Sukardi Rinakit tolak jabatan jadi komisaris utama BTN
Meski begitu, Sukardi tak menolak dengan tawaran menjadi staf khusus Mensesneg.
Direktur Soegeng Sarjadi Syndicate (SSS), Sukardi Rinakit menyatakan menolak jabatan Komisaris Utama Bank Tabungan Negara (BTN) yang diberikan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Sebagai gantinya, dia memenuhi permintaan Menteri Sekretaris Negara Pratikno untuk menjadi staf khusus dan mempersiapkan pidato presiden.
Dalam keterangan pers yang diterima merdeka.com, Senin (6/4), Sukardi mengaku tak memiliki pengalaman ataupun pengetahuan di bidang perbankan. Meski, jabatan yang ditawarinya cukup menggiurkan namun terdapat sejumlah tanggung jawab yang berat.
"Saya tidak mau menerima posisi Komut BTN karena sepengetahuan saya performa BTN sangat baik. Kalau saya masuk, padahal hati saya tidak di situ dan saya bukan bankir (kepala saya kosong tanpa konsep soal perbankan) maka saya tidak akan produktif dan akhirnya hanya menjadi beban BTN," ungkap Sukardi.
Sukardi mengaku mendapat telepon langsung dari Kementerian BUMN yang menawarkan jabatan tersebut. Salah satu tugas yang paling utama adalah agar selama memimpin BTN, pria yang juga pengamat politik ini bisa memastikan kemudahan rakyat miskin mendapat akses perumahan lebih mudah.
"Saya dianggap tepat di BTN untuk memastikan rakyat miskin mendapatkan akses perumahan dengan lebih mudah. Sehingga program sejuta rumah bisa sukses. Jadi positif sekali dan bukan bagi-bagi kue kekuasaan ke saya," ungkap dia.
Di hadapan Pratikno, Sukardi mengaku hatinya sudah mantap untuk menolak tawaran tersebut. Akan tetapi, dia tidak menolak tawaran untuk diangkat sebagai staf khusus Mensesneg.
"Saya sudah bertemu Mensesneg Pak Pratikno, dan saya akan mendapat tugas khusus menjadi Staf Khusus Mensesneg. Salah satu tugas saya, bersama staf khusus lain, adalah ikut mempersiapkan pidato Presiden. Ini dunia saya," tutupnya.