Survei LSN: 80% masyarakat suka capres berlatar belakang TNI
Hanya 20,5 persen masyarakat menyukai capres berkarakter merakyat.
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden tinggal 10 hari lagi. Sebagian besar publik sudah memiliki pilihan pasangan yang mantap terhadap capres dan cawapresnya. Capres berlatar belakang TNI ternyata lebih diminati publik ketimbang capres dari sipil. Publik lebih membutuhkan capres yang diasosiasikan tegas daripada yang dipersepsikan sederhana.
"Berdasarkan temuan LSN, capres berlatar belakang TNI lebih banyak diminati, sebanyak 80 persen mengaku setuju, 15,5 persen menjawab tidak setuju dan sisanya tidak tahu," kata Peneliti Utama Lembaga Survei Nasional (LSN) Gema Nusantara di Hotel Century, Senayan, Jakarta, Minggu (29/6).
Sementara ketika ditanyakan, apakah Anda setuju atau kurang setuju terhadap kombinasi capres dan cawapres yang keduanya dari kalangan sipil. "Sebanyak 64,5 persen mengaku setuju, akan tetapi sebanyak 30,5 persen mengaku tidak setuju dan sisanya 5 persen menjawab tidak tahu. Ini berarti tingkat resistensi publik terhadap kombinasi capres dan cawapres dari kalangan sipil lebih tinggi dibandingkan kombinasi capres berlatar belakang TNI dan cawapresnya sipil," jelas Gema.
Dengan kata lain, tegas dia, publik lebih membutuhkan capres berlatar belakang TNI daripada sipil. Ketika LSN menanyakan karakter capres seperti apa yang dibutuhkan Indonesia 5 tahun ke depan, Gema menjelaskan, sebanyak 32,4 persen responden lebih menyebut capres yang tegas.
"Karakter capres merakyat berada pada posisi kedua 20,5 persen, diikuti capres yang sederhana 12,3 persen, capres yang jujur 12,1 persen dan capres yang cerdas 10,6 persen," terangnya.
Hasil survei LSN ini dilaksanakan dari tanggal 22-26 Juni 2014. Survei dilakukan di 33 provinsi di seluruh Indonesia.
Populasi dari survei ini adalah seluruh penduduk Indonesia yang sudah memiliki hak pilih dan tercantum dalam DPT. Jumlah sampel sebanyak 1.070 responden yang diperoleh melalui teknik pengambilan sampel secara rambang berjenjang (multistage random sampling).
Simpangan kesalahan (margin of error) sebesar 3 persen dan pada tingkat kepercayaan (level of confidence) 95 persen. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara dengan responden menggunakan telepon. Survei ini dilengkapi dengan analisa media dan in-depth interview dengan sejumlah narasumber.