5 Isyarat Ical sulit dapat teman koalisi
Elektabilitas Ical sebagai capres masih kalah dengan dua kandidat capres lai yakni Jokowi (PDIP) dan Prabowo (Gerindra).
Partai Golkar diprediksi akan kesulitan mencari partai koalisi. Sebab, elektabilitas Aburizal Bakrie alias Ical sebagai capres masih kalah dengan dua kandidat capres lai yakni, Jokowi (PDIP) dan Prabowo Subianto (Gerindra). Namun demikian dengan bermodal 14 persen perolehan suara sementara, Ical tetap optimis maju bertarung di Pilpres 9 juli 2014 mendatang.
Untuk maju menjadi calon presiden, Ical butuh membentuk koalisi dengan partai lain agar bisa menembus angka 25 persen suara sebagai ambang batas pencalonan presiden (presidential threshold). Namun demikian, hingga kini dukungan dari partai politik untuk mengusung mantan Menko Perekonomian ini masih abu-abu. Belum ada satu pun partai politik yang menandatangani kontrak koalisi dengan partai berlambang pohon beringin tersebut.
Wasekjen Partai Golkar Nurul Arifin mengatakan, koalisi akan dilakukan setelah ada hasil rekapitulasi resmi pemilu legislatif oleh KPU. Namun, sejak kini sudah dilakukan komunikasi politik.
"Setelah rekap baru tentukan koalisi. Kita terus lakukan komunikasi politik. Umumnya partai lain kan belum tentukan sikap. Ini bukan karena kami angkuh. Karena belum saatnya deal dan final. Apalagi pendaftaran 18-20 (Mei). Siapa tahu tanggal itu kami tentukan cawapres," pungkasnya.
Berikut 5 isyarat Ical sulit dapat teman koalisi:
-
Siapa yang diusung oleh Partai Golkar sebagai Cawapres? Partai Golkar resmi mengusung Gibran Rakabuming sebagai Cawapres Prabowo Subianto di Pilpres 2024.
-
Kapan Partai Golkar didirikan? Partai Golkar bermula dengan berdirinya Sekber Golkar di masa-masa akhir pemerintahan Presiden Soekarno. Tepatnya tahun 1964 oleh Angkatan Darat digunakan untuk menandingi pengaruh Partai Komunis Indonesia dalam kehidupan politik.
-
Kenapa Partai Golkar didirikan? Partai Golkar bermula dengan berdirinya Sekber Golkar di masa-masa akhir pemerintahan Presiden Soekarno. Tepatnya tahun 1964 oleh Angkatan Darat digunakan untuk menandingi pengaruh Partai Komunis Indonesia dalam kehidupan politik.
-
Apa yang diminta oleh Partai Golkar kepada Bahlil? Partai Golkar meminta Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia tidak mengklaim sebagai kader partai yang dipimpin Ketua Umum Airlangga Hartarto.
-
Apa yang dikatakan Syamsul Hidayat tentang status Bahlil Lahadalia di Golkar? "Bahlil bukan lagi kader Golkar. Dan dia juga sudah mengakui tidak lagi menjadi bagian dari Partai Golkar sejak 10 tahun lalu," tutur Syamsul dalam keterangan, Senin (24/7).
-
Kapan Partai Golkar memutuskan mengusung Gibran? Keputusan diambil dalam Rapimnas Golkar pada Sabtu (21/10).
Ical sebut koalisi kayak cari bini, harus PDKT dulu
Ical mengaku tidak ingin terburu-buru dalam menentukan cawapresnya. Dia ingin lebih mengenal satu sama lain terlebih dahulu sebelum mengambil keputusan mengenai cawapres yang dipilihnya.
"Semua pengen berkoalisi, keputusan resmi belum ada. Cari 'istri' jangan buru-buru, pacaran dulu, pedekate dulu. Terkait 'istri' cocok ide kita lihat dulu. Dalam politik segala macam ada, yang diberikan wewenang dari rapimnas. Belum berpikir status cawapres," tandasnya.
Ical menegaskan tidak akan membeda-bedakan dalam menentukan cawapresnya entah berasal dari Jawa atau berlatar belakang TNI.
"Di luar Jawa tidak masalah. Dulu kan kita mempunyai beragam suka satu nusa, satu bangsa dan satu bahasa. Kita mau menghilangkan itu dengan keluhuran budi yang ada, jadi tidak ada perbedaan," tandasnya.
Sesepuh Golkar yakin Ical pasti gagal
Pendiri sayap Partai Golkar Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (Soksi), Suhardiman, yakin jika Ical tetap ngotot untuk nyapres maka tidak akan sukses. Menurut dia, pencapresan Ical hanya akan menambah deretan panjang sejarah kegagalan Partai Golkar dalam kontestasi Pemilu Presiden (Pilpres).
