Tak mau bercerai dengan istri, Paul nekat gantung diri
"Korban sering mabuk-mabukkan dan pulang subuh," kata Harsoyo meniru ucapan mertua pelaku.
Pelaku bunuh diri Paulyanto (41) di Jalan Perdana, Gang Anugrah Perdana, Kecamatan Pontianak Tenggara, meninggalkan pesan pada secarik kertas yang berisi alasan dirinya bunuh diri.
"Intinya pesan pelaku yang ditulis di kertas, yakni dari pada bercerai lebih bagus bunuh diri, kemudian dia meminta istrinya agar menjaga ketiga anaknya," kata Humas Polresta Pontianak Inspektur Dua (Pol) Harsoyo di Pontianak, Kamis (7/8).
Seperti diberitakan Antara, Harsoyo menjelaskan dalam pesannya, pelaku bunuh diri juga meminta maaf kepada orang tua dan keluarganya, sekaligus minta dikuburkan selayaknya. Humas Polresta Pontianak menambahkan, pelaku sehari-hari bekerja sebagai buruh. Pelaku mengakhiri hidupnya dengan cara menggantungkan dirinya dengan tali di ruang tamu rumahnya.
Pelaku bunuh ditemukan sudah dalam keadaan tidak bernyawa oleh anaknya Fikri yang masih bersekolah kelas empat sekolah dasar.
Kamis (7/8) pagi anaknya hendak mengambil pakaian sekolahnya sekitar pukul 06.15 WIB. Namun terlihat ayahnya sudah tergantung di ruang tamu dengan tali nilon.
Menurut Harsoyo, dari informasi mertua korban bernama Samiun (56), menantunya sering mabuk dan pulang subuh.
"Korban sering mabuk-mabukkan dan ngembun. Jika pulang juga sering mengamuk (emosi dan marah) pada istrinya," kata Harsoyo meniru ucapan mertua pelaku.
Hingga saat ini, diduga kuat motif bunuh diri itu, karena masalah keluarga. Sehingga pihak keluarga juga menolak untuk dilakukan autopsi, kata Harsoyo.