Agung dan Ical kembali beda haluan, kali ini soal Ahok!
Dulu berkonflik soal kepengurusan, kini tak sependapat di Pilgub DKI.
Dukungan Partai Golkar untuk Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) ternyata belum bulat. Alih-alih terlihat satu suara, partai beringin itu malah terkesan plintat-plintut dalam mendukung calon petahana Gubernur DKI tersebut.
Setidaknya ini ditunjukkan oleh sikap dua pentolan Golkar, yakni Ketua Dewan Pembina Aburizal Bakrie dan Ketua Dewan Pakar Agung Laksono, yang pernah berkonflik terkait kepengurusan partai beberapa waktu yang lalu.
Ical, sapaan akrab Aburizal, adalah salah satu yang mempertanyakan wacana dukungan Golkar untuk Ahok yang sudah memutuskan menempuh jalur independen.
"Ahok kan independen," kata Ical saat berkunjung ke kediaman ketua Dewan Kehormatan Golkar, Bacharuddin Jusuf Habibie di Jalan Patra Kuningan XIII, Jakarta Selatan, Selasa (14/6).
Ditanya apakah dengan demikian Golkar takkan mendukung Ahok, mantan Ketum Golkar ini cuma bilang, "Ya itu tergantung."
Ical bahkan menjelaskan, dukungan yang dideklarasikan untuk Ahok merupakan suara dari DPD Golkar DKI Jakarta saja. Menurutnya, hal ini tidak dapat diartikan seluruh partai berlambang beringin ini mendukung Ahok.
"Tunggu suratnya (dari DPD Golkar DKI), dirapatkan DPP bersama Dewan Pembina," kata Ical di kediaman Ketua MPR Zulkifli Hasan, Jakarta Selatan, Rabu (15/6).
Sebaliknya, Agung menilai dukungan Golkar untuk Ahok adalah hal yang realistis dengan berkaca pada sepak terjang dan terobosannya selama memimpin Ibu kota.
"Mayoritas Golkar DKI dan teman-teman lebih realistis melihat pada salah satu kandidat yang sudah membuktikan selama ini prestasi dan karyanya. Yaitu saudara Ahok," kata Agung saat menggelar buka puasa bersama di kediamannya, Jalan Cipinang Cempedak II, Jakarta Timur, Minggu (12/6).
Dalam memberikan dukungan, lanjutnya, Partai Golkar tidak melihat latar belakang Ahok atau sikap politiknya maju secara independen dalam gelaran demokrasi lima tahunan Jakarta itu. Agung menyebut dukungan partainya adalah murni karena figur Ahok yang dinilai baik dan punya elektabilitas tinggi.
Agung, menyadari bahwa saat ini belum ada kader partai Golkar yang mampu menandingi figur, popularitas dan elektabilitas Ahok untuk memimpin ibu kota. Sehingga, menurutnya, dalam mencari sosok pemimpin Jakarta, partai Golkar tidak terpaku pada kader internal.
"Kami belum melihat apakah ada dari partai Golkar figur yang punya karakter. Kalau memang ada bisa saja. Tapi saya sendiri belum melihat sampai sekarang," kata Agung.
Baca juga:
Fraksi Golkar kembali rotasi anggotanya, Misbakhun ke Komisi XI
Wasekjen: Siapa bilang Golkar dukung Ahok?
Ical sebut dukungan Golkar untuk Ahok belum final
Golkar dukung keputusan Jokowi pilih Komjen Tito jadi calon kapolri
Golkar sebut Jakarta makin macet karena kebijakan Pemprov DKI
-
Kapan Partai Golkar didirikan? Partai Golkar bermula dengan berdirinya Sekber Golkar di masa-masa akhir pemerintahan Presiden Soekarno. Tepatnya tahun 1964 oleh Angkatan Darat digunakan untuk menandingi pengaruh Partai Komunis Indonesia dalam kehidupan politik.
-
Kapan Prabowo tiba di Kantor DPP Partai Golkar? Prabowo tiba sekitar pukul 17.00 WIB dengan mengenakan pakaian berwarna hitam dan celana berwarna hitam.
-
Kenapa Partai Golkar didirikan? Partai Golkar bermula dengan berdirinya Sekber Golkar di masa-masa akhir pemerintahan Presiden Soekarno. Tepatnya tahun 1964 oleh Angkatan Darat digunakan untuk menandingi pengaruh Partai Komunis Indonesia dalam kehidupan politik.
-
Bagaimana Golkar memandang peluang Anies maju di Pilkada DKI? "Jadi, karena itu bagi kami prinsipnya siapapun ya punya hak untuk menjadi calon kepala daerah, tapi tentu dukungan partai politik ini menjadi sangat penting karena itu menjadi prasyarat yang harus dipastikan bahwa seseorang bisa mencalonkan diri karena ada dukungan dari partai politik," imbuh Ace.
-
Siapa yang menyambut kedatangan Prabowo di Kantor DPP Partai Golkar? Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto hingga Sekjen Partai Golkar Lodewijk Freidrich Paulus menyambut langsung kedatangan Prabowo.
-
Kapan Pilkada DKI 2017 dilaksanakan? Pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2017 (disingkat Pilgub DKI 2017) dilaksanakan pada dua tahap, yaitu tahap pertama di tanggal 15 Februari 2017 dan tahap kedua tanggal 19 April 2017 dengan tujuan untuk menentukan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2017–2022.