Sumarsono: Lewat smart city, semua serba efisien
Smart city turunannya e-government, tata kelola pemerintah berbasis IT.
Konsep smart city saat ini tengah dikembangkan di daerah-daerah. Banyak daerah-daerah berlomba untuk menerapkan smart city agar tak ketinggalan. Diharapkan, dengan smart city daerah itu dapat dengan mudah memberi pelayanan pada masyarakat dan mengelola pemerintahan.
Direktur Jenderal Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri Soni Sumarsono menjelaskan konsep smart City. Sumarsono menambahkan kategori smart City masih dalam tahap pengembangan pemerintah. Banyak kota-kota lain menerapkan smart city, salah satunya adalah DKI Jakarta. Namun sejauh ini belum terintegrasi dengan baik, antara daerah dengan pusat.
"Smart city turunnya e-government tata kelola pemerintah berbasis IT," katanya saat berbincang dengan merdeka.com di ruangan kerja Gubernur DKI Jakarta, Jumat (3/2).
Menurutnya, semua melalui smart city bakal memudahkan jalannya pemerintahan melalui komputerisasi memudahkan birokrasi yang ada. Mulai dari menyusun daftar belanja anggaran sampai pengawasan sampah milik pemerintah provinsi.
Di sela kegiatan sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Sumarsono berbincang soal smart city di ruangan kerjanya. Berikut petikan wawancaranya:
Sejauh ini bagaimana konsep smart city di daerah-daerah?
Ada dua hal yang berbeda, tapi ada korelasinya, smart city turunannya e-government tata kelola pemerintah berbasis IT. Untuk ini, manajemen ada e-planning, kalau mau beli apa-apa ada e-kalatog, Perda pun ada konsultasi e-konsultasi, nah semua bebas digitalisasi di dalam ada kota cerdas, cerdasnya kalau sudah informasi digital, laporan setebal ini gunakan digital, kalau sistem, pengendalian lalu lintas lewat dashboard saja, saya pikir lalu lintas tergenang, ada 33 ribu CCTV di Jakarta, orang bisa tahu, itu smart city serba efisien, lampu perempatan kita kendalikan, bahkan mengetahui pegawai saya tugasnya di mana, mobil sampah saya ke mana, mampir ke mana, semua pergerakan bisa terlihat di smart city bisa dimonitor
Pelaksanaan smart city seperti apa?
Jadi ini penjabaran goverment sistem, interaksi yang luas seperti pusat ke daerah, smart city menjawab pelayanan publik belum ada nasional. Kalau smart city khusus otonomi daerah di mana pusat daerah. Bayangkan ada 1 juta CCTV bisa dimonitor ke dashboard kita. Jadi di daerah bisa dijadikan smart city, idealnya nasional seperti itu.
Nanti pengembangan smart City role model kota apa saja?
Smart City digabungkan beberapa kota, Surabaya, Bandung dan Pekalongan. Sejauh ini aplikasi Surabaya sendiri, Semarang sendiri, ini PR ke depan minimum Perda belum punya smart city ada komunikasi lebih baik, kita dengan Jakarta, Yogya dan Surabaya ada smart city, maka 10 kota embrio dihubungkan dengan smart city.
Semua akan diaplikasikan smart city?
Indonesia terlalu luas, minimum saja, yang penting informasi terkendali lalu tepat sasaran semua aparat. Semua daerah belum bisa menerapkan smart city. Ke depan bisa mengintegrasi semuanya, bahkan real time.