Surat terbuka untuk Prabowo terus mengalir
Beragam isi dari surat tersebut, mulai dari meminta Prabowo legowo hingga cuma iseng menulis surat dalam beberapa kata.
Sejumlah kalangan dari artis hingga sutradara, serta masyarakat luas terus membuat surat terbuka untuk calon presiden Prabowo Subianto . Mereka menulisnya di sebuah media sosial (social media) di tumblr.com. Sastrawan Seno Gumira Aji tak muluk-muluk mengirimkan surat buat Prabowo. Isinya dia cuma meminta kepada Prabowo untuk mendengar hati nuraninya sendiri. Berikut isi lengkap surat singkatnya tersebut: Artis cantik Nina Tamam juga tak mau kalah mengirim surat buat Prabowo. Nina mengaku bingung awalnya, karena terlalu banyak yang mau dia ungkapkan, seperti berikut: Artis kocak Ringgo Agus Rahman juga tak mau kalah ikut mengirim surat buat Prabowo. Bagaimana isinya? Berikut surat lengkapnya: Penulis muda Bernard Batubara juga berpartisipasi mengirimkan surat buat Prabowo Subianto . Tak cuma mengirim surat, dia juga curhat. Berikut surat lengkapnya:
Surat yang diberi judul Surat Untuk Pak Bowo (Kumpulan surat terbuka untuk Prabowo Subianto) tersebut tiap jam, laman di tumblr itu terus terisi surat terbuka yang ditujukan kepada Prabowo.
Beragam isi dari surat tersebut, mulai dari meminta Prabowo untuk legowo hingga cuma iseng menulis surat dalam beberapa kata saja.
Berikut isi lengkap surat para public figure tersebut seperti yang berhasil dihimpun merdeka.com, Selasa (15/7):
Seno Gumira Ajidarma
Mas Bowo yang baik,
dengarlah hati nurani Anda
salam
Seno Gumira AjidarmaNina Tamam
dear pak prabowo,
jujur saya bingung saat mulai menuliskan surat terbuka ini.
bingung harus mulai dari mana.
terlalu banyak yang ingin saya ungkapkan.
apa yang saya baca dan dengar membuat saya yakin bahwa bapak adalah sosok yang cemerlang di perjalanan kehidupan bapak.
dan bahwa bapak juga sangat mencintai negara ini.
tapi apa yang saya lihat, dengar dan rasa saat pemilihan ini dimulai membuat saya menyangsikan ketulusan cinta bapak.
menurut saya, cinta yg tulus itu tidak akan pamrih. tidak akan meminta balas jasa. bagai cinta ibu kepada anaknya.
ibu yang akan selalu berusaha membuat anak2nya bahagia. sejahtera.
maafkan bila saya menyangsikan bagaimana cara bapak mencintai bangsa ini.
tapi saya yakin, kalau ketulusan itu ada, bapak tidak akan ragu untuk bekerja sama dengan siapapun dalam membangun negara ini.
salam hormat saya,
Nina TamamRinggo Agus Rahman
Kepada yang saya kagumi Pak Bowo,
Ditengah saya mendengarkan banyak suara sumbang tentang bapak entah kenapa saya seperti melihat bapak seperti sosok guru yang nyata,sosok guru yg memberikan ujian kepada semua orang terutama kepada Presiden pilihan saya Bapak Joko Widodo.
Pak Bowo yang saya hormati, saya melihat ujian yang anda berikan kepada presiden saya adalah ujian yang terbaik untuk menjadikan presiden pilihan saya siap memimpin indonesia, ujian yang terbaik untuk kami pendukung bapak Joko Widodo mengerti arti kerja sama dan gotong royong memberikan perlawanan terhadap ujian bapak dan tentunya ujian terbaik untuk rakyat indonesia secara keseluruhan mengerti arti kata persatuan Indonesia.
Terima kasih, Pak, anda sudah memberikan ujian yang paling hebat untuk presiden pilihan saya bapak Joko Widodo, Ujian yang paling luar biasa sebelum Presiden saya memimpin indonesia.
