Angkat nama besar Soeharto, Prabowo ingin rangkul Cendana
Apa yang dilakukan Prabowo ini mengejutkan kelompok reformis.
Kekuasaan dan kepemimpinan almarhum Soeharto saat menjadi presiden masih terekam jelas di benak Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Prabowo Subianto. Secara terang-terangan, Prabowo memastikan presiden kedua Indonesia itu akan menang di Pemilu 2014 jika masih hidup.
-
Kapan Titiek Soeharto menjenguk Prabowo Subianto? Dalam keterangan unggahan beberapa potret yang dibagikan, terungkap jika momen tersebut berlangsung pada Senin (1/7) kemarin.
-
Apa yang dilakukan Titiek Soeharto saat menjenguk Prabowo Subianto? Saat berkunjung, ada tatapan mata Titiek yang menatap syahdu.
-
Kapan Prabowo dan Titiek Soeharto memutuskan untuk bercerai? Namun sayang, keduanya memutuskan bercerai pada tahun 1998.
-
Bagaimana hubungan Budi Djiwandono dengan Prabowo Subianto? Budi adalah anak dari Joseph Sudrajad Djiwandono dan Biantiningsih Miderawati Djojohadikusumo. Sang ibu merupakan kakak dari Prabowo Subianto.
-
Apa yang terjadi saat Pramono Anung dan Puan Maharani bertemu dengan Prabowo Subianto? Ketua DPR RI sekaligus Ketua DPP PDIP Puan Maharani, terekam dalam kamera saat dirinya menarik bakal calon gubernur Jakarta Pramono Anung ke hadapan presiden terpilih Prabowo Subianto.
-
Bagaimana hubungan Prabowo dan Titiek Soeharto setelah bercerai? Namun meski sudah bercerai, hubungan keduanya masih baik.
Bagi Direktur Eksekutif Lingkar Madani Indonesia (LIMA), Ray Rangkuti, pernyataan Prabowo itu mengundang kontroversi baru di era reformasi. Dia menduga, mantan Danjen Kopassus itu berupaya menarik keluarga Cendana kembali ke dunia politik.
"Pernyataan ini, Prabowo ingin tarik keluarga Pak Harto ke dia," ujar Ray saat berbincang dengan merdeka.com, Kamis (30/5).
Ray menduga, masuknya keluarga Soeharto ini akan menguntungkannya, terutama dari sisi dukungan finansial. "Itu politik pragmatis, menurut saya politik idealnya dia salah," ucapnya.
Sebagai salah satu mantan menantu Pak Harto, pernyataan itu memang tidak mengejutkan. Namun, sejak reformasi bergulir, dia merupakan salah satu tokoh yang selalu mendengungkan pentingnya reformasi.
Akan tetapi, kata-kata yang disampaikannya di hadapan ratusan rektor, guru besar dan profesor itu menyakiti kelompok reformis. Mereka sulit menerima seorang calon pemimpin yang bercita-cita kehidupan seperti zaman Soeharto .
"Apa yang dilakukan Prabowo ini mengejutkan kelompok reformis seperti saya, baik internal, maupun masyarakat secara umum. Agak sulit menerima calon presiden dengan cita-cita kehidupan di zaman Soeharto ," keluhnya.
Jika memang Prabowo ingin membawa kembali keluarga Cendana ke dunia politik, tidak menutup kemungkinan pendiri Partai Gerindra itu melakukan politik dagang sapi, yakni memasukkan lima orang baru meski ada 10 orang lain yang keluar.
"Di saat bersamaan, gerbong yang dipegang dan bekerja sama dengan dia menentang Soeharto yang baik, akan banyak orang yang keluar dari dia (berselisih dengan Prabowo )," pungkasnya.
(mdk/tyo)