Pasar Terbesar di Asia Tenggara Kebakaran, 1000 Hewan Mati Terpanggang, Dari Tokek Sampai Ular
Pasar Terbesar di Asia Tenggara Kebakaran, 1000 Hewan Mati Terpanggang, Dari Tokek Sampai Ular
Beberapa jenis hewan seperti burung, anjing, kucing, tikus, dan tokek serta berbagai hewan lainnya terbakar hingga mati di dalam kandang mereka.
Pasar Terbesar di Asia Tenggara Kebakaran, 1000 Hewan Mati Terpanggang, Dari Tokek Sampai Ular
Kebakaran besar melanda pasar terbuka Chatuchak, Bangkok, Selasa lalu. Peristiwa itu
membunuh sekitar 1.000 hewan yang diperdagangkan dan total sekitar 100 toko hancur.
Dilansir dari BBC, beberapa jenis hewan seperti burung, anjing, kucing, tikus, dan tokek serta berbagai hewan lainnya terbakar hingga mati di dalam kandang mereka.
Menurut laporan pihak berwenang setempat, kebakaran tersebut dipicu oleh korsleting listrik. Tidak ada korban jiwa atau luka-luka dalam tragedi ini.
Kobaran api muncul sekitar pukul 04.10 waktu setempat dan berhasil dipadamkan 30 menit kemudian, kata Kantor Distrik Chatuchak.
Insiden ini memicu seruan baru bagi pihak berwenang untuk
menutup zona hewan peliharaan, yang telah lama dikritik karena kondisi kehidupan hewan-hewan tersebut yang buruk dan dilaporkan menyebabkan tingginya tingkat penyakit dan kematian.
Chatuchak adalah salah satu pasar terbesar di Asia Tenggara, dengan puluhan ribu toko yang memadati jalur sempit.
Pasar ini juga merupakan pasar akhir pekan terbesar dan paling terkenal di Thailand dan diklaim menarik hampir 200.000 wisatawan setiap hari Sabtu dan Minggu.
Namun, bagian pasar yang menjual hewan peliharaan tetap buka sepanjang pekan. Bagian ini mencakup sekitar empat dari 27 bagian di pasar Chatuchak dan merupakan perdagangan yang paling kontroversial. Zona pasar ini menjadi sasaran inspeksi rutin.
“Ketika saya tiba di sini, semuanya ludes, semuanya terbakar,” kata Amporn Wannasut, salah satu pemilik toko yang bergegas ke pasar setelah diberi tahu tentang kebakaran tersebut.
"Saya tidak bisa berbuat apa-apa karena di dalam juga gelap. Saya tidak bisa menolong mereka sama sekali. Mereka semua sudah tidak ada."
Pria berusia 42 tahun ini menjual kura-kura, ular piton, dan ular raja, di antara reptil lainnya, sebagai hewan peliharaan.
"Saya bahkan tidak tahu apa yang harus saya lakukan selanjutnya. Saya rasa kita harus memulai dari awal lagi, tapi saya tidak tahu bagaimana caranya,” tambahnya.
“Saya membekukan beberapa ular yang mati agar kami bisa menghitung berapa banyak (uang) yang hilang.”
Menurut pemeriksaan awal, api telah merusak sebagian besar dari 118 toko di zona hewan peliharaan yang berukuran sekitar 1.400 meter persegi. Beberapa pemilik toko terlihat putus asa dan menangis ketika mengantre untuk mendaftarkan permintaan kompensasi setelah kejadian.
Seorang pemilik toko, Meecha, mengatakan kepada portal berita Thaiger, dia terbangun oleh tangisan hewan-hewan di loteng atas tokonya.
“Tiba-tiba, asap tebal memenuhi udara, membuat saya tidak bisa bernapas,” kata Meecha, yang memanjat melalui jendela untuk menyelamatkan diri.
Beberapa pemilik toko memang tinggal di pasar, namun belum jelas
berapa banyak ada ada di lokasi saat kebakaran terjadi.
Gambar-gambar yang beredar di dunia maya menunjukkan bagian yang luas dilalap api dan kandang yang hangus. Beberapa kandang terlihat sudah tidak berbentuk.
Kelompok People for the Ethical Treatment of Animals (Peta) mengatakan kebakaran ini “menggarisbawahi kebutuhan mendesak untuk mengambil tindakan.”
"Hewan bukanlah milik kita untuk dijadikan hiburan... Peta mendesak pemerintah Thailand untuk memastikan tempat ini, di mana hewan-hewan yang dikurung menderita, tidak akan pernah dibuka kembali,” ujar wakil presiden senior kelompok tersebut, Jason Baker.
Wildlife Friends Foundation di Thailand menggambarkan pasar Chatuchak sebagai “tempat yang memalukan bagi Bangkok”.
"Banyak dari hewan-hewan malang ini diselundupkan ke negara ini, seringkali secara ilegal. Ini tidak bermoral, kejam, membahayakan kesehatan dan keselamatan, dan sama sekali tidak perlu,” ujar direktur yayasan tersebut, Edwin Wiek.
“Pemerintah Metropolitan Bangkok harus bertindak dan menghentikan kekejaman yang tidak masuk akal terhadap hewan ini,” katanya.