Warga Purbalingga kini bisa cek kamar kosong rumah sakit lewat HP
Sekarang rumah sakit tak bisa lagi menolak pasien seenaknya dengan alasan kamar penuh.
Kabupaten Purbalingga Jawa Tengah melakukan terobosan dengan meluncurkan sistem informasi kamar rawat inap kosong rumah sakit di daerah tersebut, Kamis (11/8). Sistem informasi tersebut dikembangkan menggunakan HP aplikasi berbasis Android yang bisa diunduh di google playstore.
Kepala Dinas Kesehatan Purbalingga, Nonot Mulyono mengatakan aplikasi tersebut diberi nama Empty Room-Rumah Sakit atau ER-RS Kabupaten Purbalingga. Melalui layanan tersebut masyarakat bisa mengetahui berapa jumlah kamar kosong untuk rawat inap di rumah sakit yang ada di Kabupaten Purbalingga.
"Dengan hadirnya sistem layanan informasi ini, diharapkan masyarakat bisa mengetahui informasi secara detail dan tidak lagi merasa dibohongi karena mendapatkan informasi yang jelas," ujarnya.
Dia mengemukakan, rumah sakit yang sudah bergabung dalam layanan informasi tersebut meliputi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Goeteng Taroenadibrata, RS Panti Nugroho, RSIA Ummu Hani, RSU Nirmala dan RSU Harapan Ibu.
"Selain itu, tercatat dua rumah sakit yang berada di luar wilayah Purbalingga, sudah terintegrasi dengan layanan tersebut, yakni Rumah Sakit Umum Daerah Margono Soekarjo Purwokerto dan RSU Emmanuel Banjarnegara," ujarnya.
Menteri Kesehatan, Nila Djuwita F Moeloek mengapresiasi langkah yang dilakukan Dinas Kesehatan Purbalingga dalam menerapkan layanan informasi tersebut. Ia mengemukakan, dalam skala nasional, program tersebut sudah dimulai dengan nama sistem penanggulangan gawat darurat terpadu (SPGDT).
"Untuk mengetahui infonya masyarakat bisa menghubungi 119. SPGDT ini tidak hanya untuk kecelakaan saja, tetapi juga bisa untuk ibu hamil untuk mencari tahu mana kamar yang kosong dan bisa diketahui melalui sistem informasi ini," ujarnya.
Dia melanjutkan, sistem tersebut kali pertama diketahuinya di Tulungagung. Semua layanan informasi tersebut, dibuat dalam model terintegrasi dengan beberapa instansi yang terkait.
"Jadi dibuat terintegrasi, kalau ada kecelakaan, polisi juga mengetahuinya. Kalau ada kebakaran juga, pemadam kebakaran langsung mengetahuinya," ucapnya.
Diakuinya, hingga saat ini baru ada 27 kabupaten di seluruh Indonesia yang terintegrasi dalam layanan tersebut. "Saat ini Purbalingga sudah ikut masuk di dalamnya. Kita targetkan ke depan sampai 100 persen (daerah) ikut," jelasnya.