Amir Syamsuddin: SBY Tak Ingin Rakyat Terbelah, Prabowo Sudah Netralisir
Amir mengatakan, surat dari SBY itu dikirim dari Singapura beberapa saat sebelum kampanye akbar digelar. Amir menjelaskan, SBY melihat nuansa keterbelahan bangsa Indonesia semakin tajam di Pilpres 2019.
Ketua Dewan Kehormatan Partai Demokrat, Amir Syamsuddin menegaskan, surat dari sang ketua umum SBY hanya sebagai pengingat kepada koalisi Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno saat menggelar kampanye akbar di Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Minggu (7/4) pagi tadi.
Amir mengatakan, surat dari SBY itu dikirim dari Singapura beberapa saat sebelum kampanye akbar digelar. Amir menjelaskan, SBY melihat nuansa keterbelahan bangsa Indonesia semakin tajam di Pilpres 2019.
-
Dimana Prabowo Subianto kalah dalam Pilpres 2019? Namun sayang, Ia kalah dari pasangan Jokowi-Ma'aruf Amin.
-
Siapa yang menjadi Presiden dan Wakil Presiden di Pilpres 2019? Berdasarkan rekapitulasi KPU, hasil Pilpres 2019 menunjukkan bahwa pasangan calon 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin, meraih 85.607.362 suara atau 55,50%, sementara pasangan calon 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, meraih 68.650.239 suara atau 44,50%.
-
Bagaimana tanggapan Prabowo atas Jokowi yang memenangkan Pilpres 2014 dan 2019? Prabowo memuji Jokowi sebagai orang yang dua kali mengalahkan dirinya di Pilpres 2014 dan 2019. Ia mengaku tidak masalah karena menghormati siapapun yang menerima mandat rakyat.
-
Bagaimana hubungan Budi Djiwandono dengan Prabowo Subianto? Budi adalah anak dari Joseph Sudrajad Djiwandono dan Biantiningsih Miderawati Djojohadikusumo. Sang ibu merupakan kakak dari Prabowo Subianto.
-
Kapan pelantikan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai Presiden dan Wakil Presiden? Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka akan dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI periode 2024-2029 pada 20 Oktober mendatang.
-
Apa yang diusung Prabowo Subianto dalam acara tersebut? Ketua Umum Pilar 08, Kanisius Karyadi, mengatakan bahwa kegiatan yang diikuti oleh 70 ribu lebih peserta ini merupakan bentuk dukungan terhadap Prabowo Subianto dalam menjaga dan merawat Persatuan Indonesia, sejalan dengan Sila ke-3 Pancasila.
"Nuansa keterbelahan publik sudah demikian tajam beberapa jam sebelum kampanye akbar. Oleh karena itu, beliau dengan pengalaman mengelola negara mengingatkan manakala ada indikasi potensi keterbelahan bangsa disebabkan oleh politik identitas dan eksklusif, itu wajib kita bersama memikirkan untuk mencegah hal itu terjadi," jelas Amir saat berbincang dengan merdeka.com, Minggu (7/4).
Amir menjelaskan, Demokrat melalui Wakil Ketua Umumnya, Syarief Hasan kemudian menyampaikan pengingat SBY tersebut kepada Prabowo dan Sandiaga. Dia pun merasa, Prabowo-Sandiaga telah melaksanakan apa yang diinginkan oleh SBY dalam kampanye akbar pagi tadi.
"Kita sama-sama rasakan tadi pagi dalam orasi 02, kita merasakan bahwa nuansa keterbelahan itu dapat dinetralisir, itu terlihat dengan hadirnya, terwakilinya masyarakat, saudara kita dari golongan minoritas," jelas Amir lagi.
Dia merasa, kampanye akbar sudah berjalan dengan baik. Dia mengakui kontestasi politik tahun ini sangat keras, tapi tapi semangat persatuan dan kesatuan tetap terjaga. Lanjutnya, keterbelahan bangsa semakin kita kecilkan.
"Tidak ada lagi alasan-alasan yang kemudian bisa mencirikan kampanye akbar itu sebagai kampanye yang ekslusif," tambah Amir.
Terkait dengan kampanye akbar yang di awali dengan Salat Subuh berjemaah, Amir melihat hal itu wajar. Sebab, kampanye dimulai pada Pukul 07.00 WIB sehingga masyarakat datang sebelum subuh untuk mengisi luasnya GBK.
"Karena untuk mengisi GBK memerlukan waktu, kampanye dengan banyak orang berada di lokasi saat kewajiban salat Subuh bukan bagian kampanye, tapi kewajiban umat Islam untuk melakukan. Jadi enggak usah dicampuradukan kewajiban ibadah, dengan kampanye ya. Kampanye dimulai jam 7 sampai jam 9 bubar karena diberikan waktu sampai jam 10, masuk mulai sebelum subuh, itu karena lokasi GBK besar tentu mengisi setiap kursi sudut terisi dengan baik tentu memerlukan waktu," kata Sekretaris Majelis Tinggi Demokrat tersebut.
Sekali lagi, Amir menegaskan, surat SBY tersebut hanya sebagai pengingat agar kampanye akbar Prabowo-Sandiaga tak meruncing terbelahnya rakyat Indonesia hanya karena Pilpres 2019. Sebab, nuansa itu sudah terasa beberapa hari sebelum Prabowo-Sandi menggelar kampanye akbar.
"Saya kira sangat baiklah dengan pengalaman seorang SBY melihat bahwa tidak ada keadaan potensi keterbelahan seperti yang kita rasakan saya ini dua kali beliau jadi presiden semua berjalan baik-baik saja, potensi keterbelahan relatif tidak ada yang kita khawatirkan, keterbelahan muncul karena adanya ciri-ciri dari kampanye yang eksklusif dan membuka terbuka dan menganga keterbelahan itu," tutup Amir.
Baca juga:
Prabowo Bocorkan Elite yang Curi Duit Rakyat: Suka Bagi-Bagi Amplop
Pendukung Jokowi Gelar Konser Musisi Bersatu, Elek Yo Band Bakal Manggung
Lihat Massa Pro Prabowo di GBK, Ma'ruf Amin Biasa Saja
Prabowo Sebut Negara Sakit Lantaran Dikuasai Asing, Ini Tanggapan Ma'ruf
Ma'ruf Tanggapi Kritik Prabowo: Kartu Prakerja Supaya Mudah Dapat Pekerjaan
KPU Bekasi Kekurangan 22.061 Surat Suara