Warga resah, mantan anggota polisi yang juga pasien RS Jiwa kabur
Pasien merupakan pelaku pembunuhan keponakan dan adik ipar.
Mantan anggota Polres Bangli, Nyoman Suarsa dikabarkan kabur dari Rumah Sakit Jiwa Bangli. Kabar ini membuat warga desa Apuan Bangli di Bali berjaga semalaman, lantaran takut penyakit pria berpangkat Brigadir ini kambuh dan mengamuk.
Kecemasan warga sangat beralasan, mengingat sebelum dirawat inap di RSJ Bangli, dia melakukan tindakan pembunuhan terhadap keponakannya dan adik iparnya yang saat itu terlelap tidur. Dia membunuh dengan cara menggorok leher keponakannya yang berumur 9 tahun dan Istri adiknya.
"Kita terus berjaga jaga keliling desa sejak mendengar kabar dia berhasil lolos dari RSJ. Kita semua resah, karena orangnya suka ngamuk," tutur Perbekel atau kepala Desa Apuan I Made Cerita, Rabu (6/1) Bangli.
Kabar kaburnya Brigadir Nyoman Suarsa (34) asal Banjar Apuan Kaja, Desa Apuan, Susut, Bangli, ini diketahui Senin 4 Januari, lalu sekitar pukul 10.00 Wita. Begitu diketahui tidak ada di ruang tempatnya, Kabid Pelayanan Medik RSJP Bali dr. Dewa Gede Basudewa, langsung melaporkan ke Polres Bangli.
Papar Basudewa bersangkutan diketahui kabur saat akan kegiatan rehabilitas yang diisi dengan kegiatan bersih-bersih. Disebutkan kegiatan rehablitasi tersebut diikuti sekitar 100 orang pasien dengan melibatkan 4 orang pengawas. Lanjutnya, pihaknya tidak tahu persis lewat mana pasien itu lari. Namun yang jelas, saat akan dikembalikan ke ruangan perawatan, setelah dihitung jumlah pasien kurang satu.
"Upaya pencarian langsung kita lakukan, beberpa petugas melakukan pencarian di sekitar areal rumah sakit dan di seputaran kota Bangli, namun bersangkutan belum berhasil kita temukan. Dan langkah selanjutnya kami melaporkan kaburnya bersangkutan ke Polres Bangli," sebut Basudewa.
Seharusnya pasien I Nyoman Suarsa sudah bisa pulang ke rumah, sebab sesuai diagnosis yang bersangkutan telah sembuh, namun demikian yang bersangkutan harus tetap menjalani perawatan (rawat jalan).
Sementara itu, perbekel Desa Apuan Made Cerita, menyatakan belum siap menerima kepulangan yang bersangkutan. Alasannya karena di rumah bakal dilakukan upacara pengabenan korban pembunuhan, selain itu pasien merupakan anak yatim piatu, jadi tidak ada yang merawat di rumah. Alasan lainnya keluarga dan warga Apuan masih trauma dengan kasus pembunuhan yang dilakukan yang bersangkutan 12 Juni 2015 lalu.
"Atas dasar itu kami belum bisa memulangkan yang bersangkutan," katanya.
Kapolres Bangli AKBP Danang Benny dikonfimasi via telpon membenarkan laporan tentang kaburnya mantan anggotanya yang sedang dalam proses perawatan di RSJ Bangli. Dia juga meyakinkan telah menurunkan anggota untuk mencari keberadaan mantan anggotanya ini, termasuk juga menempatkan anggota di desa asal mantan anggotanya ini.
"Begitu terima laporan itu, anggota kami langsung bergerak. Sabar ya dik, laporan sudah masuk. Maaf, ini saya masih rapat di Polda," tutupnya.