Terdengar suara dentuman keras, backhoe dan truk terbakar
kedua alat berat tersebut diduga sengaja dibakar.
Satu unit backhoe dan satu truk engkel milik kontraktor yang mengerjakan proyek jalan desa sepanjang 4,25 km di Kecamatan Samadua, Kabupaten Aceh Selatan terbakar. Diduga dibakar oleh orang tak dikenal.
Kejadian ini berlangsung Minggu (20/12) malam. Api pertama kali diketahui warga Desa Kampung Baru bernama Sarmas yang sedang menjaga ketel nilam, tidak jauh dari lokasi kejadian.
Ketika mendengar suara dentuman keras berasal dari ledakan tanki backhoe dan tanki truk, dia berlari ke lokasi dan dari jarak sekitar 100 meter dia melihat satu unit backhoe telah terbakar.
Karena dia seorang diri kemudian dia berlari ke arah perkampungan penduduk untuk meminta bantuan kepada warga.
Mendengar informasi itu, puluhan warga yang saat itu baru saja selesai salat Magrib, menuju ke lokasi untuk memadamkan kobaran. Api berhasil dipadamkan sekitar satu jam kemudian atau sekitar pukul 20.00 WIB.
Akibat kejadian itu, mengakibatkan pihak kontraktor pelaksana mengalami kerugian mencapai Rp 300 juta lebih, karena kobaran api yang melalap backhoe menghanguskan boks tempat duduk operator, komputer dan wayer yang menggerakkan mesin secara elektrik, sehingga mengakibatkan backhoe tersebut tidak bisa digunakan lagi.
Sedangkan drum truk jenis engkel dilalap kobaran api khusus di bagian depan mobil di mana tempat duduk sopir hingga mesin hangus, sehingga juga mengakibatkan armada angkutan itu tidak bisa digunakan lagi.
Kapolres Aceh Selatan AKBP Achmadi yang dikonfirmasi melalui Kapolsek Samadua, Ipda Muliadi mengatakan, sejauh ini pihaknya belum bisa memastikan apakah kedua unit alat berat tersebut sengaja dibakar oleh pihak tertentu atau terbakar dengan sendirinya.
"Namun dilihat dari kondisi yang terjadi di lapangan, kedua alat berat tersebut diduga sengaja dibakar oleh pihak tertentu sebab di samping kejadiannya secara bersamaan juga jarak antara alat berat dengan mobil drum truk sekitar 250 meter, artinya sangat mustahil jika terbakar dengan sendirinya kedua alat berat yang terletak berjauhan itu," kata Muliadi kepada Antara, Senin (21/12).
Kapolsek mengatakan, setelah menerima informasi terkait kejadian itu, pihaknya bersama aparat Reskrim Polres Aceh Selatan langsung turun ke lokasi pada malam itu juga, untuk melakukan identifikasi tempat kejadian perkara (TKP).
"Di lokasi proyek itu sebenarnya ada lima alat berat yakni empat backhoe dan satu mobil drum truk. Backhoe yang diduga dibakar itu berada di titik pertama dimulainya pekerjaan peningkatan jalan, kemudian beberapa meter setelah itu kembali ada satu unit backhoe, baru berjarak sekitar 250 meter lagi ada mobil drum truk serta berjarak sekitar puluhan meter lagi arah atas gunung ada dua unit lagi backhoe," sebutnya.
Hasil olah TKP sementara, pihak kepolisian hanya menemukan satu buah tutup jeriken warna merah serta bau minyak solar yang bercampur dengan bau minyak tanah di sekitar lokasi, sementara alat bukti lainnya untuk menguatkan apakah alat berat itu sengaja dibakar atau terbakar belum ditemukan.
"Alat bukti lainnya sampai saat ini belum kami temukan kecuali tutup jeriken warna merah dan bau minyak solar bercampur minyak tanah itu. Ini pun harus didalami dulu lebih mendalam apakah bau minyak itu berasal dari tanki backhoe dan mobil yang meledak setelah dilalap kobaran api," ujar Muliadi.
Untuk mengungkap kasus tersebut, pihak kepolisian telah memanggil Imam Mukim dan perangkat desa Kampung Baru beserta masyarakat yang turut terlibat menjaga alat berat tersebut termasuk salah seorang warga bernama Sarmas, sebagai saksi yang pertama mengetahui kejadian pembakaran itu.
"Kami mengakui bahwa dalam mengusut kasus ini agak mengalami kendala dan hambatan karena tidak ada saksi mata yang melihat, serta minimnya alat bukti yang ditemukan di lokasi. Satu-satunya solusi pengusutan kasus ini hanya dengan cara mendalami keterangan dari para saksi," tegas Muliadi.
Proyek jalan Desa Kampung Baru-Alue Rumbia, Kecamatan Samadua sepanjang 4,25 km bersumber dana dana alokasi khusus (DAK) tambahan APBK tahun 2015 sebesar Rp 8 miliar.