Wariskan semangat para pahlawan, Risma gelar sekolah kebangsaan
"Acara ini perlu diadakan agar anak-anak tahu, kemerdekaan yang kita raih, bukan karena diberi. Tetapi karena perjuangan para pahlawan. Semua warga Surabaya kala itu ikut bertempur dan ribuan orang gugur," kata Risma.
Pemkot Surabaya, Jawa Timur akan menggelar sekolah kebangsaan selama satu bulan dalam rangka memperingati Hari Pahlawan 10 November nanti. Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini berharap sekolah kebangsaan ini dapat menumbuhkan semangat para pejuang dapat tertular oleh generasi-generasi muda di Kota Pahlawan.
Menurut Risma atau biasa disapa, bagi warga Surabaya, bulan November identik dengan Hari Pahlawan. Sebab, pada 10 November 1945 silam, Arek-arek Suroboyo dengan semangat pantang menyerah berani melawan penjajah yang ingin menguasai kembali Indonesia.
"Acara ini perlu diadakan agar anak-anak tahu, kemerdekaan yang kita raih, bukan karena diberi. Tetapi karena perjuangan para pahlawan. Semua warga Surabaya kala itu ikut bertempur dan ribuan orang gugur," kata Risma, Selasa (1/11).
Risma menambahkan, kisah heroisme di Kota Pahlawan ini dapat tetap menjadi warisan bangsa dari generasi ke generasi. Pemkot Surabaya berupaya mentransfer semangat nasionalisme itu kepada generasi muda di era kekinian yaitu salah satunya dengan menggelar sekolah kebangsaan.
Untuk tahun ini, sekolah kebangsaan diawali di SMA Katolik St Louis Surabaya pada hari ini, Selasa (1/10). Sekolah kebangsaan yang dikemas layaknya aktifitas belajar mengajar ini, dihadiri ratusan pelajar se-Kota Surabaya, mulai dari pelajar SD hingga SMA.
Di sekolah kebangsaan ini, Risma bersama beberapa veteran pejuang, tampil sebagai guru yang berkisah tentang semangat kepahlawanan. Sekolah kebangsaan tidak hanya digelar secara pasif, tapi interaktif.
Para pelajar bisa berinteraksi langsung dengan wali kota dan juga para veteran dengan mengajukan pertanyaan. Menurut Risma, para generasi masa kini, bisa bersekolah dan beraktivitas seperti sekarang ini, karena perjuangan para pahlawan merebut kemerdekaan Indonesia.
"Kalian lihat negara lain yang dilanda perang. Jangankan sekolah, untuk makan saja sulit," katanya memberi contoh.
Selama sekitar satu jam, wali kota perempuan pertama di Kota Pahlawan ini menyampaikan banyak hal kepada para pelajar. Seperti tentang semangat kepahlawanan yang harus diwarisi, tentang pentingnya keberanian bersaing dengan pelajar di seluruh dunia.
Kemudian tentang pentingnya menjadi pemenang di kota sendiri dan tidak bergantung pada orang lain. Juga tentang perlunya tidak menjadi 'budak' kemajuan teknologi.
"Kalian perlu ingat, situasinya sekarang memang berbeda dengan dulu. Tetapi semangatnya sama. Semangat untuk jadi pemenang di kota sendiri," tegas wali kota yang baru saja menerima penghargaan dari The Institute for Housing and Urban Development Studies (IHS) sebagai profesional urban terbaik Tahun 2016 ini.
Sementara para pelajar yang mengikuti sekolah kebangsaan ini, antusias bertanya. Mereka saling berebut dengan mengacungkan tangan, tanda ingin bertanya.
"Bu Wali, di warung kampung dekat sekolah saya, ada anak-anak yang masih kecil sudah merokok, apa yang harus saya lakukan," tanya Rafika, siswi SMPN 34 Surabaya.
Ada pula yang bertanya tentang apa yang harus dilakukan pelajar dalam memperingati Hari Pahlawan. Kemudian ada juga yang bertanya bagaimana caranya agar bisa menjadi pemenang di kota sendiri.
Ada juga yang curhat, bagaimana caranya agar tidak terpengaruh oleh ajakan teman yang melakukan aktivitas tidak selaras dengan semangat pelajar.
"Pahlawan dulu memegang teguh prinsip, kalian juga harus begitu. Meskipun ada yang mengajak kalian merokok, pakai narkoba atau kebut-kebutan di jalan raya, jangan mau ikut-ikutan, jangan terpengaruh," jawab Risma.
Sekolah kebangsaan akan digelar selama November di beberapa lokasi. Dan lokasi yang dipilih, merupakan tempat-tempat yang sarat akan nilai sejarah, karena dulunya menjadi saksi perjuangan para pahlawan.
Tempat-tempat itu antara lain Taman Jayengrono, di Sekolah Santa Maria, Sekolah Don Bosco, Kantor PCNU di Jalan Bubutan, serta, Rumah HOS Tjokroaminoto.
"Rabu besok, sekolah kebangsaan diadakan di Taman Jayengrono, lalu Kamis di Santa Maria dan Jumat di Sekolah Don Bosco. Kemudian Senin di kantor PCNU Bubutan dan Selasa di rumah HOS Tjokroaminoto," kata Kabag Humas Pemkot Surabaya, M Fikser.