Terpidana mati asal Nigeria siap jalani eksekusi
"Dia merasa yakin, kedutaan negaranya pasti mengurus jenazahnya setelah dieksekusi," kata Titus.
Terpidana mati asal Nigeria, Daniel Enemuo alias Diarrassouba Mamadou yang akan dieksekusi pada Minggu (18/1) nanti mengaku siap jalani eksekusi. Perkataan Daniel tersebut disampaikan kepada seorang rohaniwan asal Cilacap Jawa Tengah, Pendeta Titus AS yang menemuinya beberapa waktu lalu.
"Terakhir ketemu dengan Daniel saat perayaan Natal di LP Batu 20 Desember lalu. Dia bilang sudah siap. Kapan saja Tuhan berkehendak kita pulang dia sudah siap," katanya saat mendampingi beberapa pasien seorang napi terpidana mati berkebangsaan Belanda, Ang Kim Soei di Pelabuhan penyeberangan Wijayapura Cilacap, Jumat (16/1).
Saat berbincang dengan Titus, Daniel mengatakan senang bisa segera dieksekusi. Daniel sendiri mengatakan kepada Titus tidak menyampaikan permintaan terakhir sebelum jalani eksekusi.
"Dia merasa yakin, kedutaan negaranya pasti mengurus jenazahnya setelah dieksekusi," kata Titus yang rutin memberikan pembinaan rohani bagi narapidana yang beragama Kristen di seluruh lapas se-Pulau Nusakambangan.
Lebih lanjut, dia mengemukakan pendeta yang ditunjuk mendamping Daniel menjelang eksekusi bukanlah dirinya. Pendamping rohani yang ditunjuk untuk mendampingi Daniel, yakni Pendeta Tuhu Santosa dari Gereja Bethel Indonesia (GBI) Cilacap.
Ia mengatakan bahwa rohaniawan pendamping bagi terpidana mati Ang Kim Soei yang beragama Buddha, yakni Sunarso dari Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi) Cilacap.
Sementara untuk rohaniawan pendamping Marco Archer Cardoso Moreira yang beragama Katolik, kemungkinan Romo Carolus dari Paroki St. Stephanus, Cilacap, atau diwakilkan kepada Romo Nico. "Kalau yang beragama Islam didampingi K.H. Hasan Makarim," katanya.