TNI-Polri Buru KKB Pembunuh guru di Beoga Papua
Rencana evakuasi lanjutan jenazah almarhum Oktovianus ke Timika pada Jumat siang belum bisa dilakukan karena penerbangan dari Timika ke Beoga dan sebaliknya terkendala kondisi cuaca yang kurang bersahabat.
Aparat gabungan TNI dan Polri dikerahkan ke Distrik Beoga, Kabupaten Puncak untuk memburu Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang menembak mati seorang guru bernama Oktovianus Rayo (42) dan kemudian membakar tiga gedung sekolah di wilayah itu pada Kamis (8/4).
Kasatgas Humas Ops Nemangkawi Kombes Iqbal Alqudussy mengatakan aparat tidak tinggal diam menyikapi tindakan kekerasan yang dilakukan oleh KKB. "Sudah sejak kemarin anggota langsung merespons. Yang jelas aparat TNI dan Polri tetap memburu mereka," kata Kombes Iqbal dilansir Antara, Jumat (9/4).
-
Kenapa prajurit TNI menganiaya anggota KKB? Penyiksaan itu dilakukan prajurit TNI diduga kesal atas sikap Denius Kogoya yang ingin menebar teror membakar puskesmas kala itu.
-
Apa yang dilakukan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo di Papua? Pak Kapolri beliau jam 5 sudah berada di Papua, dengan Panglima TNI. Jadi beliau tidak bisa hadir, karena beliau tidak bisa hadir tentunya kita tidak mengikutsertakan para pejabat lainnya. Sehingga murni kita adalah PP Polri pada acara hari ini ya.
-
Di mana penganiayaan terhadap anggota KKB terjadi? Di Puncak Jaya, khususnya di daerah Ilaga, Gome, dimana TKP itu terjadi (penyiksaan). Kita akan usut tuntas masalah ini. Apapun yang terjadi disana akan menjadi bahan untuk proses hukum nanti,” kata Izak saat jumpa pers di Jakarta, Senin (25/4).
-
Apa yang dilakukan prajurit TNI kepada anggota KKB? Peristiwa penyiksaan yang dilakukan sejumlah prajurit TNI terhadap seorang warga Papua diduga merupakan anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) viral di media sosial.
-
Kapan Daerah Istimewa Kalimantan Barat (DIKB) dibentuk? Dilansir dari kanal YouTube Bimo K.A, Daerah Istimewa Kalimantan Barat terbentuk pada tahun 1946.
-
Siapa saja yang terlibat dalam program pemberdayaan PKK Kaltim? "Program pemberdayaan PKK terdiri dari Pokja I sampai dengan Pokja IV, itu hampir semua OPD masuk di situ. Jadi mulai dari pola asuh anak, kemudian gemar membaca, gizi, dan kesehatan. Jadi 10 program PKK di dalam sub program PKK itu lah semua OPD masuk di dalam situ,"
Ia mengakui jenazah korban sudah dievakuasi oleh masyarakat bersama-sama sejumlah guru dari Kampung Julugoma ke ibu kota Distrik Beoga dengan berjalan kaki sejauh sekitar empat kilo pada Kamis (8/4) siang. Rencana evakuasi lanjutan jenazah almarhum Oktovianus ke Timika pada Jumat siang belum bisa dilakukan karena penerbangan dari Timika ke Beoga dan sebaliknya terkendala kondisi cuaca yang kurang bersahabat.
Kombes Iqbal memastikan pembakaran gedung sekolah yaitu SD Jambul, SMP Negeri 1 Beoga dan SMA Negeri 1 Beoga serta rumah guru pada Kamis (8/4) petang sekitar pukul 18.15 WIT dilakukan oleh KKB pimpinan Nau Waker alias Tidak Jadi Waker yang merupakan anak buah dari pimpinan KKB Guspi Waker.
"Pelakunya dari kelompok Nau Waker alias Tidak Jadi Waker," ujarnya.
Kelompok Waker diduga lari ke Beoga karena terdesak oleh aparat TNI dan Polri. Pada 2018 Guspi Waker memberi perintah kepada Nau Waker untuk melakukan penembakan terhadap kendaraan LWB PT Freeport Indonesia di Mile 69, Distrik Tembagapura menggunakan senjata jenis steyr.
Kapolres Puncak Kompol I Nyoman Punia mengakui kondisi bangunan sekolah itu seluruhnya rata dengan tanah dan menyisakan puing-puing bekas kebakaran.
"Sampai sekarang kami belum bisa ke sana karena kondisi medan yang sulit dan jarak yang jauh dari Ilaga dimana untuk ke sana harus menggunakan pesawat terbang," kata Kompol Nyoman yang dihubungi dari Timika, Jumat.
Mantan Waka Polres Mimika itu mengecam keras tindakan KKB yang telah membunuh seorang guru dan membakar gedung sekolah. "Tentu perbuatan mereka sangat tidak terpuji. Masa seorang guru yang setiap hari tinggal di kampung untuk mendidik generasi muda Papua dengan teganya mereka bunuh secara tidak berperikemanusiaan. Tanpa rasa berdosa mereka juga membakar gedung sekolah," katanya.
Sementara itu Ikatan Keluarga Toraja (IKT) Kabupaten Mimika mengharapkan jenazah almarhum Oktovianus segera dievakuasi ke Timika. Tokoh masyarakat Toraja Timika Daud Bunga yang juga merupakan anggota DPRD Mimika menyesalkan pembunuhan terhadap Oktovianus yang sehari-hari bertugas sebagai guru di Kabupaten Puncak.
"Seluruh warga Toraja sangat menyesali peristiwa ini, warga kami selaku abdi negara yang berprofesi sebagai guru kok dibunuh dengan cara yang sangat kejam," ujar Daud.
Baca juga:
KKB Kembali Bunuh Guru di Distrik Beoga Papua
Evakuasi Terkendala Cuaca, Jenazah Guru Ditembak KKB Disemayamkan di Puskesmas
KKB Pimpinan Sabinus Waker Tembak Guru Hingga Tewas di Intan Jaya
Warga: Kami Menolak Keras KKB dan Mengganggu Keamanan Kampung
Polisi Sebut KKB Bakar Sekolah dan Peras Warga karena Wilayahnya Berhasil Dikuasai
Tokoh Papua Sebut OPM Sudah Punah yang Ada Hanya KKB di Pegunungan