"Pencapresan Ical tak mungkin berhasil. Pada dasarnya sejarah Golkar akan terulang kembali bila ngusung tokoh di luar non-Jawa pasti tidak akan berhasil. Karena mayoritas masyarakat Indonesia itu Jawa. Dia kan bukan orang Jawa," jelas Suhardiman dalam keterangan tertulis, Selasa (29/4).
Dia menyarankan agar Ical menjadi 'king maker' saja dibandingkan ngotot maju sebagai Capres. Hal itu justru lebih menguntungkan bagi partai berlambang pohon beringin itu. "Kalau boleh menyarankan Ical jangan jadi King, tapi lebih baik menjadi 'King Maker'," ujarnya.
Bahkan, dia berani bertaruh bila tetap ngotot maju, Ical akan tumbang dalam pilpres nanti. "Saya yakin dan berani bertaruh berapapun, jutaan atau miliaran, Ical pasti gagal," tegas dia lagi.
Golkar ngotot usung Ical, PDIP mengaku sulit koalisi
PDI Perjuangan mengisyaratkan koalisi dengan Partai Golkar sulit terwujud. Salah satu penyebabnya, Golkar tetap bersikeras mengusung Aburizal Bakrie alias Ical sebagai calon presiden.
"Dia kan punya capres, ya nggak apa-apa toh," kata Sekjen PDIP Tjahjo Kumolo di rumah Mega, Jl Teuku Umar, Jakarta Pusat, Sabtu (26/4).
PDIP mengaku tak terlalu mementingkan kuantitas dalam koalisi. Mereka lebih senang mengusung koalisi kecil tapi efektif.
"Kan kesepakatan kita, lebih baik kita kerjasamanya kecil. Kita pengalaman 10 tahun ini mencermati perkembangan dinamika setgab yang besar tapi tidak efektif setiap pengambilan keputusan pemerintahan atau DPR," kata Tjahjo.
Golkar sulit koalisi dengan Demokrat
Politisi Partai Golkar Hajriyanto Y Thohari menyatakan wacana koalisi yang dilakukan partainya dengan Partai Demokrat sulit dilakukan. Hal itu dikarenakan, hingga kini Partai Demokrat masih sibuk dengan Konvensi Capres, sehingga belum dapat menentukan siapa Capres dan Cawapres yang akan diusungnya pada 9 Juli 2014 mendatang.
"Koalisi dengan Partai Demokrat agak sulit berkomunikasi. Kita buntu saat mereka hendak bicara dari nol, artinya belum menentukan capres atau cawapres. Sedangkan kita mau memulai pembicaraan dari capres. Titik temu itulah yang hingga saat ini belum ada. Sulit ditemukan di antara Partai Golkar dan Partai Demokrat," ujar Hajriyanto di Jakarta belum lama ini.
Lebih jauh Hajriyanto mengatakan, ada kabar yang menyebutkan jika Demokrat akan membuat poros baru dalam pemilu presiden 9 Juli mendatang. Dari situ terlihat, kata dia, hasil konvensi Partai Demokrat terlihat dibentuk bukan untuk menjadi cawapres melainkan capres.
"Apalagi mereka kabarnya terakhir yang saya dengar kan mau membuat poros baru, itu yang membuat belum mungkin (koalisi). Kebuntuan-kebuntuan itulah yang sedang ingin kita temukan jalan keluarnya," tandasnya.
Agung tegaskan tak mudah cari partai mau berkoalisi dengan Ical
Wakil Ketua Umum Partai Golkar Agung Laksono menegaskan Aburizal Bakrie (Ical) tetap maju sebagai calon presiden. Penegasan itu disampaikannya pasca kedatangan Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto ke kediaman Ical di kawasan Menteng, Jakarta Pusat.
"Tidak (ada pembicaraan cawapres). Karena setelah keluar dari situ, masing-masing tetap pada posisinya. Pak Prabowo tetap capres, Pak Ical tetap capres," ujar Agung saat menghadiri Musrenbangnas 2014 di Kompleks Bidakara, Jakarta, Rabu (30/4).
Agung mengatakan, pertemuan itu juga sebagai salah satu cara untuk membangun rivalitas yang sehat, apalagi keduanya merupakan calon presiden dari partai yang berbeda.
"Ini juga sebuah cara juga untuk membangun rivalitas yang sehat, karena sudah berkomunikasi, rivalitasnya itu bisa positif," kata pria yang juga menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat ini.
Meski demikian, Agung mengakui tidak menutup kemungkinan Ical akan mundur dari pencapresannya setelah tanggal 3 Mei mendatang jika tidak mendapat partner dalam bursa pilpres mendatang. "Mungkin jadi mundur, beri peluanglah bagi Pak Ical mencari mitranya, dan koalisi, karena itu tidak mudah," ujarnya.