Seumur hidup saya akan selalu mengingat pelukan bapak kepada Presiden pihan saya saat debat capres yang ke dua, saat anda setuju dengan jawabannya, dan seumur hidup pula saya akan mengingat Bapak adalah pemberi ujian yang terhebat kepada Indonesia.
Hormat saya,
Ringgo Agus RahmanBernard Batubara
Dear Pak Prabowo,
Nama saya Bernard Batubara. Saat ini usia saya 25 tahun. Saya baru saja berulang tahun 5 hari yang lalu, tepat pada tanggal 9 Juli, ketika pemilihan presiden dilakukan dan orang-orang beramai-ramai datang ke tempat pemungutan suara untuk memilih pemimpin mereka. Saya tidak datang ke tempat pemungutan suara. Bukan saya tidak ingin memilih. Saya sudah memilih satu di antara dua dan mohon maaf, itu bukan Bapak. Saya tidak datang ke tempat pencoblosan karena saya anak rantau dan pemalas. Saya tahu, jika teman-teman saya tahu bahwa saya tidak mencoblos karena malas mengurus surat ini-itu (padahal di social media semuanya sudah disediakan informasi tersebut) mereka pasti akan mengomeli saya. Tidak apa-apa. Selain karena malas, juga karena saya kurang tidur dan merasa tidak enak badan. Saya jatuh sakit pada hari yang sama saat saya berulang tahun. Pada hari yang sama saat pemilihan presiden.
Apakah arti sakit saya itu, Pak? Saya pun tidak tahu. Mungkin memang karena saya kurang istirahat dan mengerjakan banyak hal. Mungkin juga karena beban pikiran setelah menyaksikan bagaimana teman-teman saya saling menyindir karena mereka memilih calon presiden yang berbeda. Saya melihat sendiri bagaimana politik membuat teman-teman saya yang tadinya nongkrong bareng, sekarang tampak bermusuh-musuhan. Politik telah sampai pada tahap yang tidak pernah saya bayangkan atau lihat langsung sebelumnya: memecah-belah pertemanan.
Pak Prabowo, saya adalah orang yang tidak suka membicarakan politik, namun saya percaya bahwa perubahan besar di sebuah negara hanya bisa dilakukan lewat politik. Aneh, bukan? Ya, harap maklum Pak karena saya seorang Cancer, di dalam diri saya penuh kontradiksi. Saya bukan apolitis, saya hanya belum melihat ada sosok-sosok yang menjanjikan di dunia politik di negara kita tersayang ini. Saya mencintai Indonesia, Pak. Sejak kecil saya memendam keinginan untuk pergi keluar negeri. Saya ingin ke London karena saya penggemar cerita Harry Potter karangan J. K. Rowling. Tapi kalau ditanya saya ingin menghabiskan sisa hidup saya di mana? Saya akan menjawab: Indonesia.
Saya menyayangi Indonesia dan saya tidak ingin Indonesia dipimpin oleh pemimpin yang buruk. Bagaimanakah pemimpin yang buruk itu, Pak? Menurut saya, pemimpin yang buruk adalah pemimpin yang ditakuti. Kalau begitu, bagaimana dong pemimpin yang baik? Pemimpin yang baik, menurut saya, adalah pemimpin yang disayangi, tentu saja oleh orang-orang yang ia pimpin.
Belum pernah saya menyimpan harapan besar (sekaligus ketakutan besar) sebelumnya pada negara ini, lebih tepatnya pada sosok-sosok yang akan memimpin negara ini. Pak Prabowo, salah satu kandidatnya. Saya bilang tadi saya menyimpan harapan kecil akan ada sosok yang dapat mengubah Indonesia jadi lebih baik, yang membuat anak-anak muda peduli pada politik. Namun, meskipun kecil, Pak, saya masih menyimpan harapan itu. Harapan itu membesar saat saya meniup lilin ulang tahun tepat pada pukul 00.00 WIB memasuki tanggal 9 Juli 2014. Kekasih saya memberikan sebuah kue tart berwarna cokelat, dan ia menyuruh saya mengucapkan permohonan.
Salah satu permohonan itu, Pak Prabowo, semoga Indonesia tidak dipimpin oleh seseorang yang melahirkan bibit-bibit ketakutan di dalam diri rakyatnya.
Bernard Batubara