Banyak penolakan Setnov jadi ketua DPR lagi, ini jawaban Golkar
Banyak penolakan Setnov jadi ketua DPR lagi, ini jawaban Golkar. Fraksi Hanura salah satunya menilai, kembalinya Setya Novanto ke posisi Ketua DPR akan menimbulkan kegaduhan karena masyarakat akan menganggap DPR lebih mengutamakan kekuasaan ketimbang memperbaiki kinerja.
Sejumlah Fraksi di DPR menolak dengan tegas niatan Partai Golkar yang menginginkan Setya Novanto (Setnov) kembali menjabat sebagai Ketua DPR menggantikan Ade Komaruddin. Fraksi Hanura salah satunya menilai, kembalinya Setya Novanto ke posisi Ketua DPR akan menimbulkan kegaduhan karena masyarakat akan menganggap DPR lebih mengutamakan kekuasaan ketimbang memperbaiki kinerja.
Menanggapi hal ini, Sekretaris Jenderal Partai Golkar Idrus Marham menilai, kembalinya Setya Novanto justru tak akan menimbulkan kegaduhan. Dia justru menilai, kembalinya Setya Novanto justru dapat mengedukasi masyarakat bahwa pengembalian jabatan Ketua DPR sebagai bukti bahwa Novanto sudah 'bersih' dari tersangkut skandal 'Papa Minta Saham' yang membuatnya mundur dari jabatan Ketua DPR.
"Justru dengan mengangkat ini masyarakat tahu, oh benar (Novanto) tidak salah. Ini sekaligus secara tak langsung kita jelaskan ke masyarakat pertama Pak Novanto menyatakan mundur waktu itu kenapa? Karena melihat waktu itu ada proses-proses yang perlu diluruskan," kata Idrus di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (22/11).
"Dengan demikian kita kembalikan Novanti jadi Ketua DPR dan masyarakat tahu bahwa kemarin yang dicitrakan tak benar," sambungnya.
Idrus pun hanya santai saja ketika diberitahu banyaknya Fraksi lain yang menolak Setya Novanto kembali menjabat sebagai Ketua DPR. "Masa fraksi lain ditanya tentang ini," ujarnya.
Sebelumnya, Sekretaris Fraksi Partai Hanura Dadang Rusdiana memprediksi pergeseran Ketua DPR Ade Komarudin ke tangan Setya Novanto akan ditangkap buruk oleh masyarakat. Menurutnya, masyarakat akan melihat hal ini sebagai perebutan kekuasaan ketimbang penguatan lembaga DPR.
"Rakyat akan sinis kalau kita terus menerus disibukan oleh perebutan kekuasaan," kata Dadang melalui pesan singkat, Selasa (22/11).
Dadang menyarankan, DPR konsentrasi terhadap pemaksimalan kinerja ketimbang mengurusi pergantian pimpinan. Apalagi, kata dia, kepemimpinan Ahok sudah cukup baik sehingga harus dipertahankan.
"Jadi lebih baik DPR konsentrasi pada perbaikan citra dan penguatan kinerja fungsi2 DPR, bukan diganggu oleh pergantian pimpinan. Pak Akom kan tidak ada masalah, jadi saya kira akan sangat elok kalau stabilitas ini dipertahankan," pungkasnya.
Tak cuma Hanura, NasDem juga berharap bukan Setya Novanto yang diajukan sebagai ketua DPR pengganti Ahok. Sebab, NasDem khawatir akan terjadi kegaduhan jika Novanto yang sudah mundur kemudian dijadikan pimpinan DPR lagi.