Anies Baswedan Soroti Kualitas Manusia Indonesia: Kawasan Timur Telat 1 Dekade
Anies Baswedan menyatakan memiliki agenda utama dalam memajukan bangsa Indonesia
Anies menyatakan, kondisi tersebut tidak bisa diabaikan terus menerus.
Anies Baswedan Soroti Kualitas Manusia Indonesia: Kawasan Timur Telat 1 Dekade
Calon presiden (capres) Anies Baswedan menyatakan memiliki agenda utama dalam memajukan bangsa Indonesia, yakni pembenahan kualitas manusia khususnya di kawasan timur. Menurutnya, ketimpangan itu tentu sangat memprihatinkan.
- Suryani Zaini: Lulusan ATVI Mempunyai Kualitas, Keahlian dan Etika
- Anies Baswedan Ingin Bawa Indonesia Aktif di Kancah Internasional: Jangan Hanya Jadi Penonton
- Anies Sebut SDM Indonesia Tak Kalah Dengan Asing: Buktinya JIS, 100 Persen Tenaga Indonesia
- Blak-blakan Anies Baswedan Ingin Kembalikan Demokrasi & Meluruskan Kembali Arah Bangsa
Anies memaparkan lewat data Indeks Pembangunan Manusia (IPM) menurut provinsi secara rata-rata berdasarkan sumber Badan Pusat Statistik tahun 2022.
“Yang putih Jawa, Sumatera. Yang kuning Kalimantan, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, Papua, Maluku. Ini adalah Indeks Pembangunan Manusia. Di Sumatera dan Jawa angkanya 69,83 tahun 2013. 69,47 di ujung paling timur, itu tahun 2022 (baru mencapai angka itu). Artinya apa, telatnya satu dekade,”
tutur Anies di Rakernas LDII, Ponpes Minhaajurrasyidiin, Jakarta Timur, Kamis (9/11).
Anies menyatakan, kondisi tersebut tidak bisa diabaikan terus menerus. Pasalnya, ketertinggalan terus terjadi semakin jauh dan menjadi lebih sulit penanganannya.
“Kalau kita biarkan terus ini, tidak ada keseriusan, maka ketimpangan itu akan semakin meluas. Jadi ketika tadi mendengar apa yang disampaikan tentang pembangunan kualitas manusia, maka sudah saatnya kita membereskan ini secara teritorial,” jelas dia.
“Ini yang ingin menjadi agenda utama. Kalau ini kita bereskan, Insyaallah terjadi peningkatan kualitas manusia yang merata di Indonesia,” sambung Anies.
Lebih lanjut, Anies pun membahas penggunaan kalimat Sumber Daya Manusia atau SDM yang kini tidak lagi digunakan di dunia internasional.
“Dan kalau boleh usul, kita menggunakan istilah kualitas manusia daripada SDM. Kalau kita menggunakan SD kemudian M, maka kita menempatkan manusia sebagai faktor produksi, manusia sebagai sumber daya. Sementara kita semua sedunia sudah mulai berpandangan pembangunan kualitas manusia, bukan pembangunan sumber daya manusia. Sehingga konteksnya lebih luas,”
Anies menandaskan.
merdeka.com