Usaha pijat sek-esek di Kuta Bali menjamur tanpa pengawasan
Salah seorang wanita pijat di Onasis mengaku bahwa dia memijat dengan cara menggosok gosokan payu dara di tubuh tamu.
Kawasan pariwisata di Kuta, kini tidak hanya menjadi daya tarik bagi investor untuk menanamkan modalnya di bidang jasa Akomodasi dan restoran saja. Jasa layanan pijat plus-plus yang sudah mulai terbuka secara terang-terangan juga dilirik banyak investor.
Ironisnya, usaha pijat yang nyata-nyata memberikan layanan plus-plus di dalamnya ini tanpa pernah dilakukan pengontrolan oleh pihak terkait. Sebut saja salah satunya Onasis di bilangan jalan Baypas Ngurah Rai, Tuban. Usaha pijat ini sangat vulgar dalam menawarkan sensasi kepada setiap tamu yang datang.
"Silakan Pak tinggal pilih mau yang nomor berapa," tunjuk salah seorang mami, mengarah pada sebuah ruangan yang tersekat oleh kaca dan di dalamnya terdapat puluhan wanita mulus dan seksi.
Usaha pijat ini buka dari pukul 10 pagi hingga 11 malam. Tarif yang ditawarkan bervariasi tergantung pelanggan yang datang. Untuk lokal Rp 700 ribu, asing bule Rp 1,2 juta sedangkan Afrika dan Arab Rp 1,5 hingga Rp 1,7 juta.
"Kalau untuk lokal dari Papua kita samakan harganya dengan kelas Arab," terang sumber di Onasis, Selasa (4/11).
"Tarif itu untuk 2 jam dan sudah termasuk dengan eksekusi. Di sini profesional, tidak kita anjurkan minta bayaran tips lagi. Tapi kalau tamunya memberikan, silakan tidak dipaksakan," imbuhnya.
Salah seorang wanita pijat di Onasis mengaku bahwa dia memijat dengan cara menggosok gosokan payu dara di tubuh tamu. "Ini pijat seks mas, bukan kebugaran," ucap wanita ini yang minta jangan pakai inisial atau apapun untuk dituliskan.
Di lokasi lainnya juga ada di Jalan Kediri Kuta dan simpang siur dewa ruci Underpass. Di lokasi ini, saat dipantau jauh lebih dasyat. Ada yang disebut pijat kecup, artinya selama 1 jam tubuh kita dijilatin atau diciumin. Setelah kemudian langsung eksekusi. Bahkan di bilangan simpang siur Kuta, usai eksekusi, tamu dimandikan bagai mandikan bayi.
Lurah Tuban, Ketut Murdika ditanya soal ini, berlaga tidak tahu. Namun saat diminta untuk melakukan pengecekan justru berkilah malu masuk ke usaha tersebut. "Ngapain saya ke sana, nanti dilihat masyarakat yang tidak-tidak," ucapnya.
Informasinya, sejumlah lokasi pijat sek-esek yang kini mulai menjamur di bilangan Kuta dan Denpasar, disinyalir ditunggangi sejumlah pejabat di TNI dan Polri. Seperti halnya pijat sensasi yang dilakukan oleh dua gadis sekaligus dalam kamar, di Jalan Tukad Batang Hari Panjer Denpasar.