Tragis, bocah ini kehilangan kedua tangan gara-gara tergilas mesin
Tragis, bocah ini kehilangan kedua tangan gara-gara tergilas mesin. Sungguh malang nasib Jamaludin Rahmat. Bocah enam tahun tersebut kini tidak punya dua tangannya lantaran musibah yang melanda pada Sabtu 21 Januari lalu.
Sungguh malang nasib Jamaludin Muhammad. Bocah enam tahun tersebut kini tidak punya dua tangannya lantaran musibah yang melanda pada Sabtu 21 Januari lalu.
Tangan kiri Nijam, sapaan akrab, Jamaludin lenyap ditelan mesin penggilingan tanah ketika tengah membuat bata. Adapun tangan kanannya remuk saat berusaha mengambil tangan kirinya yang tercabik.
Sabtu pagi itu mungkin bisa menjadi hari yang kelam selama hidup, Haryadi, ayah dari Nijam. Haryadi mengaku, saat itu tengah membuat bata yang memang merupakan mata pencahariannya di sekitar kediamannya di Kampung Cisante, Desa Cikarang, Kecamatan Cisewu, Kabupaten Garut. Nijam tak jarang ikut dirinya bekerja.
"Anak saya memang bisa ikut ke tempat kerja. Biasanya ada yang ngawasin yaitu istri saya. Tapi karena istri baru saja melahirkan, ya anak enggak ada yang ngawasin dan akhirnya ketika kami lengah," kata Haryadi saat ditemui di RSHS Bandung, Kamis (26/1).
Nijam kata dia, memang anak yang cukup hiperaktif. Saat dirinya lengah tak dinyana, kedua tangan putra sulungnya itu sudah masuk ke mesin penggilingan tanah.
Tak ada tangisan atau jeritan dari Nijam. Matanya melotot, mulutnya menganga. "Saat itu tangan kiri sudah terpisah, sedangkan yang kanan remuk," jelasnya.
Saat dibawa ke dokter, tindakan yang harus diambil yakni amputasi karena jaringan di tangannya sudah rusak. Perasaan menyesal dan sedih masih berkecamuk dalam pikirannya. Namun saat ini bagaimana caranya, anaknya bisa mendapatkan perawatan maksimal dari dokter yang menangani.
Dia meyakini akan ada jalan jika dia dan keluarga tidak putus asa. Dia bertekad mengarahkan anaknya agar bisa menjadi seseorang meski dengan kondisi fisik yang tidak sempurna lagi.
dr Ghuna Ariharjo Utoyo yang menangani Nijam mengatakan, untuk memulihkan luka usai operasi membutuhkan dua kali operasi yang meliputi operasi pembersihan luka, menunggu kulitnya menghitamnya. Sebelumnya Nijam sudah diambil langkah operasi sebagai tindakan awal.
"Mudah-mudahan tidak ada infeksi, keadaan anaknya cukup bagus. Memang ketika di UGD sempet shok rembes darah. Selanjutnya perlu pembersihan luka, dan tutup defek luka, kerja sama dengan bedah plastik," jelasnya seraya menyebut pihaknya sudah bekerja sama dengan dokter ortopedi, dokter anak, dan bedah vaskuler.
Dia menuturkan, jika penanganan awal bisa cepat untuk diambil tindakan medis maka peluang untuk diselamatkan besar. Namun karena kondisinya sudah melawati golden period, maka pihaknya dengan terpaksa menjalankan amputasi tangan kanannya. Ketika Nijam sampai di RSUP dr Hasan Sadikin, Nijam sudah melewati 8 jam setelah tangannya masuk pada mesin pengadon batu bata.
"Andai datang lebih cepat, naik level kemungkinan masih bisa dipertahankan yang kanan ada peluang. Namun kata bedah vaskuler sudah melewati golden period. Mereka menyarankan (amputasi) karena emang agak sulit, udah lewat dari 6 jam. Ini tidak mudah, keparahan tangan kanannya cukup berat. Ngenes saya juga melihatnya," ucapnya.
Ketua DPD I Golkar Jabar, Dedi Mulyadi kebetulan menjenguk bocah asal Garut hari ini. Dedi yang didampingi Direktur Medik dan Keperawatan RSHS Nucky Nursjamsi Hidayat, menjenguk Nijam di ruang perawatan anak. Bupati Purwakarta itu mengaku, tak tega dengan kondisi Nijam.
Pihaknya mengaku akan menginstruksikan para anggota legislatif di daerah dan provinsi untuk memperjuangkan hak masyarakat berupa fasilitas kesehatan ambulans. Sehingga kasus keterlambatan penanganan seperti Jamaludin bisa diminimalisir.
Menurutnya kasus Jamal terjadi karena jarak tempuh dari Cisewu menuju pusat pelayanan kesehatan terlalu jauh. Dia menilai perlu ada upaya potong kompas, agar pasien darurat seperti Jamal langsung dilayani oleh RSHS.
"Jamal ini awalnya dari Puskesmas terus ke Al Ihsan terus dirujuk ke RSHS. Seharusnya bisa langsung by pass ke RSHS mengingat fasilitas layanan di Jabar Selatan masih kurang, ini akan menjadi perhatian saya dan Golkar," katanya.
Di akhir obrolan tersebut Dedi memberikan sejumlah uang untuk nantinya dibelikan sepasang lengan palsu untuk Nijam. Sebab tidak ada cara lain untuk menangani kembali Nijam selain dipasang tangan palsu.
"Ini untuk ditabung. Nanti bisa untuk biaya membeli lengan palsu. Kalau kurang nanti kita bantu lagi," tutur Dedi.
Heryadi berterima kasih atas bantuan yang diberikan oleh Dedi. "Terima kasih. Nanti uangnya akan saya tabung untuk masa depan anak saya dan keperluan untuk lengan palsu nanti," ucapnya.