Wapres JK: Johannes Marliem ternyata mempunyai kelompok merampok bangsa ini
JK mengatakan, Johannes ternyata memiliki kelompok buat merampok keuangan negara Indonesia. Menurutnya, Johannes menggunakan ilmunya untuk merampok bangsa Indonesia.
Wakil Presiden Jusuf Kalla angkat bicara soal kematian Johannes Marliem, orang yang disebut-sebut sebagai saksi kunci dalam kasus korupsi e-KTP. Dalam sambutannya pada acara Diaspora Global Summit, JK meminta agar para anggota Diaspora Indonesia tak mengikuti jejak Johannes.
JK mengatakan, Johannes ternyata memiliki kelompok buat merampok keuangan negara Indonesia. Menurutnya, Johannes menggunakan ilmunya untuk merampok bangsa Indonesia.
"Diaspora tidak selalu baik, namun ada juga diaspora yang tidak seharusnya. Baru saja kita dengar kematian Johannes Marliem. Dia ternyata mempunyai kelompok merampok bangsa ini, merampok keuangan negara. Itu jangan diikuti, berkelompok untuk merampok kekayaan negara dengan ilmunya," katanya di Hotel JS Luwansa, Kuningan, Jakarta, Senin (21/8).
JK menegaskan apa yang dilakukan Johannes sangat membahayakan bangsa ini. Dia berharap ilmu yang dimiliki anggota Diaspora Indonesia digunakan sebaik-baiknya buat membangun Indonesia.
"Ini bahaya. Saya ingin dengan ilmu yang Anda punya, Anda membangun bangsa ini sebaik-baiknya. Saya harapkan kita semua maju dan bersatu," katanya.
Seperti diketahui, Johannes Marliem ditemukan tewas di rumahnya, di Los Angeles, Amerika Serikat, beberapa waktu lalu. Johannes adalah saksi dalam kasus e-KTP.
Johannes merupakan penyedia alat Automatic Fingerprint Identification System (AFIS) dalam proyek KTP elektronik dan belum sempat dihadirkan untuk bersaksi di persidangan. Dia dikabarkan memiliki rekaman seluruh pertemuan dalam pembahasan proyek yang merugikan negara triliunan rupiah itu.
Baca juga:
KPK tak tahu barang bukti kasus e-KTP yang dipegang Johannes Marliem
Alasan KPK tak ajukan perlindungan terhadap Johannes Marliem
Cari data Johannes Marliem, Menlu telepon dubes tiga kali sehari
Serangan anyar Fahri ke KPK, dari soal Novel sampai Johannes
Novel sebut kematian Johannes Marliem tak pengaruhi pengusutan e-KTP
-
Kenapa Ridwan Kamil menemui Jusuf Kalla? “Beliau kan orang pintar ya dan penuh dengan pengalaman, arif, bijaksana. Sehingga saya perlu mendapatkan arahan, wejangannya dari beliau,” sambungnya.
-
Mengapa Jusuf Kalla bingung dengan penetapan Karen Agustiawan sebagai terdakwa? Saya juga bingung kenapa dia jadi terdakwa, bingung karena dia menjalankan tugasnya," kata JK.