Tingkat kesadaran warga Jabar bayar pajak masih rendah
Warga juga banyak tidak terbuka saat melaporkan asetnya.
Tingkat kesadaran warga Jawa Barat untuk membayar pajak masih terbilang rendah. Potensi kehilangan pendapatan negara pun hilang tinggi.
Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan Jawa Barat I, Yoyok Satiotomo mengatakan, untuk Kanwil DJP I Jabar saja wajib pajak melapor baru setengahnya, dari 3 juta wajib pajak terdaftar.
"Wajib pajak ini ada di 3 juta, dari 40 juta warga (Jabar). Dari (wajib pajak) yang lapor pun belum tentu semua bayar. Jadi banyak potensi yang hilang," kata Yoyok di Gedung Sate, Bandung, Kamis (3/3).
Menurut yoyok, wajib pajak tidak patuh di antaranya perorangan bergerak di sektor perdagangan dan informal. "Kalau pekerja formal aman. Tapi banyak wajib pajak, dia jualan tekstil, sepatu, enggak punya NPWP," ujar Yoyok.
Yoyok mengaku terus menjaring wajib pajak buat meningkatkan pendapatan negara. Salah satunya dengan berkoordinasi dengan pihak lain, buat mengetahui wajib pajak mana saja yang belum patuh.
Karena itu, Yoyok mengaku akan memberikan sanksi kurungan penjara kepada wajib pajak yang tidak patuh. "Tapi yang enggak mau bayar, masih kita pelajari," ucap Yoyok.
Yoyok mengatakan, selain masih rendahnya para wajib pajak, tidak sedikit yang tidak terbuka dalam melaporkan transaksi keuangannya. Ini berdampak pada besaran nilai pajak yang tidak sesuai. Misalnya ada pemilik mobil mewah seperti Bentley.
"Tapi bayar pajak cuma sejuta (rupiah) setahun," imbuh Yoyok.
Yoyok berharap wajib pajak bisa lebih tinggi. Sebab pihaknya menargetkan tahun ini pendapatan pajak sebesar Rp 30 triliun.