Takaran tak sesuai, pembeli gula operasi pasar Bulog Banyumas protes
Namun menurut Bulog takaran gula mereka jual sudah sesuai.
Operasi pasar dilakukan badan urusan logistik (Bulog) Banyumas menjual komoditas gula diprotes. Sebabnya, takaran gula dijual dalam plastik seberat satu kilogram tidak sesuai.
"Takarannya tidak sesuai, padahal dijual satu kilogram, tetapi setelah ditimbang ulang, ternyata beratnya hanya 9,5 ons, ada yang 9,7 ons, ada juga yang 9 ons," kata salah satu pembeli, Rini, warga Kedungwuluh, Purwokerto Barat, Rabu (20/7).
Ia mengatakan, para pembeli pada awalnya bingung dengan keadaan tersebut, karena tidak tahu harus mengadu kepada siapa.
"Saat itu, saya bilang sampaikan langsung ke pihak Bulog yang saat itu kebetulan masih di pasar," jelasnya.
Protes kemudian disampaikan kepada petugas. Rini menambahkan, saat itu ada beberapa pembeli yang kemudian meminta uang mereka kembali.
Menurut Rini, yang terbiasa berbelanja di Pasar Manis, sebenarnya harga gula dijual seharga Rp 13 ribu per kilogram oleh Bulog Banyumas, tidak jauh berbeda seperti dijual di pasar.
"Sebenarnya di koperasi yang ada di Pasar Manis, harga gula yang dijual bervariatif. Mulai dari Rp 13 ribu hingga Rp 16 ribu. Kualitas gulanya juga lumayan baik," ujarnya.
Ia mengemukakan, perbandingan warna gula terlihat berbeda. Menurut Rini, warna gula dijual di koperasi Pasar Manis lebih putih.
"Tetapi, kalau yang tadi saya lihat gula dari Bulog warnanya agak kemerahan. Tetapi itu, saya rasa hanya selera saja," ujarnya.
Saat dikonfirmasi, Humas Bulog Sub Divisi Regional Banyumas, M Priyono, membenarkan ada yang memprotes operasi pasar komoditas gula tersebut.
Diakuinya, dari empat kali operasi pasar dilakukan di wilayah Eks Karesidenan Banyumas, yakni di Pasar Wage Purwokerto, Pasar Sokaraja, Pasar Segamas Purbalingga dan Pasar Manis Purwokerto, baru kali ini diprotes.
"Dari beberapa pasar, hanya di Pasar Manis yang pedagangnya menolak. Dan gula tersebut bukan dikembalikan masyarakat, tetapi tadi saya minta dikembalikan yang sudah dibeli pedagang sebanyak 20 kilogram dari semuanya," ujarnya.
Setelah itu, ia melanjutkan, pihaknya kembali menimbang ulang gula dalam kantung satu kilogram tersebut di kantornya. "Setelah saya timbang ulang, ternyata tidak seperti yang dikatakan pedagang," jelasnya.
Meski begitu, ia mengaku akan tetap melakukan operasi pasar di pasar tradisional yang ada di Eks Karesidenan Banyumas. "Selama harga gula masih tinggi, kita akan terus melakukan operasi pasar dan kita akan cek terus proses pengemasannya," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Paguyuban Pasar Manis, Sami'un mengatakan, memang ada laporan pengaduan terkait operasi pasar yang dilakukan di Pasar Manis Purwokerto.
Saat dihubungi, ia mengatakan kondisi tersebut bisa dimaklumi. Ia menjelaskan, takaran yang berbeda bisa saja terjadi, apalagi jika dalam jumlah yang cukup banyak.
"Saya rasa hal ini bisa dimaklumi, karena yang memasukkan gula ke dalam plastik dalam takaran satu kilogram bisa berbeda orang. Sehingga, takarannya ada yang berbeda-beda," jelasnya.