5 Faktor PDIP yakin Jokowi 'sikat' Prabowo di Pilpres 2014
Jubir Jokowi-JK, Hasto Kristiyanto punya analisis sendiri terkait penyebab melempemnya Prabowo.
Timses Joko Widodo (Jokowi) - Jusuf Kalla (JK) semakin yakin akan meraih kemenangan di Pilpres 9 Juli nanti. Apalagi, di sejumlah hasil survei, pasangan Jokowi - JK selalu mendominasi mengalahkan pesaingnya Prabowo Subianto - Hatta Rajasa.
Jubir Jokowi-JK, Hasto Kristiyanto punya analisis sendiri terkait penyebab melempemnya Prabowo . Pertama, pencalonan Prabowo-Hatta tidak sepenuhnya didukung parpol koalisi, bahkan elite Gerindra ada yang membelot mendukung Jokowi - JK.
"Pertama, dukungan ketua DPP Gerindra Muhammad Harris ke Jokowi. Secara personal Harris dekat dengan Prabowo , namun untuk presiden, Jokowi-lah figur terbaik kata Harris. Dukungan Harris ini menjadi momentum rontoknya pertahanan Prabowo ," kata Hasto dalam keterangan tertulis yang diterima merdeka.com, Jumat (13/6).
Selanjutnya, blunder politik justru dilakukan oleh adik Prabowo , Hashim Djojohadikusumo yang bilang Jokowi utang Rp 52 miliar. Ternyata hal itu dibantah oleh kadernya sendiri Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), yang menurut Hasto, membuat para investor ragu mendukung Prabowo dengan peran yang terlalu dominan oleh Hashim.
"Ketiga, performa Prabowo yang memburuk pada saat debat. Secara psikologis Prabowo telah kalah dengan Jokowi dan akan sulit untuk mengangkat kembali persepsi sosok tegas menjadi sirna seketika," tutur dia.
Faktor keempat, lanjut Hasto, serangan kampanye hitam yang dilakukan oleh Edgar Jonathan, kader ormas sayap Gerindra, kepada Jokowi yang membuat mantan wali Kota Solo itu semakin di atas angin. Dia juga merasa yakin, tabloid Obor Rakyat yang menyudutkan Jokowi juga perbuatan orang yang sama.
"Bukti ini semakin kuat terhadap tuduhan bahwa tabloid Obor Rakyat yang menghebohkan dan memfitnah Jokowi secara keji diduga didalangi oleh mereka yang tidak ingin adanya pemimpin merakyat seperti Jokowi. Dari sinilah rakyat bersimpati bahwa Jokowi menjadi korban serangan hitam," kata dia.
Terakhir, lanjut Wasekjen PDIP ini, koalisi yang dibangun Jokowi - JK didukung penuh oleh rakyat. Sementara koalisi Prabowo-Hatta, hanya didukung oleh kalangan elite saja.
"Kelima, koalisi elite versus koalisi rakyat. Jokowi - JK didukung oleh ribuan relawan, sebaliknya Prabowo harus menggunakan cara-cara bagi kursi menteri, menteri utama, dan posisi yang lebih tinggi dari menteri, hanya untuk mendapatkan dukungan. Dukungan seperti ini mudah ditinggalkan pendukungnya ketika jagonya tidak moncer lagi," pungkas dia.