Kekeringan Makin Parah, Begini Perjuangan Warga Jateng Memperoleh Air Bersih
Mereka sudah merasakan dampak kekeringan sejak Mei.

Mereka sudah merasakan dampak kekeringan sejak Mei.

Kekeringan Makin Parah, Begini Perjuangan Warga Jateng Memperoleh Air Bersih

Musim kemarau telah berlangsung berbulan-bulan. Persediaan air bersih makin berkurang. Bahkan di beberapa tempat, warga mulai kesulitan untuk mendapatkan air bersih.

Kondisi ini menjadi potret sehari-hari warga di Desa Petir, Kabupaten Banjarnegara. Kedatangan truk tangki pengangkut air bersih menjadi momen yang dinanti warga.

Truk tangki itu mengangkut 5.000 liter air bersih. Namun dalam hitungan satu jam, bantuan air bersih ludes diserbu. Setiap warga bisa membawa pulang 2-4 jeriken berisi air bersih.
Sudah sebulan ini warga Desa Petir harus berjuang mendapatkan air bersih. Sumur yang kering akibat kemarau panjang membuat warga mencari air ke sungai yang letaknya jauh, atau membeli ke pedagang air keliling.


“Itu ke sungai. Jauh dari sini. Alhamdulillah dengan adanya truk ini membantu,” kata Wati, warga Desa Petir, dikutip dari kanal YouTube Liputan6 pada Senin (14/8).

Pemandangan serupa juga terjadi di Blora, Jawa Tengah. Warga Desa Jepangrejo berebut air bersih bantuan dari BBWS Pemali-Juwana. Dengan penuh semangat warga mengambil air untuk dibawa pulang.

Sudah tiga bulan terakhir warga kesulitan air bersih karena sumur mereka kering. Akibatnya warga harus membeli air seharga Rp140 ribu per tangki.

Saat ini ada 124 desa di Blora yang terdampak kekeringan. Kekeringan tahun ini disebabkan oleh fenomena El Nino yang membuat curah hujan sangat rendah.
Dampak kekeringan juga dirasakan warga Desa Karanganyar, Grobogan. Sudah empat bulan mereka kesulitan air bersih. Kedatangan truk tangki pengangkut air pun langsung diserbu warga. Mereka sangat bersemangat membawa jerigen dan ember berisi air bersih untuk dibawa pulang.


Demi mendapatkan air, warga harus merogoh kocek sebesar Rp130 ribu. Bahkan sebagian warga yang tidak mampu harus iuran dengan warga lain demi bisa mendapatkan air.
“Banyak warga yang berebut. Soalnya baru kali ini ada bantuan air. Dihitung sudah dari Bulan Mei warga kesulitan. Apalagi air tidak hanya untuk keperluan sehari-hari, tapi juga untuk ternak,”
kata Devi, warga Desa Karanganyar.
