Tak Ada Kurikulum Adaptif saat Pandemi, Pembelajaran Jarak Jauh Tak Efektif
Ketua Komisi X DPR RI, Syaiful Huda, juga menilai saat ini Indonesia sedang menghadapi situasi darurat pendidik.
Ketua Komisi X DPR RI, Syaiful Huda, menilai pembelajaran jarak jauh yang diterapkan Kemendikbud tidak akan berjalan efektif. Karena, Kemendikbud hingga saat ini belum mengeluarkan kurikulum yang adaptif terhadap situasi Covid-19.
Pemerintah melalui Kemendikbud telah menetapkan hanya sekolah di zona hijau yang dapat belajar tatap muka. Sementara, di luar itu siswa tetap belajar dari rumah. Namun, Syaiful mengatakan, tidak semua sekolah dapat menyelenggarakan pembelajaran jarak jauh.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kapan peningkatan kasus Covid-19 terjadi di Jakarta? Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Kapan kasus Covid-19 pertama di Indonesia diumumkan? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Kenapa ucapan kelulusan sekolah dianggap penting? Ucapan tersebut juga menjadi penyemangat untuk membantu mereka ketika mereka memulai tahap kehidupan selanjutnya.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Apa yang terjadi pada kasus Covid-19 di Jakarta menjelang Nataru? Kasus Covid-19 meningkat di Ibu Kota menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
"Persoalannya, ketika pembelajaran jarak jauh tidak efektif karena Kemendikbud belum menyiapkan adaptasi kurikulum tidak semua sekolah bisa menyelenggarakan sekolah jarak jauh," ujarnya dalam diskusi daring, Sabtu (27/6).
Karena itu juga, Syaiful menilai saat ini Indonesia sedang menghadapi situasi darurat pendidik.
Tidak hanya metode belajar mengajar, sekolah-sekolah swasta mengalami ancaman tutup sebagai dampak dari Covid-19. Sekolah swasta kesulitan uang operasional karena orangtua siswa tak bisa menjawab biaya sekolah.
"Dari sekian ribu sekolah banyak yang kolaps karena orangtua tidak bisa bayar SPP," kata Syaiful.
Dia juga mengutip UNESCO mengenai peringatan terjadinya loss generation. Penyebabnya, 50 juta anak-anak usia sekolah tidak bisa melaksanakan pembelajaran dengan baik. Ditambah, terdapat ancaman gizi anak yang menurun lantaran tidak mendapat gizi cukup akibat bertambahnya kemiskinan yang disebabkan pandemi. Hal ini menyebabkan terjadinya anak-anak mengalami stunting.
"Tidak terjadi pertumbuhan secara normal. Yang terjadi anak-anak indonesia tidak bisa menerima pengetahuan dengan baik," kata Syaiful.
Baca juga:
Ini Penjelasan Dinas Pendidikan DKI Pakai Syarat Usia Minimal untuk PPDB
Disdik DKI Sarankan Calon Siswa Tersingkir Karena Usia Ikut Jalur Prestasi
Pemerintah Diminta Beri Dukungan Pesantren di Tengah Pandemi Covid-19
Gelar Seleksi UTBK, Perguruan Tinggi Diminta Terapkan Protokol Covid-19
PPDB Berdasarkan Usia Diprotes Wali Murid, Ombudsman DKI Sebut Sesuai Permendikbud
Anies Ingin Ada Intervensi Pemda soal Integrasi Sistem Pendidikan