Temui ketua DPR, Pacquiao berharap keadilan untuk Mary Jane
"Saya berterima kasih kepada pemerintah Indonesia karena telah menunda eksekusi mati kepadanya," kata Pacquiao.
Petinju asal Filipina, Manny 'Pacman' Pacquiao siang tadi datang ke Gedung DPR untuk bertemu Ketua DPR Setya Novanto. Salah satu yang dibahas Pacman adalah soal nasib terpidana mati Mary Jane Veloso.
Sebelum datang ke DPR, petinju yang kerap disapa 'Pacman' itu datang ke Lapas Wirogunan, Yogyakarta pagi tadi untuk bertemu dengan Mary Jane.
"Saya tanya dia, dan dia menjelaskan bahwa yang terjadi padanya (Mary Jane) adalah sebuah kesalahan. Dia tak tahu bahwa dia adalah korban kejahatan perdagangan manusia yang dilakukan oleh Christina. Jadi proses hukum di Filipina masih berlanjut dan saya berharap keadilan datang," tutur Pacquiao di Gedung Nusantara III, DPR RI, Senayan, Jakarta, Jumat (10/7).
Walaupun mengharapkan ada titik terang dalam kasus yang menimpa Mary Jane itu, senator Filipina itu mengaku tetap menghormati hukum yang berlaku di Indonesia dan berterima kasih atas penundaan hukuman Mary Jane.
"Saya berterima kasih kepada pemerintah Indonesia karena telah menunda eksekusi mati kepadanya, namun saya juga menghormati hukum yang berlaku di Indonesia," lanjutnya.
Menanggapi pernyataan Pacman itu, Wakil Ketua DPR, Fadli Zon menghargai usaha Pacquiao dalam membebaskan Mary Jane. Menurut Fadli, DPR akan menyampaikan aspirasi Pacman itu ke Presiden Joko Widodo.
"Kami akan memberikan masukan kepada Presiden tentang apa yang terjadi kepada Mary Jane. Kami menghargai usaha dari negara sahabat dalam hal ini Filipina dalam melindungi warganya dari ancaman hukuman mati. Dan kami menghargai hubungan baik kedua negara selama ini," ujar Fadli.
Senada dengan Fadli, Ketua DPR, Setya Novanto mengapresiasi sikap negarawan Mantan Juara Dunia Tinju tersebut.
"Inilah Contoh bahwa Mr Pacman adalah orang yang gentleman dan sporty, dia menghormati dan menghargai hukum di Indonesia. Sebagai seorang senator yang 2 kali terpilih adalah kewajibannya untuk melakukan usaha-usaha untuk melindungi warga negara dari hukuman mati," katanya.
Dalam pertemuan tersebut, Pacman datang didampingi istrinya Maria Geraldine dan Dubes Filipina Maria Lumen V Sletta.