STIE GICI ditutup, Yusril layangkan surat keberatan ke Kemenristek
"Kalau peringatan, peringatan saja. Tidak bisa judulnya surat peringatan tapi memerintahkan sekolah ditutup."
Yayasan Nusa Jaya Depok selaku penyelenggara Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) GICI akan melayangkan surat kepada Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia (Kemenristek Dikti) terkait surat peringatan yang diterima. Surat yang diberikan 16 September 2015, tersebut berisi menutup perkuliahan STIE GICI di Bogor, Bekasi, Jakarta karena tidak memiliki ijin penyelenggaran dan memerintahkan mencabut ijazah 422 mahasiswanya.
"Kami akan melayangkan surat keberatan kami kepada Kemenristik atas surat peringatan yang disampaikan," kata kuasa hukum STIE GICI Yusril Ihza Mahendra saat ditemui merdeka.com di Jakarta, Senin (5/10).
Yusril mengaku kecewa atas surat dari Kemenristik Dikti itu kepada kliennya. Pasalnya, pemerintah tidak bisa membedakan surat peringatan dan surat keputusan.
"Kalau peringatan, peringatan saja. Tapi tidak bisa judulnya surat peringatan tapi memerintahkan sekolah ditutup" tuturnya.
Yuzril menjelaslan, dalam menutup sebuah institusi pendidikan tinggi harus melalui prosedur yang telah diatur dalam undang-undang. Pada kasus penutupan STIE GICI ini, dia menyebut surat Kemenristik Dikti tidak mempunyai kekuatan hukum.
"Karena itu surat ini tidak mempunyai kekuatan hukum dan tidak mempunyai efek kepada STIE GUCI. Dan kami akan melayangkan surat keberatan kepada Kemeristik Dikti" ungkapnya.
Salah seorang mahasiswi STIE GICI Jurusan Manajemen, Triana Yunita mengaku kecewa atas putusan pemerintah yang menyebut kampusnya abal-abal. "Saya perwakilan dari STIE GICI Bogor tidak ingin dicap kampus yang abal-abal atau kampus yang dinonaktifkan. Kategori abal-abal adalah mahasiswa yang jarang masuk kelas dan ada penjualan ijazah. Kita nggak terima kalau kampus kita abal-abal," kata Triana.
Triana mengaku kegiatan belajar mengajar di STIE GICI Bogor masih berjalan lancar walau telah disurati pemerintah. Meski begitu, kasus ini banyak membuat rekannya di kampus menjadi resah.