Tingkatkan Kompetensi, 1.200 Guru Dikirim Kemendikbud ke Luar Negeri untuk Belajar
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengirimkan 1.200 guru berprestasi pendidikan anak usia dini (PAUD) hingga SMA ke luar negeri, untuk mendapatkan pelatihan selama tiga minggu.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengirimkan 1.200 guru berprestasi pendidikan anak usia dini (PAUD) hingga SMA ke luar negeri, untuk mendapatkan pelatihan selama tiga minggu.
"Mereka ini akan dikirim ke sejumlah negara untuk meningkatkan kompetensinya. Durasinya paling sedikit tiga minggu di luar negeri," ujar Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy di Jakarta, Rabu kemarin. Dikutip dari Antara.
-
Kapan kemacetan di Jakarta terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Kapan Kirab Kebo Bule di Surakarta diadakan? Surakarta memiliki tradisi pada perayaan malam 1 Suro atau bisa disebut malam tahun baru Hijriah.
-
Di mana kemacetan parah di Jakarta sering terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Kapan Desa Panggungharjo dibentuk? Desa Panggungharjo dibentuk berdasarkan maklumat monarki Yogyakarta tahun 1946 yang mengatur tentang tata kalurahan saat itu.
-
Sejak kapan Soto Podjok Kediri eksis? Terdapat tempat nyoto legendaris di Kota Kediri, Jawa Timur. Kabarnya, warung ini sudah eksis sejak 1926 silam.
-
Apa fungsi utama Gedung Kesenian Jakarta saat ini? Saat ini, gedung tersebut masih aktif digunakan sebagai lokasi pertunjukkan seni khas nusantara maupun luar negara.
Dalam acara melepas 1.200 guru tersebut, Muhadjir menjelaskan pendanaan kegiatan berasal dari dana Lembaga Pengelola dana Pendidikan (LPDP) dan Kemendikbud. Para guru tersebut belajar mengenai pedagogik di sejumlah negara.
Sejumlah negara yang menjadi tujuan adalah Finlandia, Korea, Jerman, Jepang, Prancis, Singapura, China, Rumania dan Hong Kong. "Kami kirim guru-guru ini ke luar negeri, agar wawasannya lebih terbuka," lanjutnya.
Muhadjir menyebutkan Kemendikbud berencana mengirim guru ke luar negeri hingga tiga kali dalam setahun.
Sementara itu, Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbud Supriano mengatakan para guru tersebut akan berangkat bulan depan. Kemendikbud saat ini fokus pada pengembangan sumber daya manusia.
Supriano juga mengatakan proses pendidikan yang baik hanya dapat tercipta jika gurunya juga memiliki kualitas baik pula.
Seorang guru SMP Naskat Maria Mediatrix Ambon, Jufianne, senang bisa berangkat ke luar negeri. Ia dan rekannya yakni Syahruni Ningsih (guru SMPN 1 Malunda, Majene) akan berangkat ke China.
"Selama tiga minggu kami akan belajar mengenai kemampuan berpikir tingkat tinggi atau HOTS dan juga pendidikan sains, teknologi, teknik, dan matematika," kata Jufianne.
Syahruni Ningsih menjelaskan seleksi dilakukan berdasarkan seleksi dari guru berprestasi. Dari 34 guru, maka hanya 18 guru yang diterima.
"Kami berharap dengan kegiatan ini, kompetensi kami bertambah dan bisa membagikannya ke rekan-rekan kerja dan juga para murid," kata Syahruni.
Sementara itu, Sekretaris Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbud, MQ Wisnu Aji mengatakan, Kemendikbud memberi apresiasi kepada guru untuk melakukan pelatihan di luar negeri.
Menurut dia, kebijakan itu sesuai dengan harapan Presiden Joko Widodo untuk meningkatkan kualitas SDM, yakni membuka wawasan dan pengetahuan global kepada guru.
"Misalnya terkait skill, pembelajaran abad 21, juga masalah ilmu pendidikan, lokakarya/workshop, observasi sekolah dan kelas, kunjungan industri (bagi guru kejuruan) dan praktik kerja industri," tutur Wisnu.
Wisnu juga menjelaskan tentang proses seleksi guru sebelum dikirim ke luar negeri. "Seleksi lebih kepada guru yang berprestasi. Nah kita menyeleksi sudah berjalan tiga bulan, dan kita lebih muda memilih yang sudah ada," tuturnya.
Menurut dia, pelatihan di luar negeri dapat membantu pendidik dan tenaga kependidikan dalam membimbing peserta didik untuk berkembang dalam mengarungi dunia ilmu pengetahuan dan teknologi yang cepat berubah di Abad ke-21, dan menghadapi era Revolusi Industri 4.0.
Bahkan dalam bidang kejuruan, lanjut Wisnu, Presiden Joko Widodo telah mengeluarkan Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dalam Rangka Peningkatan Kualitas dan Daya Saing Sumber Daya Manusia Indonesia.
"Hal itu sejalan dengan pertumbuhan dunia usaha dan industri di Indonesia, permintaan tenaga terampil lulusan SMK semakin meningkat," tuturnya.
(mdk/cob)