Kekeringan Makin Parah, Begini Perjuangan Warga Jateng Memperoleh Air Bersih
Mereka sudah merasakan dampak kekeringan sejak Mei.
Mereka sudah merasakan dampak kekeringan sejak Mei.
Kekeringan Makin Parah, Begini Perjuangan Warga Jateng Memperoleh Air Bersih
Musim kemarau telah berlangsung berbulan-bulan. Persediaan air bersih makin berkurang. Bahkan di beberapa tempat, warga mulai kesulitan untuk mendapatkan air bersih.
-
Apa dampak kekeringan di Jateng? Warga Terdampak Kekeringan di Jateng Capai 9.153 Jiwa, Ini Penjelasan BPBD
-
Dimana saja kekeringan terjadi di Jateng? Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto, mengatakan bahwa saat ini ada 30 kabupaten atau kota di Jateng yang telah menetapkan status siaga bencana. Pernyataan Suharyanto itu ia sampaikan pada Rapat Koordinasi Penanganan Darurat Kekeringan Jawa Tengah yang digelar di Gedung Gradika Bhakti Praja Semarang.
-
Apa saja yang dilakukan untuk mengatasi kekeringan di Jateng? Pemerintah daerah bekerja sama dengan BPBD sedang menyiapkan beberapa solusi, termasuk distribusi air bersih, termasuk di Wonogiri dan Klaten.'BNPB juga akan membantu mendistribusikan air ke masyarakat sekitar,' ujarnya dikutip dari ANTARA pada Selasa (23/7).
-
Apa upaya Pemprov Jateng mengatasi kekeringan? “Untuk itu dilakukan pengendalian secara pre-emptive di daerah endemis dengan menggunakan bahan-bahan ramah lingkungan dan responsif pada daerah yang terserang OPT dengan bahan kimia secara bijaksana,“
-
Apa dampak dari kekeringan di Jawa Tengah? Dampak musim kemarau yang perkepanjangan ini memukul ratusan jiwa warga Desa Garangan, Kecamatan Wonosamudro, Kabupaten Boyolali. Dalam dua bulan terakhir, mereka kesulitan air bersih.
-
Dimana warga terdampak kekeringan? BPBD Kabupaten Cilacap mencatat jumlah warga yang terdampak kekeringan di wilayah tersebut mencapai 9.153 jiwa dari 3.011 keluarga.
Kondisi ini menjadi potret sehari-hari warga di Desa Petir, Kabupaten Banjarnegara. Kedatangan truk tangki pengangkut air bersih menjadi momen yang dinanti warga.
Truk tangki itu mengangkut 5.000 liter air bersih. Namun dalam hitungan satu jam, bantuan air bersih ludes diserbu. Setiap warga bisa membawa pulang 2-4 jeriken berisi air bersih.
Sudah sebulan ini warga Desa Petir harus berjuang mendapatkan air bersih. Sumur yang kering akibat kemarau panjang membuat warga mencari air ke sungai yang letaknya jauh, atau membeli ke pedagang air keliling.
“Itu ke sungai. Jauh dari sini. Alhamdulillah dengan adanya truk ini membantu,” kata Wati, warga Desa Petir, dikutip dari kanal YouTube Liputan6 pada Senin (14/8).
Pemandangan serupa juga terjadi di Blora, Jawa Tengah. Warga Desa Jepangrejo berebut air bersih bantuan dari BBWS Pemali-Juwana. Dengan penuh semangat warga mengambil air untuk dibawa pulang.
Sudah tiga bulan terakhir warga kesulitan air bersih karena sumur mereka kering. Akibatnya warga harus membeli air seharga Rp140 ribu per tangki.
Saat ini ada 124 desa di Blora yang terdampak kekeringan. Kekeringan tahun ini disebabkan oleh fenomena El Nino yang membuat curah hujan sangat rendah.
Dampak kekeringan juga dirasakan warga Desa Karanganyar, Grobogan. Sudah empat bulan mereka kesulitan air bersih. Kedatangan truk tangki pengangkut air pun langsung diserbu warga. Mereka sangat bersemangat membawa jerigen dan ember berisi air bersih untuk dibawa pulang.
Demi mendapatkan air, warga harus merogoh kocek sebesar Rp130 ribu. Bahkan sebagian warga yang tidak mampu harus iuran dengan warga lain demi bisa mendapatkan air.
“Banyak warga yang berebut. Soalnya baru kali ini ada bantuan air. Dihitung sudah dari Bulan Mei warga kesulitan. Apalagi air tidak hanya untuk keperluan sehari-hari, tapi juga untuk ternak,”
kata Devi, warga Desa Karanganyar.