Tjahjo Kumolo: Semua menteri harus siap dipanggil Presiden
Diakuinya, Jokowi memang selalu memantau kinerja para menteri.
Isu reshuffle Kabinet Kerja pimpinan Presiden Joko Widodo dan Wakilnya Jusuf Kalla kian menguat. Apalagi, Presiden Jokowi sampai mengeluarkan surat edaran yang isinya menteri harus tetap berada di Jakarta hingga 29 Juli 2016.
Menteri Dalam Negeri, Tjahjo Kumolo, mengatakan setiap menteri harus siap kapan saja dipanggil Presiden untuk mempertanggungjawabkan kinerja mereka.
"Arahan Bapak Presiden dan Bapak Wapres bisa dalam rapat kabinet dan bisa setiap saat memanggil menteri dan pimpinan lembaga pemerintah, kalau urgen bisa beliau telepon para pembantu-pembantu Presiden menanyakan dan mengklarifikasi sesuatu masalah. Oleh karena itu setiap pembantu Presiden harus siap di bidang tugasnya kalau sewaktu waktu dipanggil dimintai penjelasan oleh Bapak Presiden. Bapak Presiden dengan berbagai kewenangan beliau pasti memantau kita semua para pembantu beliau di kabinet dan di pemerintahan," kata Tjahjo dalam pesan singkatnya kepada wartawan, Selasa (26/7).
Tjahjo tak merasa aneh dengan surat edaran seperti itu dan kabar akan adanya evaluasi dari Presiden Jokowi. Diakuinya, Jokowi memang selalu memantau kinerja para menteri.
"Maka setiap program kementerian lembaga harus dipublikasikan ke masyarakat agar masyarakat tahu apa yang sedang dikerjakan kementerian atau lembaga-lembaga pemerintah," tambahnya.
Khusus di kementerian yang dia pimpinan, lanjut Tjahjo, Presiden Jokowi meminta dirinya bisa menginstruksikan semua daerah untuk melakukan penyerapan anggaran secara optimal.
"Agar pertumbuhan daerah optimal dan membangun tata kelola pemerintah pusat dan daerah yang efektif, efisien, taat kepada hukum dan mempercepat reformasi birokrasi dan memperkuat otonomi daerah, menteri dan esselon I adalah pengguna anggaran harus bisa optimal penyerapannya," papar politikus PDIP ini.
Selain itu, Jokowi juga meminta dirinya mengoptimalkan penerbitan perda-perda dan peraturan Kemendagri yang mengutamakan kepentingan rakyat banyak.
"Selain itu, khususnya perda-perda yang berkaitan mempermudah investasi daerah atau memberikan kemudahan untuk kalangan bisnis. Agar masyarakat semakin dapat menikmati produk atau hasil pembangunan untuk peningkatan pemerataan pembangunan dan kesejahteraan rakyat," pungkasnya.
Baca juga:
Klaim kinerja menterinya baik, PKB yakin Jokowi tak kurangi jatah
Reshuffle, kebutuhan atau beri jatah Golkar dan PAN?
Reshuffle jilid II, ada parpol harap-harap cemas, ada yang cuek
Menebak siapa menteri Jokowi yang layak diganti
Fokus benahi internal, PPP tak pusingkan soal reshuffle menteri
Golkar: Reshuffle kabinet Jokowi harus utamakan perbaikan ekonomi
Fadli Zon: Jangan sampai reshuffle memunculkan masalah baru
-
Kapan reshuffle kabinet menteri dan wakil menteri dilakukan? Presiden Joko Widodo kembali melakukan reshuffle menteri dan wakil menteri Senin (17/7) hari ini.
-
Apa yang sedang dilakukan Prabowo terkait susunan kabinet? Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad, membenarkan bahwa sampai saat ini Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin belum pernah diundang saat menbahas susunan kabinet. Sebab, Dasco menegaskan, untuk menyusun kabinet merupakan hak prerogatif Presiden terpilih Prabowo Subianto. "Jadi memang yang namanya susunan menteri itu sebagai hak prerogatif presiden terpilih yang melakukan simulasi-simulasi," kata Dasco, saat diwawancarai di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Sabtu, (14/9).
-
Bagaimana Prabowo dinilai akan meneruskan pemerintahan Jokowi? Sebagai menteri Presiden Jokowi, Prabowo kerap ikut rapat. Sehingga, Prabowo dinilai tinggal meneruskan pemerintahan Presiden Jokowi-Ma'rufA Amin.
-
Apa tanggapan Jokowi soal rencana Prabowo menambah jumlah Kementerian? Jokowi mengaku tak memberi masukan kepada Prabowo soal penambahan kementerian.
-
Kapan Prabowo dikabarkan akan menambah jumlah Kementerian? Presiden terpilih Prabowo Subianto dikabarkan akan menambah jumlah kementerian lembaga menjadi 40.
-
Apa yang mungkin diberikan Jokowi untuk Kabinet Prabowo? Tak hanya memberikan pendapat, mantan Wali Kota Solo tersebut juga bisa memberikan usulan nama untuk kabinet mendatang.