Teman Ahok soal barisan sakit hati: Mereka menusuk dari belakang
"Kok mereka tega yah nusuk dari belakang," ujarnya.
Lima orang mantan relawan Teman Ahok mengungkap kebohongan atas suksesnya 1 juta Kartu Tanda Penduduk (KTP) untuk Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama (Ahok). Menurut Juru Bicara Teman Ahok, Singgih Widyastomo mengaku kecewa karena salah seorang berinisial R pernah dibantu.
"Dulu yang berinisial R minta tolong waktu istrinya meninggal dengan nangis-nangis, karena dia tidak memenuhi target dan tidak nyetor selama dua minggu. Tapi kini dia malah nusuk dari belakang," ujar Singgih di Markas Besar Ahok, Pejaten, Jakarta Selatan, Rabu (22/6).
Selain itu, seluruh para relawan Teman Ahok pun kecewa atas perbuatan kelima mantan Teman Ahok tersebut.
"Kita ada group medsos di Posko Teman Ahok. Semua posko marah. Semua bilang kelima orang itu kurang ajar, kok mereka tega yah nusuk dari belakang," ujarnya.
Dalam aksi kelima acara yang digelar di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (22/6) pagi, dimotori ormas. Singgih menyakini seluruh pengakuan itu merupakan paksaan dari organisasi masyarakat.
"Kami fikir, aksi mereka ini didanai dan disuruh ormas itu. Soal jumlah posko saja, mereka bilang ada 153 posko, itu bohong. Mereka ini bukan orang dari struktur pusat Teman Ahok, sehingga mereka tidak tahu jumlahnya dan mengarang-ngarang. Untuk gaji Rp 500 ribu perorang itu bohong juga, kami kasih tiap posko Rp 500 ribu, mau dia ada 1, 2, atau 3 orang tetap segitu. Jadi Rp 500 ribu bukan perorangan yah. Lalu biaya cetak koran pun mereka ngarang, untuk koran itu Rp 1.800-an, lalu pengadaan printer, laptop itu dipinjamkan oleh relawan Ahok yah. Bukan beli Tp 5 juta perunit," bebernya.