
"Usher itu satu tingkat di atas SPG. Bayarannya sedikit lebih tinggi dibandingkan SPG, tetapi beban kerjanya lebih rendah," terang Dilla.
Sementara itu, pembalap nasional, Muhammad Fadli, melihat kehadiran para UG sebatas untuk menghidupkan suasana. Dia juga menilai UG di tanah air tidak seseksi UG di luar negeri.
"Kalau balapan kita tegang terus karena berpacu dengan lawan. Kalau ada umbrella girl hanya saya rasa sih perlu dan sah-sah saja," katanya sambil tersenyum.(mdk/dan)